Dimuat di Harian Singgalang, Minggu 19 November 2017
Judul : Peony’s World
Penulis : Kezia Evi Wiadji
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer
Cetakan : Pertama, September 2017
Tebal : 236 halaman
ISBN : 978-602-394-906-9
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumni Universitas
Islam Nahdlatul Ulama, Jepara
Masalah
dan musibah diciptakan bukan untuk
membuat kita bersedih kepanjangan atau bahkan merasa putus asa. Keduanya
diciptakan memiliki tujuan untuk membuat kita mau berusaha dan menumbuhkan
sikap sabar, ikhlas dan tawakal. Novel yang
mengambil genre fantasi ini mencoba mengingatkan kepada kita tentang bagaimana
cara menyikapi sebuah masalah dan musibah. Dipaparkan dengan gaya bahasa yang
renyah dan eksekusi yang memikat, membuat novel ini rekomendasi untuk dibaca.
Novel
ini sendiri berkisah tentang Peony yang ternyata lahir dengan sebuah kemampuan
unik. Dia bisa menginjak di dua dunia—dunia nyata dan dunia ciptaannya. Sebuah
kemampuan yang sempat membuat Peony tidak suka bahkan terbebani. Karena
gara-gara kemampuannya itu berbagai kejadian tidak mengenakkan kerap kali
menimpanya. Namun berjalannya waktu dan usia, Peony kemudihan mulai menerima
kemampuan itu dan menyadari bahwa bakat itu telah memberinya warna hidup yang
menyenangkan.
Bersama
sahabatnya—Lola dan Justin serta pacaranya,
Jovan, mereka sering menghabiskan waktu di dunia ciptaan Poeny jika kebosanan
melanda. Namun siapa sangka, kehidupan
Peony yang sebelumnya penuh warna dan begitu sempurna—dia memiliki orangtua
lengkap yang selalu menyayanginya, sahabat-sahabat yang baik, hingga seorang
kekasih yang setia, tiba-tiba kebahaagian itu direngut paksa oleh Tuhan (hal
40).
Sebuah
kecelakaan menimpa Jovan, hingga tak bisa diselamatkan. Kenyataan itu tentu
saja membuat Peony sangat kaget dan kacau. Dia masih tidak bisa menerima
kenyataan itu. Dia selalu mengurung diri
dan tidak mau makan. Sampai suatu
ketika, tiba-tiba Jovan muncul di dunia ciptaan baru, membuat Peony kaget dan
tidak percaya. Ada satu sisi di hatinya
yang merasa senang, namun di sisi lain dia merasa sedih karena Jovan terjebak
di dunia ciptaannya.
Selain
itu sebuah masalah baru juga tiba-tiba juga muncul dan membuat Peony bimbang.
Dari Jovan dia tahu bahwa ada seseorang yang ingin menyelakai dirinya. Di mana masalah itu ternyata berbuntut
panjang. Karena dari masalah itu, Peony harus berurusan dengan buku tua, kisah
keramat dan sosok mengerikan yang ingin mencelakakannya. Lalu bagaimana
akhirnya Peony menghadapi masalah dan musibah itu secara bersamaan?
Hadir
dengan sentuhan baru, Kezia menampilkan sebuah kisah fantasi yang menarik dan
patut dibaca. Sebagai gebrakan pertama, saya rasa novel genre fantasi ini cukup
menghibur dan sukses membuat kita ikut memasuki dunia ciptaan Peony. Dan karya
terbaru penulis ini juga menunjukkan kepiawaian penulis dalam dunia literasi. Novel ini tidak kalah menarik dengan novel
realis karya Kezia yang selalu menghibur dan banyak memberi pelajaran hidup.
Di sini
kita dapat mengambil pelajaran tentang bagaimana cara kita menghadapi sebuah
masalah dan musibah. Apakah kita memilih menyerah dan terpuruk? Atau memilih
bangkit dan menerima semuanya dengan penuh kesabaran, ikhlas dan tawakal.
Karena di balik setiap masalah dan musibah, selalu ada hikmah yang bisa dipetik
hikmahnya. Masalah adalah batu loncatan
yang akan membuat kita tumbuh menjadi orang yang kuat dan tegar. Dan musibah
adalah cara Tuhan untuk mengingatkan kita untuk selalu berserah diri kepada-Nya.
Mau bersabar, syukur dan tawakal.
Selain
itu dari novel ini kita juga bisa mempelajari sifat manusia. “Aku nggak
percaya ada orang yang dilahirkan menjadi sisi baik atau si jahat. Menjadi baik
atau jahat adalah pilihan orang itu sendiri.” (hal 189).
Dan sebuah larangan untuk memelihara sifat iri, yang seyogyanya malah
akan merugikan diri sendiri. “Perbuatan adalah cermin isi hati. Perasaan
iri dan mementingkan diri sendiri, memyebabkan kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.” (hal 5).
Srobyong,
29 Oktober 2017
No comments:
Post a Comment