Wednesday 19 November 2014

[Buku] Manajemen Hati Madrasah Jiwa Part 4 " Mensucikan Jiwa"










BAB 4
MENSUCIKAN JIWA

A.    Membaca Al-Qur’an
Allah berfirman,
“Orang-orang yang telah kami beri Al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaaan yang sebenarnya.” (al-Baqarah:121)
Sudah dimaklumi bahwa Al-Qur’an adalah kitab Allah yang menjadi mukjizat, yang diturunkan kepada junjungan kita Muhammad saw., yang dengan membacanya dihitung ibadah. Dengan Al-Qur’an, Allah menantang pakar bahasa dan sastra untuk mendatangkan yang semisalnya sepuluh surah atau satu surah saja. Namun, mereka menyatakan ketidakmampuan mereka dan diam seribu bahasa.
a)      Menbaca Al-Qur’an Ibadah untuk Mendekatkan Diri kepada Allah
Membaca Al-Qur’an adalah ibadah. Dengan ibadah itu seorang hamba mendekatkan diri kepada Allah. Bahkan, membaca Al-Qur’an terhitung amal takarub kepada Allah yang agung, meskipun bukan yang paling agung. Membacanya di dalam shalat adalah ibadah. Dan membacanya di luar shalat juga ibadah.[48]
Rasulullah bersabda,
“Seorang hamba tidaklah mendekatkan diri kepada Allah (menyamai) seperti apa yang keluar darinya, yakni Al-Qur’an.” (HR.Tirmidzi)
Imam Nawawi rahimahullah berkata,
“Dan ketahuilah bahwa mazhab yang shahih dan dipilih yang dipegang oleh para ulama bahwa membaca Al-Qur’an lebih utama dari membaca tasbih, tahlil, dan zikir selain keduanya. Dalil-dalil mengenai hal itu telah jelas. Wallahu a’lam.”[49]
Mengerjakannya ibadah. Mempelajarinya juga ibadah. Bahkan orang yang belajar membaca Al-Qur’an, memahaminya, dan menghafalkannya adalah tergolong seorang ahli ibadah kepada Allah dan termasuk golongan manusia paling baik. Begitu juga orang yang menngajarkan Al-Qur’an kepada manusia termasuk golongan manusia paling baik. Rasulullah bersabda ,
خَيْرُ كُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْاَنَ وَ عَلَّمَهُ
Sebaik –baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.”(HR Bukhori dan Tirmidzi)
b)        Pembaca Al-Qur’an Diutamakan dari lainnya ketika Hidup di Dunia dan Setelah Mati
Bacaan Al-Qur’an, pemahaman, dan hafalannya dijadikan ukuran keutamaan oleh Rasulullah. Bahkan, beliau mengukur keutaman para syuhada dengan hafalan Al-Qur’an. Yang menghafal Al-Qur’an lebih banyak didahulukan penguburannya daripada yang lebih sedikit haafalan Al-Qur’annya.
c)         Adab Membaca Al-Qur’an
Di antara adab membaca Al-Qur’an adalah:
1)      Hendaknya tujuan dari membaca, memahami, dan menghafal Al-Qur’an adalah demi meraih ridho Allah.
2)      Hendaknya tidak mengharapkan manfaat duniawi.
3)      Hendaknyan membaca Al-Qur’an dalam keadaan suci.
4)      Tempaat untuk membaca hendaknya suci.
5)      Hendaknya membaca Al-Qur’an dengan khusyu’.
6)      Hendaknya ia menghormati Al-Qur’an dengan penuh penghormatan.
B.     Zikir Kepada Allah
Zikir kepada Allah, maknanya seorang mukmin merasakan kekuasaan dan keagungan Allah. Dialah Zat Yang Mahakuasa dan Maha menang. Ditangan –Nya kendali segala sesuatu. Jika Dia menginginkan sesuatu, hanya mengucapkan jadilah maka jadi.
Seorang mukmin ketika dalam jiwanya merasakan maqam keuluhiaan dan kerububiahan kepada Allah Tuhan seru sekalian alam, maka ia akan takut kepada Allah, takut pada hukuman-Nya, dan mengharap pahala-Nya. Ia tidak takut pada siapapun kecuali kepada Allah dan tidak mengharap apapun kecuali ridho dan pahala Allah.[50]
a)             Memperbanyak Zikir kepada Allah
Orang yang membaca kitab Allah akan tahu bahwa Allah memerintahkan untuk memperbanyak berzikir kepada-Nya. Allah berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, berikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu  pagi dan petang.” (QS.al-Ahzab:41-42)
