Wednesday, 29 November 2017

[Resensi] Kiat Menjadi Muslimah Berkarakter

Dimuat di Majalah Auleea, edisi November 2017 


Judul               : Muslimah Antibaper; Days with Love, Lifestyle, hope & Fight!
Penulis             : @GentaMuslimah
Penerbit           : Genta Hidayah
Cetakan           : Pertama, Juni 2017
Tebal               : x + 414 halaman
ISBN               : 978-602-6359-42-1
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara

Siapa yang tidak ingin menjadi muslimah yang baik—memiliki karakter kuat serta memiliki pribadi yang berkualitas? Pastinya hampir semua muslimah menginginkannya. Memang benar, menjadi muslimah yang baik tentu saja bukan perkara mudah. Banyak tantangan yang harus kita lalui agar bisa mencapainya.  Namun begitu kita tidak boleh putus asa apalagi menyerah. Jika kita mau berusaha pasti akan selalu jalan untuk menjadi seorang muslimah yang baik—berkarakter dan berkualitas. 

Buku ini hadir untuk menjawab kebingungan kita yang tengah berusaha menjadi seorang muslimah yang baik.  Sebagaimana tagline yang termaktub dalam cover, buku ini fokus membahas tentang empat hal yang sering kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari, yaitu : love, lifestyle, hope dan  fight.

Membahas cinta, siapa yang tidak pernah mendengar satu kata tersebut? Satu kata namun memiliki sejuta makna. Cinta memang selalu asyik untuk dibahas dan dikulik. Namun  yang tidak boleh kita lupakan adalah bagaimana cara memaknai cinta itu sendiri.  Saat ini banyak muslimah yang telah salah dalam memaknai cinta.  Kerap kali kita mengikuti budaya Barat dalam memaknai cinta dengan melakukan pacaran.   Padahal sebagaimana seorang muslimah yang baik, kita harus bisa memanage hati, agar dalam memaknai cinta kita tidak sampai jalan.  “Cinta yang baik itu bukan aku dan kamu pacaran saat ini. Karena cinta sejatinya hanya termaktub dalam ikatan suci.” (hal 9).

Jika kita sudah terjangkit cinta, maka jalan terbaik yang harus kita tempuh adalah menikah jika sudah mampu. Namun jika belum mampu, kita harus menjaga pandangan dan nafsu agar tidak tergoda dengan ajakan setan. “Semua bencana itu bersumber dari padangan. Seperti api besar itu bersumber dari percikan api. Betapa banyak pandangan yang menancap dalam hati seseorang. seperti panah yang terlepas dari busurnya.” (hal 42).

Selanjutnya masalah liyestyle.  Di sini sedikit banyak penulis membahas tentang bagaimana penampilan terbaik yang harus dikenakan seorang muslimah. Membicarakan masalah penampilan, maka sudah pasti tidak jauh-jauh dari gaya berpakaian dan kebiasaan berhias. Di mana sudah semestinya kita selalu memakai baju syar’i yang menutup seluruh aurat kita.  Karena pakaian yang kita kenakan itu menunjukkan jati diri kita. “Bersihkan dirimu, bersihkan hatimu, niscaya akan terpancar pesona cantikmu.” (hal 110). 

Untuk menjadi seorang muslimah yang berkualitas, kita memang harus paham benar tentang batas-batasan dalam memilih model baju. Begitu juga dalam masalah berhias. Karena disadari atau tidak, berhias merupakan fitrah seorang wanita. Setiap wanita sudah pasti ingin terlihat cantik.  Dalam masalah berhias, dalam buku ini kita diingatkan untuk tidak berlebihan. Hal ini sebagaimana yang termaktub dalam firman Allah surat Al-A’raf ayat 31-31.

“Wahai anak-anak Adam! Pakailah pakaian kamu yang indah, berhiaslah pada tiap-tiap  kali kamu ke tempat ibadah (atau mengerjakan sembahyang) dan makanlah serta minumlah dan jangan pula kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya, Allah tidak suka akan orang-orang yang melampaui batas.” Selain itu, dalam bagian ini nant,  kita juga diingatkan tentang bagaimana cara berkomunikasi yang baik  dengan keluarga, saudara, teman atau masyarakat.

Selanjutnya akan dibahas tentang cita-cita dan harapan. Bahwa  kita sebagai seorang muslimah itu berhak memiliki mimpi dan harapan. Karena passion adalah  motor penggerak yang mempompa semangat dan antusiasme untuk menjapai tujuan (hal 204).  Akan tetapi dalam kita juga harus ingat passion juga perlu diikuti dengan istiqomah berlatih.  Dan yang tidak kalah penting kita juga harus mendapat restu orangtua. Jangan sampai demi mengejar passion, kita malah durhaka kepada orangtua. Tentu saja hal itu dilarang.

Terakhir adalah pembahas tentang fight atau perjuangan. Di mana dipaparkan bahwa sebagai seorang muslimah kita tidak boleh lemah. Kita harus kuat. Karena tantangan sebagai seorang muslimah akan benar-benar kita rasakan ketika sudah menjadi seorang ibu. Kita harus berjuang saat akan melahirkan—siap berkorban nyawa,  juga ketika merawat anak-anak.  

Sebuah buku yang patut dibaca baik  para muslim juga muslimah.  Dipaparkan dengan gaya bahasa yang sederhana namun memikat, membuat buku ini asyik untuk dibaca.  Keunggulan lain dari buku ini adalah penulis melengkapinya dengan kisah-kisah inspiratif yang pastinya bisa membuat kita mengambil banyak pembelajaran, juga quote-quote menarik yang bisa dijadikan renungan. Beberapa kekurangan yang ada, tidak mengurangi esensi dari isi buku ini. 

Srobyong, 16 September 2017 

No comments:

Post a Comment