Dimuat di Majalah Auleea, edisi November 2017
Judul : Muslimah Antibaper; Days with Love, Lifestyle, hope
& Fight!
Penulis : @GentaMuslimah
Penerbit : Genta Hidayah
Cetakan : Pertama, Juni 2017
Tebal : x + 414 halaman
ISBN :
978-602-6359-42-1
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama,
Jepara
Siapa yang tidak ingin menjadi
muslimah yang baik—memiliki karakter kuat serta memiliki pribadi yang
berkualitas? Pastinya hampir semua muslimah menginginkannya. Memang benar, menjadi
muslimah yang baik tentu saja bukan perkara mudah. Banyak tantangan yang harus
kita lalui agar bisa mencapainya. Namun
begitu kita tidak boleh putus asa apalagi menyerah. Jika kita mau berusaha
pasti akan selalu jalan untuk menjadi seorang muslimah yang baik—berkarakter
dan berkualitas.
Buku ini hadir untuk menjawab
kebingungan kita yang tengah berusaha menjadi seorang muslimah yang baik. Sebagaimana tagline yang termaktub
dalam cover, buku ini fokus membahas tentang empat hal yang sering kita
hadapi dalam kehidupan sehari-hari, yaitu : love, lifestyle, hope
dan fight.
Membahas cinta, siapa yang tidak pernah
mendengar satu kata tersebut? Satu kata namun memiliki sejuta makna. Cinta
memang selalu asyik untuk dibahas dan dikulik. Namun yang tidak boleh kita lupakan adalah
bagaimana cara memaknai cinta itu sendiri.
Saat ini banyak muslimah yang telah salah dalam memaknai cinta. Kerap kali kita mengikuti budaya Barat dalam
memaknai cinta dengan melakukan pacaran. Padahal sebagaimana seorang muslimah yang
baik, kita harus bisa memanage hati, agar dalam memaknai cinta kita
tidak sampai jalan. “Cinta yang baik
itu bukan aku dan kamu pacaran saat ini. Karena cinta sejatinya hanya termaktub
dalam ikatan suci.” (hal 9).
Jika kita sudah terjangkit cinta,
maka jalan terbaik yang harus kita tempuh adalah menikah jika sudah mampu.
Namun jika belum mampu, kita harus menjaga pandangan dan nafsu agar tidak
tergoda dengan ajakan setan. “Semua bencana itu bersumber dari padangan.
Seperti api besar itu bersumber dari percikan api. Betapa banyak pandangan yang
menancap dalam hati seseorang. seperti panah yang terlepas dari busurnya.”
(hal 42).
Selanjutnya masalah liyestyle. Di sini sedikit banyak penulis membahas
tentang bagaimana penampilan terbaik yang harus dikenakan seorang muslimah. Membicarakan
masalah penampilan, maka sudah pasti tidak jauh-jauh dari gaya berpakaian dan
kebiasaan berhias. Di mana sudah semestinya kita selalu memakai baju syar’i
yang menutup seluruh aurat kita. Karena
pakaian yang kita kenakan itu menunjukkan jati diri kita. “Bersihkan dirimu,
bersihkan hatimu, niscaya akan terpancar pesona cantikmu.” (hal 110).
Untuk menjadi seorang muslimah yang
berkualitas, kita memang harus paham benar tentang batas-batasan dalam memilih
model baju. Begitu juga dalam masalah berhias. Karena disadari atau tidak,
berhias merupakan fitrah seorang wanita. Setiap wanita sudah pasti ingin
terlihat cantik. Dalam masalah berhias,
dalam buku ini kita diingatkan untuk tidak berlebihan. Hal ini sebagaimana yang
termaktub dalam firman Allah surat Al-A’raf ayat 31-31.
“Wahai anak-anak Adam! Pakailah
pakaian kamu yang indah, berhiaslah pada tiap-tiap kali kamu ke tempat ibadah (atau mengerjakan
sembahyang) dan makanlah serta minumlah dan jangan pula kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya, Allah tidak suka akan orang-orang yang melampaui batas.” Selain itu, dalam bagian ini nant,
kita juga diingatkan tentang bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan keluarga, saudara, teman atau
masyarakat.
Selanjutnya akan dibahas tentang
cita-cita dan harapan. Bahwa kita
sebagai seorang muslimah itu berhak memiliki mimpi dan harapan. Karena passion
adalah motor penggerak yang mempompa
semangat dan antusiasme untuk menjapai tujuan (hal 204). Akan tetapi dalam kita juga harus ingat passion
juga perlu diikuti dengan istiqomah berlatih.
Dan yang tidak kalah penting kita juga harus mendapat restu orangtua.
Jangan sampai demi mengejar passion, kita malah durhaka kepada orangtua. Tentu
saja hal itu dilarang.
Terakhir adalah pembahas tentang fight
atau perjuangan. Di mana dipaparkan bahwa sebagai seorang muslimah kita
tidak boleh lemah. Kita harus kuat. Karena tantangan sebagai seorang muslimah
akan benar-benar kita rasakan ketika sudah menjadi seorang ibu. Kita harus
berjuang saat akan melahirkan—siap berkorban nyawa, juga ketika merawat anak-anak.
Sebuah buku yang patut dibaca baik para muslim juga muslimah. Dipaparkan dengan gaya bahasa yang sederhana
namun memikat, membuat buku ini asyik untuk dibaca. Keunggulan lain dari buku ini adalah penulis
melengkapinya dengan kisah-kisah inspiratif yang pastinya bisa membuat kita mengambil
banyak pembelajaran, juga quote-quote menarik yang bisa dijadikan renungan.
Beberapa kekurangan yang ada, tidak mengurangi esensi dari isi buku ini.
Srobyong, 16 September 2017
No comments:
Post a Comment