Dalam ayat mulia ini, yang dimulai dengan panggilan pada kaum mukminin yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya serta semua rukun iman terselip di dalamnya kemestian yang diminta oleh iman yaitu selalu menghadap pada ketaatan dan ibadah. Di depan itu semua adalah memperbanyak zikir kepada Allah. Bahkan, zikir kepada Allah dalam segala waktu, di semua tempat, dengan bertasbih, bertahmid, bertakbir, bertahlil, dan berdoa. Bersyukur ketika mengingat nikmat Allah, dan kembali sepenuh jiwa kepada Allah ketika mengingat murka dan azab Allah. Seorang muslim berlindung kepada Allah dari azab-Nya. Dan berlindung dengan ridho Allah rdari murkaNya, dengan ampunan Allah dari hukumanNya, sabagaimana terdapat dalam doa,
“Ya Allah, sesunguhnya kami berlindung dengan ridho-Mu dari murka-Mu, dangan ampunan-Mu dari hukuman-Mu, dan dengan-Mu dari-Mu. Kami tidak menghitung pujian atas-Mu, Engkau sebagaimana Engkau puji atas diri-Mu.”
Secara ringkas dapat dikemukakan, bahwa manfaaat dan keutamaan zikir adalah:[51]
1.      Sebagai perintah Allah
2.      Memberikan keselamatan dunia dan akhirat
3.      Memberikan ketentraman
4.      Memberikan keberuntungan
5.      Menghilangkan kemunafikan
6.      Mengusir setan dan pengaruhnya atas qalbu
7.      Amal yang paling baik, suci dan agung
8.      Membersihkan karat-karat qalbu
9.      Menguatkan jiwa yang lemah (melindas sifat pengecut dan kikir diganti pengorbanan dan keberanian)
10.  Mendatangkan kemaslahatan diri dan merawatnya (slalu berorientasi pada positivitas)
Dalam kitab yang lain dijelaskan beberapa buah dan faedah dari zikir adalah:[52]
·         Selalu ingin taat dan menjauhi maksiat
·         Yang ingat kepada Allah, ia akan diingat Allah
·         Hati tentram, pikiran tenang, jiwa damai
·         Zikir kepada Allah termasuk factor yang membuat kemenangan atas musuh
·         Zikir adalah wasilah paling agung untuk mendapatkan ampunan dan ridho Allah
·         Selamat dari neraka dan memenangkan surga
b)      Tanda-tanda zikir yang baik
Zikir kepadan Allah tidak sekedar perkataan yang menempel pada lisan dan tidak ada hubungannya dengan hati. Akan tetapi, zikir kepada Allah sejatinya ada dengan menggerakkan hati dan seluruh anggota tubuh. Hati dan lisan bertemu dan menyatu.
Saudaraku muslim, ketahuilah, sesungguhnya zikir yang diterima Allah itu memiliki tanda-tanda. Yang terpenting diantaranya sebagai berikut. 
1.     Menetesnya air mata
Orang yang berzikir kepada Allah ketika merasakan keagungan keagungan Sang Pencipta Yang Maha Berwibawa, ia akan merasa kerdil dan takut akan siksa-Nya. Saat itu ia akan meneteskan air mata karena merasakan takut pada Tuhannya sekaligus mengharap pahala di sisi-Nya. Allah berfirman,
“Apabila Al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, dan mereka berkata,
Mahasuci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi,Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu.”(al-Israa’:107-109)
2.    Kulit gemetar
Ketika seorang mukmin mengingat Tuhannya dan merasakan keagungan, kekuasaan, dan hisab-Nya, juga pahala dan siksa-Nya, maka ia akan gemetar. Allah berfirman,
“Gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah.” (az-Zumar:23)
3.     Rasa takut dalam hati
Al-wajal adalah rasa takut. Ketika zikir kepada Allah bercampur dengan rasa takut dalam hati, ia akan merasakan seakan-akan ada api menyala dalam hati yang mendorongnya untuk selalu taat kepada Allah dan mengekang dari maksiat karena mengharap pahala di sisi Allah dan karena takut pada siksa Allah.
Allah berfirman’
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal.” (al-Anfal:2)


