Wednesday, 16 March 2016

[Review] Ketika Manusia Diperbudak Kebencian dan Dendam



Judul                           : Animu Seven Days
Penulis                         : Ajeng Maharani
Penerbit                       : LovRinz
Cetakan                       : Ketiga, November 2015
Cetakan pertama         : September 2014
Halaman                      : xiv + 251 hlm
ISBN                           : 978-602-71451-0-8

Kebencian dan dendam kadang memang tidak bisa dihindari ketika menyadari hidup yang dijalani tidak sesuai dengan mimpi.  Usaha keras sudah dilakukan, menjadi seorang yang mengalah pun dilakoni, tapi ternyata kepahitan hidup tetap saja menyambangi bahkan mencabik-cabik hingga koyak dan tidak dihargai. Lalu apakah salah jika kebencian dan dendam akhirnya menenggelamkan hati nurani?

Merupakan novel tertralogy yang  terdiri dari empat kisah yang saling memiliki benang merah. Mengangkat tema kebencian dan juga dendam akibat pahitnya hidup yang dijalani. Dan mengalami kehidupan yang tidak adil. Membuat mereka gelap mata Entah apa yang akan dipilih antara tetap berjalan lurus sesuai ajaran atau malah melenceng mencari jalan pintas demi mewujudkan harapan untuk pembalasan.

Semua bermula pada satu tempat—Danau Sinabu. Sebuah tempat yang konon katanya bisa memberikan apapun keinginan sang peminta. Tempat yang konon katanya sangat sulit ditemukan. Bahkan jika pun orang-orang berhasil sampai, sangat jarang dari mereka bisa kembali pulang.   
Kisah pertama dibuka dengan mengenalkan kehidupan Salsa. Gadis cantik yang selama ini memiliki profesi sebagai penyanyi dangdut keliling. Mengikuti jejak mamak angkat yang merawatnya. Pada mulanya kehidupan Salsa baik-baik saja. Tapi karena satu kata “cinta” kehidupan yang semula damai menjadi kacau.  (hal. 4)

Salsa hamil dengan seorang laki-laki yang sudah beristri juga seorang pejabat—Darsono.  Lalu dia dipanggil polisi karena diduga menyebarkan video syur-nya dengan laki-laki itu. Demi dendam. Dan di sanalah bencana yang lebih mengerikan itu bermula.  Membuat Salsa hampir terjebak dalam kematian. Pertemuannya dengan Pak Hakim dan Helmi Sudjaja—komandan kepolisian. Serta pertemuanya dengan Ari—laki-laki pincang yang misterius, tinggal di Pulau Maku-Maku—Kampung Mati. Padahal mamaknya sudah selalu mengingatkan, “Kamu harus hati-hati dalam menetukan langkah. Jangan sampai, keinginanmu malah menjatuhkan dirimu sendiri.” (hal. 11)

Kisah kedua adalah tentang kisah antara Yana dan Nora. Mereka masih mudah, duduk dibangku SMA.  Keduanya saling mencintai. Sayangnya, papa Yana tidak pernah menyetujui hubungan mereka. Karena menurut Helmi Sudjaja, Nora gadis miskin itu tidak cocok bersanding dengan putranya. Lagipula dia sudah berjanji pada Pak Hakim akan  membiarkan anaknya menjadi menantu lelaki kurus itu. (hal. 49)

Demi menghalangi hubungan kedua anak itu, Helmi rela melakukan apa saja. Bahkan dia memburu putranya sendiri. Dan memperlakukan Nora dengan cara biadab. Mengetahui kenyataan ini Yana tentu saja marah dan benci dengan ayahnya. Dia mencerca mengumpat dan berencana balas dendam. Menghantam mobil papanya. Berhasilkan aski balas dendamnya itu?

Kisah ketiga adalah kisah tentang Cuwa—gadis cantik yang dulu periang kini mendadak menjadi sosok gadis yang kehilangan nyawa. Hidupnya seperti arca batu dengan bola mata yang menelanjang. (hal. 139)  Semua terjadi karena kejadian nahas itu, Cuwa ditemukan lunglai di atas tanah tertutupi daun mati dengan tubuh setengah telanjang. Ada bekas tamparan dan lebam di pipi. (hal. 154)

Kejadian itulah yang kemudian membuat dada Guntur gemetar. Kemarahan, kebencian dan dendam. Dan untuk membalas rasa sakitnya itu ...,Guntur berencana mencari Danau bertuah itu. Danau yang dikatakan sakti. Di desa Makui—Pulau Maku-Maku.  Guntur tak memedulikan peringatan orang lain kalau perjalanan ke sana bukanlah pekerjaan mudah. Tapi demi Cuwa dia akan melakukan apa saja. Dia pun mencari perempuan yang katanya pernah sampai di Danau itu—Nandini, dia ingin mengatahui jalan ke sana.

Di sini lain, kisah keempat. Bunga. Wanita Jawa yang dengan sabar menunggu janji sang kekasih—Guntur.  Namun kenyataan yang didapat ketika gadis itu akhirnya memutuskan mencari sang kekasih tak bekabar, malah meremuk redamkan hatinya. Hati Guntur telah berpaling. Pada gadis bernama Cuwa. Tapi Bunga tetap sabar. Dia memutuskan tetap mencari Guntur dari satu tempat ke tempat lain. Bahkan dia pernah bertemu dengan Ari juga Nora demi menemukan Guntur.  Lalu berhasilkah Bungan menemukan Guntur? Bagimana kelanjutan kisahnya setelah tahu dikhianati dan apakah Guntur berhasil dengan harapannya, membalas sakit hati Cuwa?

Sebuah novel yang membuat penasaran sejak kali membaca. Mengajak pembacanya memasuki labirin panjang  yang entah kapan akan selesai. Cerita dipaparkan dengan gaya khas penulis yang asyik diikuti—renyah.

Novel ini hampir bersih dari typo. Saya hanya menukan satu typo kalau tidak salah. Pada halaman 16. Entahlah mungkin karena keasyikan membaca novel ini.  Sangat recomended. Mengajarkan bahwa demdam dan kebencian jika tidak ditempatkan pada tempatnya hanyalah akan berakhir pada kerugian diri sendiri. Dan menambah banya kosakata baru. 

Srobyong 16 Maret 2016



4 comments: