Dimuat di Jateng Pos, Minggu 27 Agustus 2017
Judul : Beternak Domba dan Kambing
Pedaging
Penulis : Bambang Cahyono
Penerbit : Kanisius
Cetakan : Pertama, 2016
Tebal : 160 halaman
ISBN : 978-979-21-4479-6
Persensi : Ratnani Latifah. Alumni Universitas
Islam Nahdlatul Ulama, Jepara.
Salah satu usaha yang memiliki
potensi tinggi meraup keuntungan besar adalah beternak. Dan di antara ternak yang
cukup menjanjikan itu adalaah ternak domba dan kambing. Sejak dahulu, domba dan kambing telah
dibudidayakan dan dikembangkan masyarakat secara luas, dengan bangsa dan jenis
yang beragam. Domba dan kambing tersebut sudah dikenal sebagai ternak penghasil
daging dan susu. Daging domba dan
kambing juga sudah umum dikonsumi oleh masyarakat sebagai salah satu menu makanan,
di samping daging sapi, kerbau atau unggas.
Dalam kapasitasnya sebagai bahan
makanan, daging domba dan kambing dikonsumsi masyarakat dalam berbagai bentuk aneka olahan masakan.
Misalnya satai, gulai, sup, tongseng, tengkleng dan lain-lain. Dan sajian aneka
masakan daging domba dan kambing bisa didapat dengan mudah di berbagai restoran
sederhana, restoran besar, hotel-hotel berbintang, maupun warung tenda di
perkotaan dan di daerah. Hal ini menunjukkan minat yang sangat tinggi dari
masyarakat terhadap domba dan kambing (hal 12-14).
Daging dan domba selain menghasilkan
daging yang baik, domba dan kambing juga menghasilkan kulit yang dapat
dimanfaatkan dalam berbagai macam indrusti kulit, misalnya sepatu tas, aneka
kerajinan dan lain-lain. Sementara khusus domba, dapat menghasilkan bulu (wol)
yang sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bahan sandang
(tekstil) (hal 21).
Agar usaha ternak domba dan kambing
menjadi peluang bisnis yang menjanjikan, maka kita harus
memiliki bibit yang berkualitas serta keterampilan dan pengetahuan yang
memadai tentang tata cara membudidayakannya.
Di antara hal yang perlu kita perhatikan adalah penentuan lokasi
peternakan untuk domba dan kambing. Kita harus memperhatikan dan
mempertimbangkan faktor lingkungan dan sumber daya alam; faktor sosial, faktor
ekonomis; dan faktor hukum yang mendukung pembudidayaan domba dan kambing itu
sendiri. keempat faktor tidak bisa dipisahkan karena akan menghambat proses
priduksi (hal 43).
Selanjutnya adalah perkandangan.
Karena bagaimana pun kadang pada akhirnya akan menjadi rumah yang melindungi
domba dan kambing. Sistem perkandangan yang intensif dapat membantu domba dan
kambing yang dipelihara menjadi produktif.
Agar ternak domba dan kambing
menghasilkan jumlah ternak (anak) yang banyak dan bobot ternak yang tinggi,
maka kita perlu melakukan pemuliabiakan atau pembibitan—serangkaian kegiatan
yanh dilakukan dengan tujuan mendapatkan keturunan dalam jumlah banyak dan
berkualitas baik. Tahap-tahap yang harus ditempuh yaitu, pengadaan induk
(ternak bibit), peneglolaan reproduksi dan seleksi bibit ternak (hal 67).
Buku ini dengan lugas dan lengkap
membahas tentang potensi binis ternak domba dan kambing yang ternyata memiliki
keuntungan yang mengejutkan. Apalagi jika mendekati hari raya idul adha. Domba dan kambing merupakan satu di antara
pilihan yang akan diburu untuk dijadikan kurban. Dan itu berarti harga hewan
ini bisa dibilang cukup fantastis. Namun lepas dari masalah itu, sejak awal
sebenarnya ternak dan domba memang udah memiliki sisi bisnis yang sangat
menguntungkan.
Di antaranya sebagaimana diketahui
perkembangan domba dan kambing tergolong cepat karena dalam waktu 1,5 tahun
sudah bisa bernak pinak. Selang berikutnya adalah 7-8 bulan. Dengan demikian,
dalam kurun waaktu 2 thun sejak bibit (anak domba) kita bisa memperolah banyak
keuntungan. Tidak hanya itu domba dan kambing selain bisa dimanfaatkan daging
dan kulitnya untuk industri, kotoran domba dana kambing dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk organik, yang berguna untuk membantu meningkatkan usaha para
petani.
Jelas sekali bukan, memilih bisnis
ternak domba dan kambing itu sangat menguntungkan. Dengan modal sedikit,
keuntungan yang bisaa diambil berlipat ganda. Maka siapa saja yang tertarik dalam bisnis ini
buku ini saya rekomendasikan untuk dibaca.
Srobyong, 18 Agustus 2017
No comments:
Post a Comment