C.     Shalat Tahajud Atau Qiyamul Lail
Tidak banyak orang yang mampu membuka gerbang langit dan mengetuk pintu kemuliaan Allah di malam hari. Jika engkau bangun malam, dengan hati jernih, jiwa raga suci dari hadas, lalu merapat kepintuNya, maka dirimu termasuk sebagian dari sedikit. Dan yang sedikit itulah yang beruntung. Yang sedikit itulah yang di depan untuk memimpin yang lain.[53]
Qiyamul Lail adalah shalat malam. Diantara sekian banyak shalat malam, sesunguhnya yang paling utama adalah shalat tahajud. Dikatakan bahwa shalat tahajud itu kedudukannya setelah shalat wajib yang lima waktu.
Shalat tahajud menyimpan keangungan dan kemuliaan yang luar biasa. Kedudukannya memang sebagai ibadah sunah namun Rasulullah tak sekalipun meninggalkannya dalam seumur hidupnya. Barang siapa yang mendirikan shalat tahajud disamping shalat wajib berarti ia telah menaati perintah Allah dan RasulNya. Sebagaimana firman Allah swt.

Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.(QS.al-Isra’:79)
Dalam sebuah riwayat diterangkan bahwa Rasulullah saw bersabda “Shalat yang paling utama sesudah shalat fardhu adalal qiyamul lail (shalat tahajud di tengah malam) (HR.Bukhari dan Muslim)
Rasulullah juga menyatakan bahwa,
“Kemuliaan seorang mukmin itu terletak pada shalatnya di malam hari”
Dari hadist tersebut, dapatlah kita simpulkan bahwa paling tidak ada 6 keutamaan shalat tahajud, yaitu:[54]
a)      Membentuk karekter atau kepribadian orang-orang shalih
b)      Sarana mendekatkan diri kepada Allah
c)      Mencegah dosa
d)     Menghapus atau menghilangkan segala keburukan (seperti dengki, dendam, tamak, bakhil, sombong, riya’ dan buruk sangka dan lain-lain.)
e)      Menghalau atau mengusir penyakit-penyakit jasmani
f)       Shalat malam akan membuat seorang mukmin mencapai kemuliaan dan kejayaan di dunia dan di akhirat.
Disebutkan juga Keutamaan Qiyamul lail dan faedahnya  antara lain,[55]
a)      Menguatkan tali hubungan dengan Allah
b)      Menyucikan ruh dan menaikkan pada derajat mulia
c)      Membuat suka beribadah, menjauhi maksiat, dan jauh dari future dan malas beribadah
d)     Melunakkan hati
e)      Ridha Allah dan masuk surga
f)        Wasilah terbaik bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri pada Tuhannya.
D.    Infak Di Jalan Allah
Tak diragukan lagi bahwa harta yang diberikan oleh Allah kepada manusia sangat dicintai oleh manusia, sebagaimana firman Allah,
“Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.” (QS.al-Fajr:20)
“Dan sesungguhnya dia (manusia) sangat bakhil karena cintanya pada hartanya.” (QS.al-‘Aadiyaat:8)
Islam telah menggariskan tujuan menginfakkan harta. Bukan untuk riya dan menyaingi orang lain. Akan tetapi, tujuan dari infak adalah untuk mendapatkan ridha Allah. Artinya, menginfakkan harta dalam semua jalan kebaikan. Allah mencela orang-orang kafir karena mereka menginfakkan harte mereka untuk dilihat dan dipandang orang lain. Allah berfirman,
“Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Dan barangsiapa yang mengambil setan itu menjadi temannya, maka setan itu teman yang seburuk-buruknya.” (QS.an-Nisaa:38)
 Diantara hal yang dapat mensucikan jiwa dan membersihkannya dari penyakit kikir adalah jika seorang muslim menginfakkan dari hartanya yang paling baik dan paling bagus. Jika ia memiliki kurma, maka ia menginfakkan kurma yang paling baik yang dimilikinya dan tidak memberikan kurma yang rendah kualitasnya. Jika ia memiliki buah, maka ia memberikan buah yang paling baik dan matang, dan menepis untuk memberikan yang tidak baik rasa, jenis dan bentuknya.[56]
Infak dijalan Allah memiliki bentuk yang bermacam-macam. Kitab Allah dan sunnah Rasulullah telah memeberitahukannya kepada kita. Di antara bentuk-bentuk tersebut adalah sebagai berikut.[57]
1)      Berinfak untuk kepentingan jihad
2)      Infak untuk kepentingan umum
3)      Berbuat baik pada keluarga dekat dan membantu mereka dengan member infak kepada mereka.
4)      Memuliakan tamu dengan memberi makan mereka dan berinfak kepada mereka adalah kewajiban
5)      Bersedekah kepada orang yang membutuhkan, fakir miskin, ibnu sabil, membebaskan budak, membayar utang orang fakir yang tidak sanggup membayar utangnya, itu semua termasuk bentuk kebaikan.
6)      Infak kepada penuntut ilmu, khususnya ilmu-ilmu syariah
7)      Membantu manusia untuk menjalankan ibadah, seperti haji dan umrah.
Buah infak di jalan Allah dan faedahnya adalah antara lain,
1)      Allah memberkahi hartanya
2)      Infak membersihkan jiwa orang fakir dan orang yang membutuhkan dari dengki kepada orang kaya.
3)      Infak membersihkan jiwa orang kaya dari kikir dan bakhil
4)      Menjaga pemiliknya dari panasnya Hari Mahsyar
5)      Allah melunasi utang yang berinfak pada hari kiamat
6)      Infak menyelamatkan dari neraka dan mengantarkan kemenangan mendapat surga.
E.     Zuhud Dan Qana’ah
Salah satu wasilah untuk mensucikan jiwa adalah zuhud di dunia dan zuhud pada apa yang ada di tangan manusia. Dalam sebuah hadits dikatakan,
اِزهَدْ فِيْ الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللهُ وَااَزْهَدْ فِيْمَا فِيْ أَيدِيْ النَّاسِ يُحِبُّوْكَ
“Zuhudlah di dunia maka kamu akan dicintai Allah, dan zuhudlah pada apa yang ada ditangan manusia maka kau akan dicintai manusia.[58]
Zuhud di dunia merupakan kedudukan mulia yang biasa ditempati oleh orang-orang yang berjalan dalam cahaya Ilahi.
Cinta kepada akhirat tidak akan murni kecuali dengan zuhud terhadap dunia, dan zuhud terhadap dunia tidak akan terwujud kecuali setelah memiliki dua pandangan berikut.
1)      Memandang dunia sebagai sesuatu yang rendah, cepat sirna, dan fana, selain ia adalah temapat berbagai keletihan dan perjuangan sehingga si pencari dunia selalu dikungkung kesusahan.
2)      Memandang akhirat sebagai sesuatu yang abadi dan menagandung aneka ragam kebaikan dan kenikmatan.[59]
Diantara hal-hal yang membantu seorang dari zuhud di dunia dan zuhud terhadap apa yang ada di tangan manusia adalah sebagai berikut.[60]
Pertama, memperbanyak mengingat kematian
Rasulullah bersabda,
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ الّلَّذَاتِ يَعْنِيْ الْمَوْتِ 
Perbanyaklah mengingat penghancur kelezatan, yaitu kematian (HR. Tirmidzi)
Kedua, ziarah kubur
Ketiga, merasakan keagungan Sang Pencipta dan kedasyatan azab-Nya
Keempat, melihat pada yang lebih rendah, bukan yang lebih tinggi.
Kelima, lapar dan kesusahan hidup
Keenam, menemani ahli zuhud.
Diantar bentuk-bentuk zuhud adalah
·         Zuhud pada kekuasaan dan pemerintahan
·         Zuhud pada kedudukan dan harta yang ada pada penguasa
·         Zuhud pada makanan,minuman, dan pakaiaan
Zuhud memiliki buah yang akan dipetik ahli zuhud di dunia dan di akhirat. Ahli zuhud berhak mendapatkan cinta Allah, karena dia memenuhi perintah-Nya dan mengaharap apa yang ada pada-Nya serta berzuhud pada apa yang selain Dia. Begitu juga zuhud pada apa yang ada pada manusia adalah wasilah mendatangkan cinta manusia.
