Judul :
Anna & Bara
Penulis :
Ghyna Amanda
Penyunting :
Jason Abdul
Penerbit :
Falcon Publishing
Cetakan :
Pertama, November 2017
Tebal :
248 halaman
ISBN :
978-602-6714-02-2
Blurb
Anna said : “Kikuk, rambut berantakan, kacamata
tebal, berotak udang pula. Itulah Bara. Masalahnya, aku malah terperangkap buat
bantuan dia menghadapi ujian nasional. Rasanya jadi buang-buang waktu! Pokoknya
jangan sampai teman-temanku tahu soal ini!”
Bara said : “Cewek populer dan pintar, tapi
bermuka dua. Itulah Anna. Mau enggak mau aku harus belajar bersamanya. Tapi
gimana bisa belajar kalau mood-nya gampang berubah dan dia suka melempar-lempar
benda apa pun setiap aku salah jawab soal?”
Yang satu populer. Yang satu nerdus. Keduanya
tepaksa harus bekerja sama untuk meraih satu tujuan. Tapi jangan sampai siapa
pun tahu apa yang bisa terjadi setelah jam sekolah, ya ....
~*~
Apa yang akan
terjadi jika di cewek populer dan cowok nerd dipertemukan? Itulah kira-kira
pertanyaan yang menjadi kunci memikat dalam novel ini. Ketika kebanyakan
penulis sering memilih tokoh utama cowok yang pintar, cool, dan sederet
kelebihan lainnya, maka berdanding terbalik dengan Ghyna. Dia malah memilih cowok nerd sebagai
tokoh utama. Dan di sinilah malah
keunikannya. Dia berani tampil beda. Belum lagi tema yang diangkat meski
sederhana namun juga unik dan saya rasa jarang diangkat dalam beberapa segi.
Novel ini
sendiri berkisah tentang Anna cewek populer di sekolah, karena segudang
prestasi yang dimilikinya. Meski di balik semua itu ... ternyata dia menyimpan
sesuatu yang tidak pernah diduga oleh orang lain. Ada pula Bara, cowok nerd yang tidak pernah
dipedulikan keberadaannya penampilannya
yang tidak menarik juga memiliki kelemahan dalam pelajaran.
Dan siapa
sangka keduanya kemudian dipertemukan dalam peer tutor yang sebenarnya
sangat tidak disukai Anna. Bagi Anna kegiatan itu sangat menganggun dan
membuang waktu. Tapi sayangnya dia tidak
bisa menolak permintaan Pak Yunus ketika memintanya melakukan hal itu. Dia harus
selalu menunjukkan sikap patuh dan tidak protes. Namun setidaknya ada uang
lelah yang bisa dia dapat dari kegiatan tersebut (hal 13).
Berbeda dengan
Bara, ketika dia dipertemukan dengan Anna, tentu saja dia sangat senang. Apalagi
jika mengingat pertemuan pertama mereka di masa-masa awal dalam orientasi siswa
baru. Namun siapa sangka apa yang kemudian terjadi malah di luar bayangan Bara.
Dari pertemuan itu dia malah menemukan sisi lain dari Anna yang tidak pernah
dia lihat di sekolah. Meski begitu, Bara tetap menikmati pertemuan mereka setiap
pulang sekolah. Apalagi berkat Anna, nilai Bara pun mulai mengalami
peningkatan. Dan kisah semakin seru,
ketika tiba-tiba Anna merubah penampilan Bara menjadi sosok berbeda. Apa yang
sedang dipikirkan Anna? Kenapa dia melakukan hal itu? Apa yang sebenarnya terjadi setelah pulang sekolah di antara mereka?
Bersamaan dengan
perubahan yang terjadi pada Bara, tiba-tiba sosok di masa lalu Anna muncul. Ramon,
mantan pacar Anna mengajak balikan. Apa yang akan dilakukan Anna? Apakah dia
akan menerima kembali Ramon? Lalu ada
pula Natalia teman Anna, yang mengatakan pada Bara, bahwa bisa jadi selama ini
dia hanya dimanfaatkan Anna.
