Dimuat di Singgalang, Minggu 20 Agustus 2017
Judul : Autumn Kiss
Penulis : Christina Juzwar
Penerbit : Gramedia
Cetakan : Pertama, Januari 2017
Tebal : 288 halaman
ISBN : 978-602-03-35-35-3
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumni Unversitas
Islam Nadlatu Ulama, Jepara.
Siapa yang tidak mengenal tentang
nasihat agar selalu menjaga kadar cinta atau benci secara wajar? Di mana
maknanya, kita tidak boleh memiliki kebencian yang berlebihan. Karena sekat
antara benci dan cinta itu sangat tipis.
Begitu pula sebaliknya, cinta yang berlebihan bisa berubah menjadi
benci.
Novel ini berkisah tentang Bianca
yang sudah berusaha move on dari masa lalu. Dia memulai kembali
kehidupannya setelah bercerai deengan Levy Welsh. Bahkan dia kini sudah
memiliki kekasih baru dan mulai memikirkan untuk melangkah pada jenjang yang
lebih serius. Sampai sebuah kejadian membuat dunia Bianca jungkir balik.
Pada suatu hari yang tidak terduga,
Bianca mendapat kabar kalau sahabat baiknya Zie, meninggal dunia (hal 13). Kabar itu tentu saja membuat Bianca sangat
terpukul. Apalagi dia tahu masih ada Grace, putri Zie yang belum cukup mendapat
kasih sayang dari seorang ibu. Dan tanpa berpikir panjang, Bianca pun langsung
terbang ke New Zealand—sebuah tempat yang menyimpan banyak memori bagi Bianca.
Kebahagiaan juga kepedihan yang pada akhirnya dia kubur. Tapi siapa yang peduli jika di sana ada
seseorang yang butuh kehadirannya? Dia harus mengantarkan kepergian Zie.
Namun sebelum Bianca sampai di rumah
Zie, Sebuah kejutan datang. Dia tidak menyangka setelah sekian lama tidak
bertemu dengan Levy, manta suaminya. Dia harus bertemu dalam keadaan yang tidak
terduga. Meski sejatinya Bianca tahu hal
itu akan terjadi. Karena bagaimana pun
Levy adalah sabahat Lee—suami
Zie. Jadi sudah pasti dia akan berada di sana.
Dan di sinilah konflik antara Bianca
dan Levy dimulai. Rumah duka itu menjadi sebuah tempat bagi dua hati yang
pernah saling mencinta, tapi juga menyisakan kebencian dalam di hati Bianca. Jika
Levy berusaha bersikap ramah terhadap Bianca, maka tidak bagi Bianca. Sebisa
mungkin dia ingin menjauah dari laki-laki itu. Dia terlalu sakit jika harus
kembali berhadapan dengan pria itu. sampai sebuah kejadian tidak terduga
membuat Bianca bingung dan dilema.
Yang lebih mengejutkan lagi, Levy
mengaku masih mencintai Bianca dan ingin memulai hubungan baru. Levy juga
mengaku kalau dirinya sudah berubah.
“Dan aku memikirkan ini sejak kita
berpisah. Kamu pikir kenapa aku berjuang melawan ketergantunganku? Kamu pikir
kenapa aku masih mau menyimpan kalung tunanganmu? Kamu pikir kenapa aku ingin
settel dan berusaha dengan keringat dan darahku? Aku ingin menunjukkan kepadmu
bahwa aku orang yang baru. Aku bukan orang yang berbeda, tapi aku menjadi orang
yang lebih baik.” (hal 163).
Novel ini dipaparkan dengan lugas dan asyik. Di sini penulis mengungkap
tentang pahit manis dalam sebuah pernikahan. “Pernikahan itu seperti menaiki
rollercoaster seumur hidup. Hanya ada dua pilihan yang bisa dipilih. Menutup
mata atau mengangkat tangan menikmatinya.” (hal 218). Juga bagaimana cara
yang baik dalam menyikapi semua masalah dan berdamai dengan masa lalu.
“Bukan masalah mudah atau tidak,
tetapi berani atau tidak. Kamu terlalu terpaku pada masa lalu sampai kamu tidak
berani mengambil keputusan.”
(hal 213).
Hanya saja ada
bagian yang terasa lambat pada novel ini. Berbeda dengan novel sebelumnya “Love
on Probation” yang lebih terasa dalam konfliknya. Kesamaan dalam novel ini
adalah konflik berpusat pada ketakutan dari para tokoh tentang sebuah masa
lalu. Namun lepas dari kekurangannya, bagi penikmat novel romance, Autunm
Kiss tetap recomended buat dibaca.
Dan saya paling suka sama cover ini. Perpaduan warna dan gambarnya menurut saya terasa hangat. Dari novel ini saya belajar untuk tidak lari dari masalah. Selesaikan sampai tuntas dan beranilah melangkah, bangkit lagi setelah sempat jatuh terjerembab.
Srobyong, 20
Juli 2017
No comments:
Post a Comment