Sunday, 24 April 2016

[Review] Mengenalkan Kekuasan Allah pada Anak Melalui Cerita


Judul               : Jejak-Jejak Misterius
Penulis             : Ririn Astutiningrum
Editor              : Hariyadi
Ilustrator         : Sisca Anggreany
Penerbit           : Tiga Adanda, Creative Imprint of Tiga Serangkai
Cetakan           :Pertama Februari, 2016
Halaman          : 112 hlm

Mengenalkan Kekuasaan Allah pada anak termasuk pendidikan ketauhidan yang memang sudah diharuskan dikenalkan sejak dini. Agar nantinya anak-anak mengetahui kebesaran Allah dengan baik dan sudah mengakar.

Salah satu cara mudah yang bisa dilakukan untuk mengenalkan kekuasaan Allah pada anak adalah melalui buku cerita. Karena  selain tidak berat, anak tetap bisa bermain sambil belajar. Buku ini sangat cocok dijadikan referensi. Selain mengenalkan kisah-kisah yang menyimpan pengetahuan tentang kekuasan Allah juga memiliki pesan akhlakul karimah yang patut diteladani. Buku ini terdiri dari enam belas cerita yang sangat sarat makna.

Ada kisah Windy Si Pengantar Hujan. (hal. 19)  Menceritakan tentang Livy, yaitu sebatang pohon nangka.  Daun-daunnya menunduk ke bumi karena tidak tahan dengan sengatan sinar matahari. Daunnya juga berguguran di tanah. Hal itu membuat Livy sangat sedih.

Kesedihan Livy diketahui oleh Grassy, si rumput liar. Keadaannya sebenarnya juga tidak kalah menyedihkan dari Livy. Badannya mulai menguning dan sebagian kecokelatan. Grassy tidak kuat berdiri karena kekuarangan makan dan minuman. Tapi Grassy selalu berprasangka baik dan percaya Allah menyayangi mereka. Sangat berbeda dengan Livy yang malah marah. Dia benci kenapa harus ada musim kemarau yang membuat dirinya lemah.  

Cerita ini menjelaskan bahwa Allah memiliki kekuasaan untuk mengirim angin dan menggerakkan awan. Dan memiliki kekuasaan untuk menurunkan hujan. Selain itu mengingatkan agar selalu berbaik sangka pada Allah dan bersyukur dengan pemberian Allah. Bahwa setiap hal diciptakan itu memiliki manfaat masing-masing.

Ada juga cerita berjudul Teka-Teki Dzubab. (hal. 25) Mengisahkan tentang Kayla. Dia kaget ketika Roby, kakaknya meminum susu yang di dalamnya ada lalatnya. Tentu saja hal itu membuat Kayla kaget. Selama ini dia meyakini kalau lalat itu binatang yang menyebarkan penaykit.  Tapi Kakaknya malah mengatakan yang sebaliknya. Kakaknya bilang Lalat itu binatang istimewa dan tanda kebesaran.  Lalu memberikan teka-teki agar Kayla bisa menemukan kenapa Lalat disebut binatang istimewa.

Kayla disuruh mencari kata Dzubab dalam Al-Quran. Dengan pentunjuk tujuh kali putaran yang dilakukan sekali dalam satu tahun.  Kira-kira apakah Kayla bisa memecahkan teka-teki itu dan menemukan maksud kakaknya?

Dalam kisah ini menjelaskan bahwa  tidak ada yang bisa menciptakan sesuatu seperti apa yang diciptakan Allah,  meski bersatu dengan yang lain. Karena Allah adalah Maha Adidaya. Serta menjelaskan bahwa setiap apa yang diciptakan Allah itu pasti memiliki sisi baik dan buruk.

Tidak kalah seru adalah cerita Penyesalan Charlie Turtle. (hal. 46) Diceritakan kedamaian di tepi Florance lake akhir-akhir ini teranggu karena sikap  Charlie Turtle.  Charlie sekarang dikenal nakal dan sombong. Dia menyombongkan dirinya karena bisa berada di dua dunia. Darat dan laut.

Para warga sangat resah dengan sikap Charlie, padahal mereka sejatinya sangat sayang dengan Charlie. Lalu muncul Marco, burung pelican. Dia menawarkan diri untuk menyadarkan Charlie. Dia sudah memikirkan cara yang tepat agar Charlie tidak lagi sombong. Kira-kira cara apa yang akan dilakukan Marco?

Kisah ini menjelaskan bahwa Allah itu bisa memberikan petunjuk pada siapapun yang dikehendaki. Menerima hidayah atau menyemitkan dadanya. Karena Allah memang Maha Kuasa. Selain itu juga mengingatkan agar tidak memiliki sikap sombong pada makhluk lain.

Cerita-cerita dalam buku ini memang sarat makna. Selain tiga kisah itu masih banyak lagi cerita yang tidak kalah seru dan pastinya penuh pesan akhlakul karimah yang bisa dijadikan pelajaran.  Seperti Jejak-Jejak Misterius, Berjumpa dengan Peri Naklah dan banyak lagi.


Srobyong, 24 April 2016.

No comments:

Post a Comment