Qana’ah
Adalah ridha dengan rezeki yang dibagi oleh Allah, merasa cukup meskipun sedikit, dan tidak mengejar kekayaan dengan cara meminta-minta kepada manusia dan mengemis. Rasulullah bersabda,
قَدْأَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفّافًا وَقَنَّعَهُ اللهُ بِمَا اتَاهُ
Telah beruntung orang yang berislam dan diberi rezeki yang cukup (untuk kebutuhan pokoknya) serta diberi rasa qana’ah oleh Allah dengan apa yang diberikan-Nya padanya.
قَدْأَفْلَحَ مَنْ هُدِيَ إِلَى اْلاِسْلاَمِ وَرُزِقَ الْكَفَافَ وَقَنَعَ بِهِ
Beruntung orang yang diberi hidayah masuk islam, hidupnya cukup dan ia qana’ah dengannya.
Rasulullah telah menuntun kita agar ridha dengan apa yang telah ditetapkan oleh Allah, baik itu berupa nikamat kesehatan, keamanan, maupun kebutuhan harian. Rasulullah bersabda,
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ امِنًا فِي سِرْبِهِ مُعَا فًى فِي جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
Siapa di antara kalian yang aman jiwanyam sehat jasmaninya, serta jasadnya, ia bisa memenuhi kebutuhan hariannya, maka seolah-olah dunia diberikan kepadanya. (HR. Tirmidzi)[61]
F.      Tawadhu Atau Rendah Diri Dan Mengingat Mati
Islam mengharamkan  seorang muslim takabur dan memerintahkannya untuk tawadhu. Karena tawadhu adalah sifat terpuji secra syariat bagi pemiliknya. Dari sini kita menemukan bahwa Allah memerintahkan Rasul-Nya untuk tawadhu. Dia berfirman,
Ÿ
Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.(QS.al-Hijr:88)
Sebagaimna Rasulullah diperintahkan Allah untuk tawadhu, beliau memerintahkan orang-orang yang beriman untuk tawadhu,  Rasulullhah bersabda,
“Allah memerintahkan aku agar tawadhu, agar jangan sampai ada salah seorang yang menyombongkan diri pada orang lain dan jangan sampai ada yang congkak pada orang lain.” (HR. Muslim, Abu Dawud, dan Ibnu Maajah)
·         Buah Tawadhu
Ketahuilah bahwa tawadhu akan membuat pemiliknya mulia dan tinggi derajatnya di mata Allah dan di mata manusia. Manusia membenci orang yang takabur dan menyukai orang yang tawadhu. Karena orang yang tawadhu dan rendah hati selalu bisa membaur secara baik dengan orang banyak. Mereka adalah temannya. Dan, seorang teman biasanya bersikap rendah hati pada teman yang lain. Dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw.bersabda,
        “sedekah tidaklah mengurangi harta. Allah tidak menambahi seseorang yang memberi maaf kecuali kemuliaan dan seseorang yang tawadhu pasti di angkat oleh Allah.” (HR Muslim dan Tirmidzi)
·         Diantara Bentuk Tawadhu
Hadist-hadist Nabi saw. banyak berbicara kepada kita mengenai bentuk tawadhu dan tanda-tanda yang menunjukkan ketawadhuan seseorang. Di antaranya sebagai berikut.
        Pertama, mau mengajak bicara dengan anak kecil, berbaur dengan mereka, member salam pada mereka, dan bermain-main bersama mereka.
        Kedua, berbaur satu majelis dengan fakir miskin dan pembantu.
       Ketiga, memenuhi permintaan kaum fakir miskin,manusia biasa serta memberi bantuan kepada mereka.
        Keempat, memenuhi undangan siapa saja yang mengundang, miskin ataupun kaya.
        Kelima, membantu keluarga dan membantu mereka mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
        Keenam, mengembala kambing.

