Judul : Yesterday in Bandung
Penulis : Rinrin
Indriani, Ariestanabirah, Delisa Novarina, Puji P. Rahayu, NR Ristianti
Editor : Pradita
Seti Rahayu
Penerbit : Elex
Media Komputindo
Cetakan : Pertama,
Januari 2016
ISBN :
978-602-02-7861-2
Blurb
Yesterday, all my troubles seemed so far away (yesterday, the
beatles)
Seperti lima nada
membentuk satu harmoni lagu, mereka memiliki masalah dan masa lalu yang
bersinggungan.
Shaki, gadis
Palembang dengan masalah korupsi sang ayah.
Zain, pemuda
desa yang gila harta dan terjebak pergaulan hitam.
Tania, gadis
riang yang masa lalunya kelam.
Dandi, pemuda tampan yang lari dari bayang-bayang masa lalu.
Aline, pemilik kos yang menyimpan banyak misteri.
Hidup di tempat tinggal yang sama
membuat mereka menyadari bahwa semua punya cerita di hari kemarin, untuk dibagi
hari ini.
~*~
Setiap orang pasti memiliki masalah
dan masa lalu. Maka biarlah masalah dan
masalalu itu luruh. Tidak menjadi budak,
mengingkat hingga harus selamanya terpuruk dan ketakutan. Karena waktu itu bergerak maju. Jadikan masalalu
sebagai guru yang menuntutn untuk bergerak menyongsong masa depan baru. Bukankah
itu lebih menyenangkan?
Yesteday in Bandung bermula dari outline terbaik workshop “Berbagi Cinta Lewat
Kata”. Menceritakan tentang lima tokoh
yang terjebak pada masalah juga masalalu yang menjadi bayang-bayang.
Shaki adalah gadis awal Palembang
yang memilih kuliah di Bandung dengan membawa sebuah rahasia. Di depan banyak
orang dia mungkin terlihat bahagia dengan kepolosan yang dimiliki. Dia juga
sangat loyal pada teman-temannya. Uang baginya bukan masalah, karena dengan
senang hati sang ibu akan memberinya jika dia meminta. Tapi di sanalah-masalah.
Karena uang itu. dia menyimpan luka. Uang memang tidak pernah bisa membeli
kebahagiaan. (hal. 56) Sebuah luka yang membuatnya kerap menangis diam-diam
dan mengidap histeria. (hal. 84) Menjadikan gadis itu lemah.
Zain adalah seorang anak dari
keluarga tidak mampu. Dia kuliah ke Bandung dengan membawa segudang mimpi. Berharap
ketika dia nanti bisa sukses maka hal itu bisa merubah kehidupan
keluarganya. Gua harus harus berhasil
dan sukses dengan cara apa pun meski mulai dari nol. (hal. 25). Tekad itulah
yang kemudian malah merubahnya menjado sosok Zain yang berbeda.
Tania, dia gadis periang. Selalu rame
jika bersamanya. Namun di balik sikapnya itu ..., ternyata ada luka yang tengah
dia coba sembunyikan dari orang lain. Gadis itu sangat antipati pada makhluk
bernama cowok, apalagi mendengar kata pacar. Kata ‘pacar’itu tabu baginya.
(hal. 44) Karena itu jika dengan Zain, mereka seperti kucing dan anjing.
Terkecuali Ferdian—sahabatnya sejak SMP,
hanya cowok itu yang selalu menemaninya.
Dandi, cowok pendiam yang memilih
bekerja daripada melanjutkan kuliah. Dia tak banyak omong dan lebih suka
memendam masalahnya sendiri. Termasuk alasan di balik pilihannya itu. Semua karena masa lalu kelam yang telah
merubahnya menjadi seperti itu.
Aline, pemilik kos-kosan yang
cantik, pintar dan mandiri. Sama halnya
dengan empat orang itu, Aline juga menyimpan sebuah masalahnya sendiri, yang
membuatnya memilih hidup yang saat ini tengah dijalaninya. Menyendiri, memilih
menutup pintu hatinya.
Mereka dipertemukan dalam satu
tempat—kos-kosan milik Aline. Di sanalah kisah mereka dimulai. Pertemuan itu
membuat mereka seperti keluarga. Meski mereka belum berani membagi rahasia
masing.
Kebersamaan itu tenyata menimbulkan
kisah lainnya juga Shaki mengagumi Zain,
cowok yang berkali-kali menghiburnya ketika sedih. Sayangnya Zain sejak awal
sudah membidik seseorang. Dan tanpa mereka ketahui, Dandi mengamati kisah itu
dan hanya bisa merasa getir. Untungnya ada
Tania yang mengerti kondisi Dandi dan mencoba membantu. Sayangnya, Tania
sendiri pun dalam masalah ketika seseorang dalam masa lalunya tiba-tiba muncul.
Keadaan menjadi kacau balau. Belum lagi tiba-tiba Zain menghilang, Shaki yang mencoba bunuh diri.
Novel dengan pemasalahan yang cukup
kompleks. Diceritakan dengan gaya bahasa renyah. Asyik untuk dinikmati.
Beberapa kejutan yang disuguhkan dalam novel ini menjadi poin tambah
tersendiri. Juga salut dengan gaya multipov dalam novel kolab ini.
Hanya saja, dalam porsi Dandi eksplorasinya
sangat sedikit. Padahal karakter cowok ini cukup menarik Dan soal gaya bahasa Zain yang memakai ‘Gua’.
Mengingat dikatakan dia anak desa dan diceritakan memakai gua kok tidak cocok,
malah terkesan anak metropolitan. Ada beberapa
ketidaksinkronan. Misalnya tentang pov dari gua, tapi tiba-tiba memakai nama tokoh, seolah pov 3
(hal. 18). Beberapa typo cukup
bertebaran , juga tentang pemborosan kata aku.
Tapi lepas dari itu semua, novel
kolab ini memiliki keunikan tersendiri sehingga patut dibaca. Tentang masa lalu
yang tak seharusnya menjadi momok, tapi buat sebuah pelajaran hidup untuk terus
berjuang menyongsong masa depan. Serta
memiliki twist ending yang cukup keren.
Aku sudah bisa menertawai masa lalu
dan mengambil pelajaran berharga. Dengan pengalaman itu, aku bisa berbagi dan menularkan semangat
positif. (hal. 252)
Waaahh, jadi ingin membacanya
ReplyDeleteSilahkan di hunting, ^_^
DeleteTerima kasih sudah me-review #Yesterday in Bandung, Kak :D
ReplyDeleteSama-sama Mbak ^_^
DeleteTerima kasih ulasannya~
ReplyDeleteSama-sama Mbak ^_^
Delete