Judul
: Animu Seven Days
Penulis : Ajeng Maharani
Penerbit :
LovRinz
Cetakan :
Ketiga, November 2015
Cetakan
pertama : September 2014
Halaman : xiv + 251 hlm
ISBN : 978-602-71451-0-8
Kebencian dan dendam kadang memang
tidak bisa dihindari ketika menyadari hidup yang dijalani tidak sesuai dengan
mimpi. Usaha keras sudah dilakukan,
menjadi seorang yang mengalah pun dilakoni, tapi ternyata kepahitan hidup tetap
saja menyambangi bahkan mencabik-cabik hingga koyak dan tidak dihargai. Lalu apakah
salah jika kebencian dan dendam akhirnya menenggelamkan hati nurani?
Merupakan novel tertralogy yang terdiri dari empat kisah yang saling memiliki
benang merah. Mengangkat tema kebencian dan juga dendam akibat pahitnya hidup
yang dijalani. Dan mengalami kehidupan yang tidak adil. Membuat mereka gelap
mata Entah apa yang akan dipilih antara tetap berjalan lurus sesuai ajaran atau
malah melenceng mencari jalan pintas demi mewujudkan harapan untuk pembalasan.
Semua bermula pada satu tempat—Danau
Sinabu. Sebuah tempat yang konon katanya bisa memberikan apapun keinginan sang
peminta. Tempat yang konon katanya sangat sulit ditemukan. Bahkan jika pun orang-orang
berhasil sampai, sangat jarang dari mereka bisa kembali pulang.
Kisah pertama dibuka dengan
mengenalkan kehidupan Salsa. Gadis cantik yang selama ini memiliki profesi
sebagai penyanyi dangdut keliling. Mengikuti jejak mamak angkat yang merawatnya.
Pada mulanya kehidupan Salsa baik-baik saja. Tapi karena satu kata “cinta”
kehidupan yang semula damai menjadi kacau. (hal. 4)
Salsa hamil dengan seorang laki-laki
yang sudah beristri juga seorang pejabat—Darsono. Lalu dia dipanggil polisi karena diduga
menyebarkan video syur-nya dengan laki-laki itu. Demi dendam. Dan di
sanalah bencana yang lebih mengerikan itu bermula. Membuat Salsa hampir terjebak dalam kematian. Pertemuannya
dengan Pak Hakim dan Helmi Sudjaja—komandan kepolisian. Serta pertemuanya dengan
Ari—laki-laki pincang yang misterius, tinggal di Pulau Maku-Maku—Kampung Mati. Padahal
mamaknya sudah selalu mengingatkan, “Kamu harus hati-hati dalam menetukan
langkah. Jangan sampai, keinginanmu malah menjatuhkan dirimu sendiri.” (hal.
11)
Kisah kedua adalah tentang kisah
antara Yana dan Nora. Mereka masih mudah, duduk dibangku SMA. Keduanya saling mencintai. Sayangnya, papa
Yana tidak pernah menyetujui hubungan mereka. Karena menurut Helmi Sudjaja,
Nora gadis miskin itu tidak cocok bersanding dengan putranya. Lagipula dia
sudah berjanji pada Pak Hakim akan
membiarkan anaknya menjadi menantu lelaki kurus itu. (hal. 49)
Demi menghalangi hubungan kedua anak
itu, Helmi rela melakukan apa saja. Bahkan dia memburu putranya sendiri. Dan
memperlakukan Nora dengan cara biadab. Mengetahui kenyataan ini Yana tentu saja
marah dan benci dengan ayahnya. Dia mencerca mengumpat dan berencana balas
dendam. Menghantam mobil papanya. Berhasilkan aski balas dendamnya itu?
Kisah ketiga adalah kisah tentang
Cuwa—gadis cantik yang dulu periang kini mendadak menjadi sosok gadis yang
kehilangan nyawa. Hidupnya seperti arca batu dengan bola mata yang menelanjang.
(hal. 139) Semua terjadi karena kejadian
nahas itu, Cuwa ditemukan lunglai di atas tanah tertutupi daun mati dengan
tubuh setengah telanjang. Ada bekas tamparan dan lebam di pipi. (hal. 154)
Kejadian itulah yang kemudian membuat
dada Guntur gemetar. Kemarahan, kebencian dan dendam. Dan untuk membalas rasa sakitnya
itu ...,Guntur berencana mencari Danau bertuah itu. Danau yang dikatakan sakti.
Di desa Makui—Pulau Maku-Maku. Guntur
tak memedulikan peringatan orang lain kalau perjalanan ke sana bukanlah pekerjaan
mudah. Tapi demi Cuwa dia akan melakukan apa saja. Dia pun mencari perempuan yang katanya pernah
sampai di Danau itu—Nandini, dia ingin mengatahui jalan ke sana.
Di sini lain, kisah keempat. Bunga. Wanita
Jawa yang dengan sabar menunggu janji sang kekasih—Guntur. Namun kenyataan yang didapat ketika gadis itu
akhirnya memutuskan mencari sang kekasih tak bekabar, malah meremuk redamkan
hatinya. Hati Guntur telah berpaling. Pada gadis bernama Cuwa. Tapi Bunga tetap
sabar. Dia memutuskan tetap mencari Guntur dari satu tempat ke tempat lain. Bahkan
dia pernah bertemu dengan Ari juga Nora demi menemukan Guntur. Lalu berhasilkah Bungan menemukan Guntur?
Bagimana kelanjutan kisahnya setelah tahu dikhianati dan apakah Guntur berhasil
dengan harapannya, membalas sakit hati Cuwa?
Sebuah novel yang membuat penasaran
sejak kali membaca. Mengajak pembacanya memasuki labirin panjang yang entah kapan akan selesai. Cerita dipaparkan
dengan gaya khas penulis yang asyik diikuti—renyah.
Novel ini hampir bersih dari typo. Saya
hanya menukan satu typo kalau tidak salah. Pada halaman 16. Entahlah mungkin karena keasyikan membaca
novel ini. Sangat recomended. Mengajarkan
bahwa demdam dan kebencian jika tidak ditempatkan pada tempatnya hanyalah akan
berakhir pada kerugian diri sendiri. Dan menambah banya kosakata baru.
Srobyong 16 Maret 2016
Wah.. buku bagus nih. pinjem dooong...
ReplyDeleteIya Mbak, recomended banget buat dibaca.
Deletebaca ini cuma buat belajar bikin resensi hihi :D
ReplyDeleteHhhe aku juga masih belajar meresensi Fitra, yok belajar bareng hehh :D
Delete