Wednesday, 13 April 2016

[Review] Tentang Sebuah Perjuangan Meraih Impian

Judul               : Selalu Denganmu
Penulis             : Agusata K
Penyunting      : Fatimah Azzahrah
Penerbit           : Media Pressindo
Cetakan           : Pertama, 2015
Halaman          : 212 hlm
ISBN               : 978-979-911-517-1

“Semua orang berhak untuk mempunyai impian. Tapi tidak semua  orang benar-benar berusaha untuk mewujudkan impiannya. Kalau kau ingin impianmu kenyataan, kau harus kuat untuk menghadapi masalah ini.” (hal. 80)

Kathalina  adalah mahasiswa  di Istituto Marangono—sebuah sekolah desain di Milan. Dia termasuk salah satu mahasiswa berbakat  dan cukup dikenal para dosen. Dia memiliki teman satu apartemen bernama Andreana,  juga memiliki kekasih bernama Aleandro. Kehidupannya kala itu nampak sempurna. Tak pernah sekalipun dia khawatir tentang masalah tanggungan hidupnya. Namun pada suatu malam, sebuah kabar yang diterima dari ibunya, membuat Kathalina syok.

Ibunya berharap dia kembali ke Indonesia, karena papanya sekarang tidak bisa lagi menyuplai kebutuhan hidupnya di Milan. Papanya dituduh menggelapkan uang miliaran dan ditahan. (hal. 27) Kathalina tentu saja bimbang. Antara melepas mimpi atau bertahan. Tapi pada akhirnya dia memilih bertahan.  “Ma, aku akan tetap di sini, aku mau mengerjar  mimpiku.” (hal. 32)

Sayangnya mengucapkan sesuatu itu memang teramat mudah dibanding menjalankannya. (hal. 34) Kathalina  baru menyadari bahwa kehidupannya tidak baik-baik saja. Dia butuh uang untuk  hidup dan membayar kuliah. Sedang sisa tabungannya tak menyukupi keduanya.

Untung Kathalina segera mendapat pekerjaan di sebuah toko pakaian. Tapi sayang, masa kerjanya tak seindah  yang dia bayagkan . Baru beberapa hari bekerja dia langsung dipecat karena ulah seseorang yang tidak menyukainya—Andrea, sahabatnya sendiri.  Kathalina sungguh tidak habis pikir, kenapa temannya tega melakukan hal itu padanya. Untungnya ada Daniele seseorang yang entah kenapa selalu ada ketika dia kesusahan. Berkat laki-laki itu Kathalina dengan cepat mendapat pekerjaan kembali.  Pekerjaan yang lebih baik yang membuatnya merasa sangat bersyukur. Bagaimana tidak? Kathalina berkesempatan menjadi asisten disainer terkenal Cassandra Pisapia. (hal. 92)

Sayangnya keberuntungan yang selalu Kathalina dapat itu membuat Andreana marah. Gadis itu ternyata diam-diam membenci keberadaan Kathalina. Dia ingin membuat gadis itu menderita.  Karena kebencian yang teramat besar itulah, Andreana selalu melakukan apapun untuk menjatuhkan Kathalina, termasuk memfitnah Kathalina untuk kedua kalinya.  

Tak puas membuat Kathalina sedih karena harus kehilangan pekerjaan, Andreana juga  membuat Kathalina kehilangan cinta.  Bagaimana kelanjutan perjalanan Kathalina dalam meraih mimpinya? Apakah dia bisa bertahan atau akhirnya menyerah dan memilih kembali ke Indonesia?

Novel ini dipaparkan dengan bahasa yang asyik dan renyah. Asyik untuk diikuti. Dalam setiap bagian juga banyak kejutan-kejutan yang tidak disangka-sangka.  Serta memiliki twist ending yang cukup menohon dan bikin greget. Novel ini selain membahas tentang perjuangan tentang mimpi, bakal ada kisah cinta yang manis juga.  Dijamin suka senyum-senyum sendiri ketika membaca novel ini.


Dalam novel ini juga bertebaran quote-quote yang menginspirasi. Hanya saja aku merasa tokoh perempuan di sini terkesan sangat cengeng dan masih ditemukan sedikit typo. Tapi lepas dari itu semua novel ini asyik buat dibaca. Ringan dan manis.

Sebuah novel yang mengajarkan tentang keuletan dan semangat juang untuk mengerjar mimpi. “Tuhan tidak tidur dan akan selalu membantu umat-Nya yang mau berusaha.” (hal. 153)

Serta mengajarkan pada kita untuk selalu berpikir positif ketika menghadapi masalah. “Setiap masalah pasti ada penyelesainnya.” (hal.  70) “Hidup kita akan selalu diisi oleh masalah. Tanpa masalah, kita tidak bisa menikmati hidup yang sesungguhnya. Masalah membuat kita belajar menjadi pribadi yang kuat.” (hal. 76)

Ada juga sebuah quote yang menohon jika dibaca, “Ternyata membalasa dendam tidak mengubah rasa sakit itu menjadi kebahagiaan. Malah semakin menambah rasa sakitnya? (hal. 143)

Srobyong, 13 April 2016 

No comments:

Post a Comment