“Kamu
enggak dimanfaatin sama dia, kan? Si Annika itu, katanya dari katanya dari
keluarga miskin. Dia populer gara-gara deketin anak-anak kaya. Jadi bisa
nebeng-nebeng gitu, deh. Hati-hati aja. Kalau dia udah ngebaik-baikin kamu,
berarti dia udah mulai manfaatin.” (hal 63-64). Pertanyaannya apakah Bara akan percaya begitu
saja?
Selain membahas
tentang kisah rahasia sepulang sekolah yang dilalui Anna dan Bara, di sini kita juga
diajak menyelami latar belakang kenapa Anna bisa memiliki sikap yang bertolak
belakang—di mana di sekolah dia selalu menunjukkan kepatuhan dan teladan yang
baik, sedang bersama Bara, Anna menjadi sosok yang apa adanya—marah dengan
bebas atau berbicara sesuka hati. Serta kenapa Bara yang nampak begitu pendiam
dan menutup diri dari pergaulan.
Tidak
ketinggalan ada pula masalah keluarga juga perihal usaha mencapai mimpi yang
ingin diraih. Meski keduanya harus menghadapi kenyataan mimpi mereka tidak
terlalu dihargai orantua masing-masing. Bara yang lahir dari keluarga dokter,
dipaksa mengikuti jejak orangtua, padahal dia ingin menjadi pramugara. Sedangkan
Anna yang ingin menjadi dokter, karena alasan finansial malah dilarang
melanjutkan sekolah.
“Anna
merasa mimpinya tidak terlalu tinggi. Mimpinya belum sempat mengudara, tapi
sudah dijatuhkan duluan.”(hal 123).
Membaca novel
ini kita seperti diajak menyelami masa SMA lagi yang menyenangkan dan penuh
kejutan. Ceritanya lucu, menghibur dan sukses bikin tertawa dari senyum
biasanya sampai terbahak.
Suka dengan
tema yang diangkat penulis. Meski ada bumbu kisah cinta yang dimasukkan dalam
novel ini, namun porsi cinta tidak sampai menguasai pokok cerita. Karena di sini lebih pada perjuangan
para siswa yang mencoba menjari jati diri.
Juga tentang persahabatan, kepercayaan dan masalah mimpi serta keluarga.
Hanya saja penulis
tidak mengeksplore lebih lanjut tentang orangtua Bara, yang sempat disinggung. Padahal
jika dibahas lebih lanjut, kisah akan terasa lebih menarik dan hidup. Lalu kisah
ini bisa dibilang memiliki alur cepat. Jadi jangan terkejut jika awalnya kita
berada di A sebentar, maka tidak lama kita akan langsung sampai pada point B.
Namun lepas
dari semua itu, novel ini tetap menghibur dan patut dibaca. Suka dengan gaya
bahasa penulis yang lepas dan renyah. Bikin nggak bosen. Trus salut dengan
penulis, di mana dia benar-benar bisa menghidupkan para tokoh.
Dari novel ini
saya belajar, bahwa orangtua tidak seharusnya membatasi keinginan anak.
Orangtua semestinya memberi dukungan bukan mematahkan. Selain itu kita
diingatkan untuk jadi diri sendiri, dan jangan
suka memfitnah.
Srobyong, 7
Desember 2017
bagus ya kayaknya.. jadi pengen ikutan baca.. salam kenal :)
ReplyDeleteIya, lucu dan seru. :) Salam kenal kembali :)
DeleteAduh kak,, rambutku emang berantakan, tapi aku enggak pake kacamata, dan otakku enggak udang deh sepertinya :(
ReplyDelete-Traveler Paruh Waktu
Wah ada Bara mampir. Eh ... :D berarti bukan bara kamu yang dimaksud hehhheh
Delete