Monday 10 November 2014

[Fan Fiction] Love is Never Die



Love is Never Die

Judul : Love is Never Die
Author : Ratna Hana Matsura/Kazuhana El Ratna Mida
Genre : Romance , Action, Fantasi.(But, still just a little)
Disclaimer : My favorite film: The Lord of The Ring, Harry Potter, The Chronicle of Narnia, Naruto.
Author's note : Be my self. Just do the best for your live. Because this is my choice.
Code Name : Hanael Elf




            Di kerjaan Elfforia hiduplah dengan tenang para peri yang bahagia. Rajanya berwibawa, sangat mencintai rakyatnya. Tanah mereka yang subur dengan indahnya panorama membuat penduduk tak perlu mengadu nasib ke kota. Semua bahan pangan sudah tersedia di sana.
            Pangeran Legolas, dia peri tampan yang selalu baik pada siapa saja. Dia tidak memandang kasta dan kedudukannya sebagai pewaris raja. Dengan sikapnya yang begitu merakyat, dia pun menjadi pangeran yang diidolakan. Sifatnya memang mirip dengan ayahnya Lord Morder Elf.
            Suatu malam di bulan purnama, Pangeran Legolas bertemu dengan Putri Arwen yang cantik jelita. Dia wanita sempurna yang tengah merenggut hati Pangeran Legolas dalam pandangan pertama.
            Di hutan terlarang mereka sering bertemu dan memaduk kasih melepas rindu. Dua insane yang tengah mabuk cinta ini terlarut dalam cinta syahdu secara diam-diam. Mau bagaimana lagi, jika sampai Aragorn tahu Putri Arwen berhubungan dengan pangera Legolas, maka amarahnya bisa membahayakan rakyat. Maklumlah Aragorn sangat peduli dengan putrinya, dia tidak ingin putrid Arwen menikah dengan sembarangan pria.
            Aragorn sudah mempunyai pandangan siapa yang cocok untuk dijadikan menantunya. Siapa lagi kalau bukan Pangeran Caspian yang tangguh dalam menaklukan para hewan yang merajai kerjaan Narnia.
            “Aku tidak mau Ayah,” ucap Putri Arwen menolak mentah-mentah perjodohan itu.
            “Putriku sayang, dia itu pangeran hebat yang sangat kuat, kenapa kau menolaknya?” tanya ayahnya—Aragorn dengan lembut.
            Putri Arwen menunduk, dia bisu tidak berani mengatakan kalau dia sudah jatuh cinta dengan Pangeran Legolas. Peri yang bersahabat dengan para penyihir kelas atas di Hongwarts. Dan Aragont sangat benci penyihir macam itu. dia hanya mau bersekutu dengan penyihir tertentu, macam Saruman.
            “Pokoknya Arwen tidak mau.” Dia berlari meninggalkan Ayahnya dengan perasaan sedih.
            Di jendela kamar dia mentap bulan yang begitu indah. seandainya Legolas ada disampingnya pasti akan sangat menyenangkan.
            “Kau merindukan aku putri?” Pengeran Legolas mendadak sudah dihadapannya.
            “Pangeran, bagaimana kau bisa?” Putri arwen terkejut. Secara benteng dijaga ketat agar kerajaan Biru ini tidak mudah dimasuki penyusup.
            Pangeran Legolas menunjukkan pada Harry Potter yang ternyata juga ada di kamarnya. Dia yang mengantar Pangeran Legolas dengan sapu terbangnya.
            “Tapi masuk di sini juga berbahaya,” ucap Arwen sedikit pelan.
            Harry dan Pangeran Legolas tersenyum, dia memperlihatkan cincin milik Frodo yang bisa membuat dia tidak terlihat, juga jubah hitam milik Harry warisan dari ayahnya.
            Putri Arwen mengangguk mengerti, dia tersenyum bangga pada orang yang dicintainya ini. Ketika mereka asik melapas rindu, Harry berjaga-jaga jika Raja Aragorn yang nanti bisa datang mendadak.
            “Pangeran kita harus pergi, aku merasakan langkah kaki yang semakin mendekat ke kamar ini,” Harry memperingatkan.
            Segera mereka bersiap pergi, agar tidak ketahuan.
            Wusshhh!
            Mereka sudah terbang dengan sapu terbang Harry menebus bulan.
            Ternyata bukan Raja Aragont yang muncul, tapi Lucy Pevesive saudara sepupu Arwen yang selalu ricuh.
            “Tadi sepertinya aku mendengar ada seseorang di sini,” ucapnya penuh selidik.
            “Tidak ada cantik,” ucap Putri arwen meyakinkan.
            “Berarti aku salah dengar, ya sudah aku mau main ke dunia Narnia dulu ya,” gadis kecil itu sudah hilang melalui lemari kamar Putri Arwen.
            Putrid Arwen bernafas lega. Dia tidak ketahuan.
            Dia mengintip Lucy yang tengah bermain di sungai dengan para kurcaci dengan penuh riang. Sedang asiknya mengintip dia dikagetkan dengan panggilan dari Ibunya. Ratu Elisabet.
            Dia diberitahu, bahwa pertunangan dia dengan  pangeran Caspian tetap berlanjut. Sedih itu yang dirasakan Putri Arwen. Diam-diam dia kabur dari istana dan menemui sahabat lamanya para hobbit, dia memilih tinggal dengan Sam—teman Frodo.
            Pangeran Legolas kaget ketika mengetahui kebar ini, dia dibantu Snape untuk melajak keberadaan Putri, namun gagal.  Maklum saat itu istana hobbit dilapisi kekai yang dipasang Naruto dan para Hokage. Sehingga pandangan mereka tidak tembus sampai sana.
            Raja Aragont juga bingung mencari jejak putrinya, dia memarahi Voldemort yang ditugaskan menjaga Putri, yang malah kecolongan.
            “Itulah aku benci dengan Penyihir dari Hongwarts, kalau bukan karena Saruman yang memintaku.” Ucapnya denga ketus dan meninggalkan Voldemort yang ketakutan.
            Putri Arwen sendiri, asik menimati hidup dipersmbunyiannya dengan para hobbit. Dia memang tidak sempat mengabari Pangeran Legolas, hingga pangeran dirundung pilu.
            Entah dari kebar burung mana, dikabarkan kalau Putri Arwen diculik oleh Pangeran Legolas. Tentu saja Raja Aragont murka. Segera dia menyiapkan bala tentara untu menyerbu dan menyelamatkan putrinya.
            Pasuka Orc disiapkan untuk menyerbu kerajan Elfforia.
            Selama dua bulan perang itu terus berlangsung tanpa ada jeda. Raja Aragorn membunuh dengan membabi buta. Harry dengan sigap dan dibantu Malvoy melawan Penyihir Saruman yang luar biasa.

