Judul :
Wajah Sakura di Cermin Dilla
Penulis : NR. Ristianti
Penata
Aksara : Dekik Yassir
Penerbit : AE Publishing, Dunia Dekik Media
Cetakan : Pertama, Agustus 2015
Halaman : x + 226 hlm
ISBN : 978-602-1189-55-9
Cinta itu memang sejuta rasanya,
tapi ketika cinta tidak mendapatkan restu dan berbentur budaya ..., maka jalan
mana yang akan kau pilih dalam melangkah?
Novel ini menceritakan tentang kisah
cinta yang tak sampai karena terbentur akan budaya dan restu dari orangtua.
Hingga Nadia memilih membesarkan hidup dengan caranya sendiri. Serta menyimpan
rahasia besar yang entah kapan akan dibeberkan.
Dilla—itulah
nama anak Nadia. Benih yang dia dapat dari laki-laki yang sangat dicintainya. Putrinya
itu tumbuh menjadi anak yang cerdas dan
berwawasan luas. Hanya saja Dilla merasa ibunya terlalu sibuk dan tak lagi
memiliki waktu untuk dirinya.
Nadia bukannya
tidak ingin memerhatikan Dilla. Hanya saja sejak dia memutuskan menangani dua
perusahaan, waktunya memang banyak tersita. (hal. 22) Dan semua ini dialkukan
demi Dilla. Dia tidak ingin anak gadisnya itu kekurangan. Apalagi sebentar lagi
Dilla akan masuk perguruan tinggi. (hal.
27)
Keduanya
memandang permasalah dari sudut pandang masing-masing. Sehingga pertengkaran-pertengkaran
kadang tidak bisa dihindari antara ibu dan anak ini. Puncaknya terjadi ketika Nadia yang sudah janji
akan datang pada penyerahan penghargaan karena Dilla memenangkan lomba design, yang ternyata lagi-lagi Nadia ingkar.
Dilla
marah dan memilih kabur dengan menginap di rumah salah satu tetangganya—ibu Rara,
sahabatnya Dilla. Namun, dalam
pelariannya itu dia malah mendapat kabar ibunya dalam keadaan drop. Dilla sangat
khawatir bagaimana jika penyakit lupus ibunya kambuh lagi?
Dari kejadian
itu mereka sebenarnya sudah mulai saling memahami satu sama lain. Tapi prahara
datang lagi ketika tanpa sengaja Dilla menemukan sebuah kota kayu bercat hitam
di kolong lemari. (hal. 55) Dilla menemukan foto mamanya bersama alelaki
Jepang. Dan dia baru mengetahui bahwa selama ini mamanya berbohong. Dia bukan
anak dari ayah yang selama ini diziarahi.
Dilla pun menuntut penjelasan.
Meski
sempat ragu, Nadia akhirnya memilih menceritakan semuanya. Masa lalu yang selama ini dia simpan. Tentang
cinta di masa lalunya ketika berada di Jepang, juga tentang orangtua sang
lelaki yang tidak merestui hubungan
mereka.
Karena itu-lah,
Dilla akhirnya berada di Jepang. Mencari kebenaran yang selama ini ditutupi
mamanya. Hanya saja mampukan Dilla mendapat apa yang diharapkannya? Sebuah kasih
sayang dari ayah, kakek dan nenek? Juga tentang
sebuah kisah lain yang dia temukan ketika di Jepang. Pertemuannya dengan pemuda
Jepang bernama Taka.
Satu masalah
belum selesai, Dilla kembali dihadapkan pada masalah besar lainnya. Tentang penyakit
mamanya yang semakin parah juga permintaan mamanya untuk meminta maaf pada
kakek dan nenek dari pihak mamanya. Entah apa lagi yang disimpan mamanya. Dan sanggupkan
Dilla memenuhi permintaan mamanya?
Novel ini
diceritakan dengan dua pov dari masing-masing tokoh. Membuat cerita terasa
lebih hidup. Menunjukkan kepiawaian penulis dalam mengeksekusi naksahnya. Dalam
penceritaan setting Jepang pun cukup detail dan hidup.
Hanya saja
dalam pembagian pov-nya terasa kurang
seimbang. Masih didominasi Pov Dilla. Karena saya pernah membaca novel dengan
pov seperti ini tapi dalam pembagiannya sam porsi. Jadi terasa pas. Lalu masih banyak ditemukan typo. Semisal dalam penulis coklat
yang harusnya cokelat. Atau kata asing yang harusnya ditulis miring tapi tidak.
Juga agak kecewa ketika ada beberapa
lagu Jepang yang dimasukkan tapi tidak diberi arti. Karena tidak semua orang
memahami lirik bahasa Jepang. Berbeda dengan lagu Inggris. Jadi kalau dalam
lagu itu diberi catatan kaki artinya pasti akan lebih membuat pembaca masuk
dalam cerita karena mengeri makna lagu.
Lepas dari
itu semua, novel ini tetap asyik dibaca. Memberi banyak pelajaran yang berharga. Seperti; bahwa kebahagiaan seorang anak bukan masalah
dia diberi harta melimpah, tapi seorang anak juga membutuhkan kasih sayang
orangtua. Sikap keras kepala hanya akan merugikan diri sendiri dan akan menyiki
orang lain.
Srobyong,
16 Marte 2016
No comments:
Post a Comment