Thursday 27 November 2014

[Cerpen] Janji Setia






Judul :Janji Setia
Kazuhana El Ratna Mida

Di bawah pohon sakura, kita sematkan kata cinta saling setia. Bersama saling percaya. Bahwa takdir pasti kan mempertemukan kita kembali, meski dinding pemisah yang menjulang tinggi. Ya, itulah harapan yang kita rencanakan dulu.

***

Aku kembali, bersama janji yang masih aku pegang hingga kini. Senang rasanya bisa menapaki sejarah cinta yang pernah kita ukir dalam balutan manis yang tak mungkin kulupa.

“Aku Kembali, Kai. Bersama janji yang kita buat dulu, di musim gugur membawa nestapa.”

Aku menatap pohon sakura yang kini lebat dengan bunganya, yang begitu mempesona. Semoga cinta kita pun sama seperti sakura, selalu rimbun dan makin membuncah, apalagi telah lama kita simpan rindu. Dan kini saatnya kita kembali beradu.

Dengan sabar aku duduk, sambil menunggu hadirmu yang menyapa, mengulurkan tangan untuk menapaki sejarah cerita baru. Ya, mari kita awali kisah yang sama seperti dulu.

“Daisuki desu,”[1] ucapmu kala itu. Di sini juga di bawah pohon yang menjadi saksi cinta. lalu kau tatap aku penuh mesrah.

“Aishiteru,”[2] ucapmu pasti.

Kau tahu betapa jantungku berdetak tak karuan kala itu. Aku melayang karena cintaku tak pernah bertepuk sebelah tangan.

Dengan malu aku mengiyakan ajakanmu, memulai babak baru. Bukan sebagai sahabat, namun sepasang kekasih baru.

Tahukah kau itu adalah hari yang paling indah dalam memoriku. Terima kasih Kaito.

Kenanganmu tak akan pudar meski waktu berputar. Karena kau teramat istimewa.

Kaito dan Ryoko, kita pasangan sejati saling menyayangi. Aku rindu sungguh ingin bertemu.

Tepukan halus, menyadarkan aku dari lamunan. Kutatap mata sipit itu yang kini menatap penuh kasih. Dua mati saling pandang menyimpan sejuta rindu yang lama tak beradu.

Tak banyak kata yang kita ucap hanya lewat hati kita berbagi. Ah rasanya. Kemarau panjang yang dulu meradang kini telah kikis, dengan disiramnya hujan bernama cinta.

Kau peluk aku dengan segenap jiwa.

“Doijobu desu?”[3] tanyanya halus ditelinga.

Aku mengangguk dengan senyum mengembang. Kaito meraih tanganku dan digenggam erat. Hari, ini kau mau mengajakku ke suatu tempat yang indah, katamu aku kan suka.

Benar, kau tidak bohong, aku sumigrah. Melihat keindahan yang kau tunjukkan. Kau selalu tahu tempat yang terbaik. Satu lagi origami yang dibuat special hanya untukku. Ah, bahagia sekali.

“Arigatou,”[4] ucapku penuh haru.

Kaito tersenyum dan mengecup lembut keningku. Lagi, dia membuat aku semakin grogi.

“Ryoko! Sudah saatnya kita pulang,” suara itu mengejutkan aku. Buyar sudah lamunan dalam kisah beberapa tahun silam.

Sekali lagi kutatap pohon sakura itu sebelum pergi dengan Nami—adik Kaito.

Dua tahun, berlalu dan aku masih rindu. Rindu kau yang telah pergi mendahuluiku. Padahal aku tahu, janji itu telah pergi sejak dulu. Tapi aku masih rindu. Hingga aku tetap datang sesuai perjanjian dulu. Izinkan aku mengenang kisah kita di sini, di bawah pohon sakura yang menjadi saksi bisu, awal mula cerita kita beradu.

Srobyong, 25 November 2014

Ket :
[1] Daisuki desu : aku menyukaimu
[2] Aishiteru : aku cinta padamu
[3]Doijobu desu: kau baik-baik saja,kan?
[4]Arigatou : terima kasih

No comments:

Post a Comment