Wednesday 23 August 2017

[Resensi] Pelajaran Diplomasi dari Presiden Sukarno

Dimuat di Tribun Jateng, Minggu 20 Agustus 2017 


Judul               : Dunia dalam Genggaman Bung Karno
Penulis             : Sigit Aris Prasetyo
Penerbit           : Imania
Cetakan           : Pertama, Februari 2017
Tebal               : xii + 356 halaman
ISBN               : 978-602-7926-33-2
Peresensi         : Ratnani Latifah. Aluma Universitas Islam Nahdlatu Ulama, Jepara


Naskah ini merupakan naskah asli resensi sebelum ada editing dari redaksi untuk menyesuaikan space koran. :) 

Siapa yang tidak mengenal Sukarno?  Namanya telah menjadi legenda yang tidak lekang oleh zaman.   Tidak hanya di Indonesia, nama Sukarno sudah dikenal di seluruh posok negara di dunia.  Dia merupakan presiden pertama di Indonesia, yang memiliki banyak sumbangsih dalam usaha meraih kemerdekaan juga memajukan kesejahteraan Indonesia.  Sebagaimana diketahui Sukarno adalah seorang pemimpin yang berprisip. Dia juga seorang yang ahli bernegosiasi,  orator dan konseptor ulung.  Selain itu dia merupakan praktisi diplomasi Indonesia yang paling cerdas dalam sejarah Indonesia.

Buku ini dengan gaya bahasa yang renyah dan mudah dipahami, memaparkan tentang sepak terjang Bung Karno dalam berdiplomasi.  Bagaimana dia bisa menjalin hubungan dengan para pemimpin dunia, juga membangun kedekatan personal bahkan bersahabat dengan para pemimpin dunia, tanpa memedulikan perbedaan agama, ideologi, ras, dan budaya.  Sukarno pernah berkata, “Aku menyukai orang Timur, aku menyukai orang Barat ....” (hal 3).

Dalam berdiplomasi Sukarno selalu high profile, tegas namun cantik. Di mana itu berarti,  dia selalu teguh dengan prinsipnya.  Selalu percaya diri dan anti  minder, juga tidak bisa didekte oleh pemimpin negara manapun. Namun begitu dia tidak bersikap kaku, Bung Karno malah bersikap lues dan bersahabat. Hal inilah yang pada akhirnya membuat Sukarno selalu disegani.  Apalagi Sukarno juga sangat menjunjung tinggi persahabatan. Bahkan Sihanouk—presiden kamboja, pernah berkata, “Sukarno adalah orang yang sangat menghargai persahabatan yang tulus.” (hal 109).

Di antara sepak terjang Bung Karno dalam berdimplomasi, contohnya bisa kita lihat dalam usaha Bung Karno  mempertahankan Irian Barat sebagai satu kesatuan Indonesia. Saat itu Indonesia memang sedang bersitegang dengan Belanda, perihal wilayah Irian Barat.  Maka Bung Karno pun membujuk Presiden Amerika, J.F Keneddy agar berpihak kepada Indonesia. Dia tahu dengan dukungan Amerika hal itu akan memudahannya dalam mempertahankan wilayah Irian Barat dari Belanda. Dan akhirnya diplomasi Bung Karno berhasil. J.F Keneddy mengirim seorang diplomat  senior untuk membantu permasalahan itu, yang mana akhirnya terjadi kesepatakan damai sesuai usulan proposal Bunker tanggal 12 Juli 1962.  Indonesia setuju prinsip “self-determination” dan Belanda setuju mengembalikan Irian Barat ke Indonesia (hal 15).

Tahun 1957 Sukarno berhasil membuat kesepakatan dengan Nikita Krushchev—pernada menteri Uni Soviet untuk memulai memberikan bantuan ekonomi termasuk perlengkapan militer yang dibutuhkan Indonesia.  Dan satu tahun sesudahnya, Krushchev juga terus membela Indonesia dalam menghadapi AS yang membantu pemberontakan PRRI di Sumatera (hal 37).

Lalu Sukarno juga berhasil melakukan kerjasama dengan Chou Enlai—Perdana Menteri Tingkok. Mereka saling mendukung dalam berbagai isu dan perkembangan politik internasional. Dan saat berlangsungnya konfrontasi Indonesia dengan Federasi Malaysia, Chou Enlai juga mendukung habis-habisan Indonesia. Chou mengecam pendirian negara Ferderasi Malaysia oleh Ingris dan menganggapnya sebagai bentuk lain kolonilisme. Selain dukungan politik, Chou juga menawarkan dukungan militer  (hal 141).

Bersama Diosdago Macapagal—presiden Filifina, Sukarno saling mendukung saat memanasnya politik terkait konfrontasi Malaysia. Dukungan itu diumumkan Macapagal secara resmi pada tahun 1963. Dukungan itu tidak hanya sekadar retorika politik namun juga militer (hal 160).

Sebuh buku yang patut kita baca untuk menambah pengetahuan dalam mengenal sejarah Indonesia.  Mengenal lebih dekat sosok Bung Karno yang begitu luar biasa dan memiliki banyak jasa dalam perjuangan kemajuan Indonesia. Selain itu buku ini juga memberi inspirasi untuk mewujudkan ketertiban dunia dengan duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain.

Srobyong,  11 Agustus 2017 

2 comments: