Judul : Summer Triangle
Penulis : Hara Hope
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Ketiga, Januari 2016
Halaman : 176 hlm
ISBN : 978-602-03-2322-0
Summer Triangle merupakan Juara 2 dari Lomba Novel Teelit Gramedia
Pustaka Utama 2005. Sebuah novel yang mengambil tema perbintangan dipadukan
dengan mitos yunani yang menjadi warna dalam kisah ini. Tentang cinta, persahabatan juga keluarga.
Menceritakan tentang sosok
Vega. Dia gadis yang duduk dibangku kelas XI IPA 3 SMA Arcadia Jakarta. Dia setuju melakukan tantangan yang
diajukan bokapnya untuk memotret bintang jatuh
karena diiming-imingi hadiah. Padahal dia tahu melakukan hal itu adalah hal
mustahil.
Tapi bukan Vega kalau tidak mau mencoba dan cepat menyerah. Dia bahkan
nekat bolos sekolah demi memotret
bintang jatuh. Dia mendapat kabar
kalau di Pantai Parangtritis langitnya tampak luas dan indah, jadi mungkin
itu tempat yang pas dijadikan untuk perburuannya. Bersama Wiwi sahabatnya, mereka duduk manis
menunggu bintang duduk di pasir Parangtritis beralasakan tikar. (hal. 23)
Namun saat berkosentrasi menanti bintang jatuh segerombolan lelaki yang terlihat mabuk mendekati mereka. Sontak
saja Vega dan Wiwi ketakutan. Untungnya sebelum kejadian buruk terjadi
seseorang datang menolong mereka—Nina. Teman mereka satu sekolah. Cuma beda
kelas. Sejak kejadian itu mereka pun
menjadi dekat.
Vega, Wiwi dan Nina, dalam pandangan Rio mereka adalah summer triangle. “Lo mirip Lyra, Wiwi
mirip Cygnus dan Nina mirip Aquila. Kalian dari latar belakang yang berbeda
tapi klop banget. Pertemuan kalian bertiga sejak awal pasti bukan karena
kebetulan, tapi sudah digariskan dengan tujuan tertentu.” (hal. 67) Rio meyakini mereka adalah reinkarnasi dari summer triangle.
Tentu saja Vega tidak bisa percaya begitu saja. Atas dasar apa Rio yang
notebane selama ini adalah musuh bebuyutannya mengatakan semua itu? Apalagi
ditambah cowok itu mengaku Orefeus, pemilik Lyra—yang artinya harpa dan berarti
Vega itu sendiri.
Belum kelar keanehan yang Vega rasakan, keanehan lain muncul dari sikap
Nina yang menadak sewot ketika Vega menceritakan tentang Rio yang sempat mengajaknya ke puncak untuk
melihat summer triangle. Apa hubungan antara Nina dan
Rio sebenarnya?
Dan perasaan Vega semakin tidak karuan ketika Nina menceritakan sesuatu
tentang Rio. Kisah yang selama ini tidak pernah Vega dengar. Dia sangat bingung
haruskah dia mempercayai cerita Nina atau tidak. Kebingungannya semakin menjadi
ketika tiba-tiba Rio tidak masuk kelas. Memang selama ini mereka lebih sering
bertengkar, tapi tetap saja sebagai manusia biasa ketika mengetahui temannya
tidak berkabar, Vega tetap khawatir. Cowok
itu masuk rumah sakit.
Entah apa yang
sebenarnya terjadi dengan Rio. Dan kenapa pula dia sangat mempercayai mitos
tentang summer triangle dan terlihat
tidak suka dengan keberadaan Nina. Vega sungguh bingung. Ada kisah apa di balik summer triangle?
Novel ini dipaparkan dengan bahasa yang sangat renyah—khas remaja
hingga asyik ketika membacanya. Banyak
kejutan yang membuat kisah ini semakin menarik untuk diikuti. Dari novel ini
juga akan membuat kita mengenal lebih jauh tentang astronomi—khususnya tentang
bintang. Penulis sangat piawai
menjelaskan dengan detail tentang
bintang dan mitos yunani.
Tentang beberapa kesalahan tulis dan pada beberapa bagian yang
menurutku masih agak loncat-loncat, tetap tidak mengurangi kesyikan membaca
kisah ini. Keseluruhannya novel ini
asyik buat dibaca. Karena tema yang diangkat memang terlihat berbeda dari
kebanyakan teenlit lainnya. Recomended.
Novel ini mengajarkan kita untuk bersikap
terbuka, baik itu pada teman juga keluarga. Serta mengajarkan untuk tidak
terjebak pada masa lalu. Kita harus move on dan tidak membuat diri sendiri menderita
dengan terus menerus menyiksa diri. Kita harus percaya bahwa setiap musibah
pasti ada hikmahnya.
Beberapa quote yang aku suka dari novel ini
adalah
Bintang itu ciptaan
Tuhan. Kita juga ciptaan Tuhan. Masa sih ciptaan Tuhan menentukan nasib ciptaan
Tuhan lainnya? (hal. 69) Mengingatkan kita
bahwa hanya Tuhan-lah yang Maha Kuasa atas takdir makhluknya, bukan benda-benda
langit atau sesuatu ciptaan Tuhan.
Memangnya jadi mama
harus melahirkan? Kalau melahirkan tapi
nggak sayang sama kita? Yang namanya mama itu
orang yang sayang pada kita, yang mau dengerin keluh kesah kita, yang
mau nemenin kita pas sakit, yang mau
marahin kita. (hal.119) Kita tidak boleh menilai orang dari covernya saja. Memang
banyak dari ibu tiri yang terlihat jahat, tapi tidak semua ibu tiri itu jahat. Jadi
kita harus selalu berpikir positif.
Srobyong, 24 April 2016
No comments:
Post a Comment