            Avada Kedavra!” Harry mengacungkan tongkatnya.

            Saruman mundur beberapa langkah. Tidak dia sangka, penyihir muda ini sangat berbakat. Namun, dia dengan segera mencoba dengan cara licik mengalahkan Harry. Untung Sirius Black datang membantu.

            Di saat mereka terus berperang, ternyata Pangeran Caspian malah memanfaatkan kejadian itu dengan menculik Putri Arwen yang tidak sengaja dia temukan saat dia mampir di kota hobbit. Dia marah karena Putri Arwen berkali-kali menolaknya.

            Dia memaksa Purti Arwen untuk menikah denganya. Tentu saja Putri Arwen menolak mentah-mentah dia berteriak memanggil Pangeran Legolas yang memilki pendengar tajam untuk menyelamatkannya.

            Benar saja, dalam hitungan menit Pangeran Legolas sudah berada di sana. Dia bertarung melawan Pangeran Caspian yang terkenal sebagai penakluk para hewan dan peri. Namun, dengan tekad bulat Pangeran Legolas terus melawan. Dia juga seorang peri tapi dia tidak mau mengalah begitu saja. Dia memainkan pedang dengan penuh kekuatan.

            Ciat ciat ciat

            Tring tring tring

            Pedang mereka saling bergesekan. Saling mempertahankan diri. Putri Arwen melihat dengan miris. Dia takut terjadi sesuatu dengan Pangeran Legolas. Haruskah dia minta bantuan para hobbit?

            Untung saja Pangeran Legolas berhasil mengalahkan Pangeran Caspian. Mereka berpelukan penuh haru.

            Di lain pihak, sepertinya kerajaan Elfforia berhasil menundukkan pasukan Orc dan Raja Aragorn. Dengan lemah  Raja Aragorn, mundur ke belakang. Dia sedih putrinya tidak ditemukan, dia juga kalah berperang. Tidak terasanya air matanya jatuh membasahi pipi. Disaat dia melewati hutang terlarang, dia sungguh kaget melihat Putri arwen malah asik masgul berkencan dengan Pangeran Legolas.

            “Dasar Putri tidak tahu diri.” Runtuknya marah.

            Darahnya mendidih. Dengan pedang Khusanagi pinjaman dari Orochimaru, segera dia menghunuskannya pada dua kekasih yang tengah bermesraan itu.

            Jress!

            Darah mengalir deras. Mereka menatap Raja Aragorn penuh tanya. Sungguh ayah yang sangat kejam tega membunuh darah dagingnya.

            Dua kekasih ini akhirnya terbang ke langit menjadi kupu-kupu cantik berwarna ungu. Meninggalkan Raja Aragorn yang terpekur karena rasa sesal membunuh tanpa ba-bi-bu.

            “Ayah, aku ikhlas. Terima kasih.” Ucap Putri Arwen di detik kematiannya. Senyum mengembang di wajah mereka.

            Karena setelah ini, dia bisa berpasangan dengan Pangera n Legolas tanpa ada dinding penghalang yang selalu membuat mereka berjauhan.

            Di istana langit mereka disambut ramah, dan hidup abadi bersama.

Srobyong, 2 November 2014

---The End---- 

           

No comments:

Post a Comment