Dimuat di Harian Singgalang, Minggu 10 Desember 2017
Judul : Menemukan Soulmate Pilihan
Allah
Penulis : Faizal Ainul Adha
Penerbit : Noura Books
Cetakan : Pertama, Februari 2017
Tebal : 168 halaman
ISBN : 978-602-385-241-3
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumni Universitas
Islam Nahdlatul Ulama, Jepara.
Buku ini dibuka dengan tagline yang
menarik “Kalau jodoh nggak bakal
tertukar, direbut orang, apalagi salah pasangan, karena tulang rusuk bukan
barang murahan.”
Sebagaimana kematian, jodoh juga
rahasia Allah. Kita tidak akan pernah tahu
kapan jodoh kita akan datang. Ada yang
dipertemukan dengan mudah, ada yang penuh liku hingga akhirnya berhasil
menuju pelaminan. Kita juga tidak tahu
apakah jodoh kita itu orang dari daerah jauh atau malah tetangga sendiri. Namun
begitu kita tidak perlu resah apalagi ragu. Jodoh setiap orang sudah ditentukan
Allah dan tidak mungkin tertukar. Allah itu Maha Adil dan Maha tahu. Yang
terpentig bagi setiap insan adalah selalu memperbaiki diri, sebagai ikhtiar untuk menjemput jodoh agar
nantinya bisa sekufu.
Bukankah Allah pernah menjelaskan? Bahwa
jodoh adalah cerminan diri sendiri. Dan jika kita ingin mendapat jodoh yang
baik dan beriman, sudah semestinya kita memperbaiki diri. Buku ini dengan gaya bahasa yang renyah
mengajak kita menyimak kisah-kisah penuh
suka duka dalam usaha menjemput jodoh.
Misalnya saja kisah Bushra yang
dijodohkan orangtuanya dengan Rafa—anak dari salah satu tetangganya. Memang
mereka tidak langsung menikah. Mereka diberi kesempatan untuk saling mengenal
dulu. Apalagi mereka sama-sama masih belajar di pesantren. Namun bagi Bushra entah kenapa dia belum
merasa cocok dengan Rafa. Hatinya belum terketuk rasa suk.a Berbeda dengan
Busrhar, sejak awal Rafa ternyata sudah menyukai Bushra (hal 12)
Namun begitu, perjodohan tetap
dilakukan. Bushra tidak mau menyakiti orangtuanya. Sampai pada suatu hari kakak
Bushra, menyatakan melihat Rafa bersama perempuan lain. Dan hubungan itu tidak terlihat sebagai kawan
semata. Mendengar kabar itu, Bushra pun jadi kecewa. Dia merasa dikhianti. Bushra pun akhirnya jujur mengutarakan bahwa
dirinya tidak mau menikah dengan Rafa. Dia menjelaskan semua alasannya dengan
sangat detail.
Maka sejak itu perjodohan mereka pun
dibatalkan. Meski Rafa dan orangtuanya sudah meminta maaf dan memohon
kesempatan kedua, Bushra tetap pada pendiriannya. Setelah kejadian itu, kehidupan Rafa dan
Bushra pun tetap berjalan. Bushra sempat
menjalin hubungan dengan beberapa laki-laki menuju pelaminan. Begitu pula
dengan Rafa. Namun siapa sangka, keduanya kembali dipertemukan dalam keadaan
yang tidak pernah diduga.
Di sinilah Bushra akhirnya mengerti
perihal apa yang difirmankan Allah, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu,
padahal dia amat baik bagimu, begitu pula sebaliknya.” (hal
18).
Ada pula
kisah tentang tokoh aku yang tengah berusaha menjaga diri dari virus merah
jambu. Pada suatu waktu dia mengenal sosok yang di matanya nampak sangat luar
biasa. Dia adalah ketua rohis di sekolah. Namanya Akbar. Kalau dipikir-pikir siapa yang tidak akan
menyukai Akbar yang nampak begitu sempurna? Baik cerdas juga rajin ibadah.
Namun tokoh aku itu tidak mau terlena. Dia berjuang keras menjaga hatinya agar
tidak mengulang kesalahannya di masa lalu. Ketika dia pernah menjalin hubungan
dengan seorang kakak kelas namun kandas di tengah jalan. (hal 28).
Sejak
kejadian itu, tokoh aku itu berusaha memperbaiki diri. Sekarang motivasinya
adalah belajar dan meraih mimpinya. Untuk masalah jodoh dia hanya berserah pada
Allah. Namun yang mengejutkan, di tahun
keempat kuliah, tiba-tiba Akbar meminta sesuatu yang sangat mengejutkan tokoh
aku tersebut. Akbar melamar tokoh aku tersebut.
Dari
kisah-kisah yang dipaparkan di atas semakin menjelaskan bahwa masalah jodoh
memang hanya Allah yang tahu. Seberapa jauh jika memang jodoh pasti tak akan ke
mana. Begitu pula sedekat apa pun jika tidak jodoh pasti akan terpisah. Di
sinilah kita dituntut untuk selalu memperbaiki diri jika jodoh memang belum
datang. Karena di balik itu berarti kita telah melakukan ikhtiar yang terbaik
ke pada Allah.
Selain
dua kisah itu tentu saja masih banyak kisah-kisah lain yang tidak kalah
menarik. Buku itu patut dijadikan renungan. Meski untuk beberapa kisah saya merasa kurang sreg. Namun lepas dari kekurangannya, ada setitik
manfaat yang bisa kita ambil sebagai jalan memperbaiki diri.
Srobyong,
2 September 2017
No comments:
Post a Comment