Judul :
Dunia Cecilia
Penulis :
Jostein Gaarder
Penerjamah :
Andityas Prabantoro
Penerbit :
Mizan
Cetakan :
Pertama, Juni 2015
Halaman :
216 halaman
ISBN :
978-979-433-886-5
Alam semesta maupun surga adalah misteri akbar
yang tak bisa dipahami manusia di Bumi ataupun malaikat di Surga. (hal.
187)
Novel ini menceritakan tentang gadis kecil bernama Cecilia. Cecilia adalah seorang gadis kecil yang tengah
sakit keras. Sehari-hari, dia hanya bisa menghabiskan waktu di kamar.
Kebiasaannya adalah menghintung cincin di rel gorden. Atau menghitung malajah Science
Ilustrated yang bertumpuk di bahwa meja tulisnya. Dia juga suka menulis di “Diari Cina” yang
disembunyikannya di kolong meja. Diari itu pemberian dokter di rumah sakit.
Hanya saja Cecilia merasa agak kesulitan menulis karena tidak punya tenanga.
Juga tidak punya bahan untuk ditulis. (hal. 11)
Sampai pada suatu hari, Cecilia melihat satu
sosok yang duduk di pinggiran jendela kamarnya. (hal. 28) Sosok itu
mengenakan jubah puting panjang dan
bertelanjang kaki. Sosok itu mengaku bernama Ariel yang mengaku sebagai malaikat.
Sejak itu Cecilia sering melakukan dialog dengan Ariel. Mereka membuat
berjanjian. Cecilia akan memberitahukan segala sesuatu tentang bagaimana
rasanya menjadi manusia dan Ariel akan menceritakan segala sesuatu tentang
surga.
Ariel menjelaskan kenapa malaikat tidak
memiliki rambut. “Kulit dan rambut tumbuh di badan dan meluruh sepanjang
waktu. Keduanya berhubungan dengan darah dan daging dan menjadi pelindung dari
debu dan kotoran, panas dan dingin. Kulit dan rambut punya kaitan dengan binatang dan tak ada
kaitannya dengan malaikat.” (hal. 49)
Dari percakapan dengan Ariel, Cecilian baru
tahu bahwa malaikat tidak melakukan
seperti yang dilakukan manusia—memotong kuku atau sikat gigi. Hanya saja Ariel mengatakan bahwa antara
malaikat dan manusia, walaupun berbeda mereka
ternyata memiliki persamaan. “Malaikat dan manusia sama-sama punya
ruh yang diciptakan Tuhan. Tapi manusia juga punya badan yang tumbuh. Kau
tumbuh dan berkembang seperti tumbuhan dan hewan.” (hal. 49) Dan Ariel
menambahkan, “Kau adalah hewan dengan ruh malaikat, Cecilia. Itu berarti kau
diaugerahi hal-hal terbaik dari dua dunia.” (hal. 50)
Lalu Cecilia bertanya apakah malaikat memiliki
jenis kelamin atau tidak, Ariel dengan tangkas mengatakan, “Perbedaan aneh
semacam itu tidak pernah ada di surga.” (hal. 51)
Belum puas, Cecilia pun bertanya lagi, kepada
Ariel kenapa dia tidak memiliki sayap. Namun pertanyaan itu malah ditertawakan
Ariel. “Sayap malaikat hanyalah takhayul kuno yang dimulai pada masa ketika
manusia menganggap Bumi ini datar seperti kue dadar, dan bahwa malaikat sepanjang waktu terbang
pulang-pergi antara surga dan Bumi. Sebenarnya tidak sesederhana itu.” (hal.
84)
Dialog antara Ariel dan Cecilia terus
berlanjut. Cecilia adalah gadis kecil yang sangat kritis dalam bertanya. Dan
Ariel dengan sabar menjelaskan semuanya.
Ketika gadis kecil itu bertanya tentang surga, Ariel menjawab, “Pertama-tama,
kau harus memahami bahwa sekarang kau sudah berada di surga. Inilah Bumi
Surgawi, Cecilia. Inilah Taman Firdaus tempat tinggal manusia. Para malaikat
tinggal di tempat-tempat lainnya.” (hal. 157-158)
Cecilia sungguh bingung dengan penjelasan
Ariel, sehingga otak kritisnya itu kembali mengeluarkan pendapat lagi. “Aku
selalu bertanya-tanya di manakah surga berada, tapi tak seorang pun astronot
pernah melihat Tuhan atau malaikat.” (hal. 158)
“Tak seorang pun ahli bedan otak pernah
menemukan pikiran dalam di dalam otak. Dan tidak seorang pun psikolog pernah
melihat mimpi orang lain. Itu tak berarti pikiran dan mimpi tak benar-benar ada
di dalam kepala manusia.” (hal. 158)
Novel karya Jostein Gaarder ini memenangi
Norwegian Bookseller Prize dan diadaptasi ke dalam film yang juga memenangi
Amanda Award—anugerah tertinggi perfilmann Norwegia pada tahun 2009. Novel ini juga
telah diterjemahkan ke dalam 20 bahasa dan terjual lebih dari 2,5 Juta Kopi.
Sebuah novel yang menggabungkan antara fiksi
dan filosofi, bisa dijadikan untuk renungan
karena sangat sarat makna. Mengingatkan bahwa segala alam dan isinya baik di
dunia juga diakhirat, hanya Tuhan-lah yang Maha Mengetahui. Dipaparkan dengan
bahasa yang renyah dan mudah dipahami. Recomended untuk dibaca.
Wah....sepertinya menarik, dulu waktu baca dunia sophie harus baca berulang-ulang biar paham betuk hhhehe...
ReplyDeleteIya Mbak meski agak berat tapi memang menarik. Aku juga baca ini berulang biar paham sepaham-pahamnya. ^_^
Delete