       

Keutamaan Tawadhu[62]
a)      Tawadhu dapat mengangkat derajat seorang hamba.
b)      Tawadhu dapat mengangkat derajat dan pangkat seorang hamba.
c)      Tawadhu sebagai jalan mengantarkan manusia ke surgea.
d)     Tawadhu itu menghasilkan keselamatan, mendatangkan persahabatan, menghapuskan dendam, dan menghilangkan pertengkaran.
e)      Tawadhu merupakan salah satu ciri dari hamba Allah yang baik.
f)       Tawadhu merupakan alat untuk memebina persaudaraan sesama muslim.
g)      Dengan tawadhu kita akan disayangi, dihargai dan menyenangkan hati orang lain.
Inilah kebenaran mutlak. Inilah kehendak Allah bahwa manusia dan makhluk selain manusia tidak hidup abadi di dunia ini, meskipun ia mengumpulkan semua harta, memiliki segala kekayaan, membangun istana yang megah, mendapatkan intan permata yang mahal harganya, dan berada dalam kondisi sehat seluruh anggota tubuhnya. Benar, hidupnya pasti berakhir dengan kematian. Dalam hal ini semua manusia sama. Yang kaya dan miskin, besar dan kecil, lelaki dan wanita, pandai dan bodoh, penguasa dan rakyat biasa semuanya sama, yaitu pasti menemui kematian. Allah berfirman,
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan kematian” (QS. Ali Imran:185)
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh,” (QS.an-Nisaa’:87)
Inilah kematian, dialah yang memisahkan segala sesuatu di dunia. Dialah pemisah yang tidak disukai. Penulis kitab Ihya Ulumuddin berkata tentang maut,[63]
 
“Sesungguhnya kematian akan mencabut matanya, telinganya, lidahnya, dan seluruh anggota tubuhnya. Kematian juga akan mencabut keluarganya, anaknya, kerabat dekatnya. Juga mencabut kudanya, binatang ternaknya, kebunnya, dan semua harta miliknya. Tidak ada bedanya apakah harta itu yang dicabut dari manusia, atau manusia yang dicabut dari harta itu. Yang menyakitkan adalah pisah. Pisah adakalanya terjadi karena harta dirampas seseorang. Ada juga karena seseorang ditawan sehingga terpisah dari harta miliknya. Kepedihan di sini karena salah satu sebab itu.


Menungu Bab 5

No comments:

Post a Comment