[Dimuat di Koran Pantura. Edisi; Kamis, 24 Maret 2016]
*Kazuhana El Ratna Mida
Dulu aku dan kamu adalah teman. Yah, dulu sebelum kamu
berubah, tentunya. Ketika kamu belum bertemu teman baru yang menurutmu lebih
hebat dari aku. Aku tidak menyangka kamu akan semudah itu berpaling.
Melupakanku yang sudah sejak dulu menemanimu. Dalam suka dan duka.
Hari itu kamu begitu senang. Tawamu tersungging dengan
lebar. Aku pun ikut senang melihat kebahagiaan yang kamu dapat. Tapi ..., sejak
itu pula kamu mulai jarang menyapaku. Kamu menjauh, Fah. Lirih aku
bergumam. Tentu saja kamu tidak peduli karena teman baru itu kini telah menemanimu.
Mengubah keseharian bahkan hidupmu. Dan aku mengerti arti kesepian.
Setiap saat kamu akan menghabiskan waktu dengan temanmu
itu. Di manapun. Seolah tanpa dia kamu tidak bisa bernapas. Wajahmu akan keruh
ketika tidak melihat temanmu itu ada di sisimu. Kamu akan uring-uringan
sendiri. Ah, sepertinya kamu memang sudah terjerat. Aku menelan getir.
~*~
Ini khasnya mbak Ratna, selalu ada unsur religinya. Typo-nya minim. Goodjob, Mbak. Duh, soal gadget lagi. Berasa ditempeleng. Haha
ReplyDeleteKonfliknya kurang naik. Dikiiit lagi. *kayak udah jago aja ngolah konflik #plak
Hhehh iya, ini religi nggak mau hilang. Entahlah suka saja.hehh, Hheh mungking ini, masih susah ngolah konflik aku ini. Hheh,
DeleteMakasih yak sudah mampir
Sentilan banget itu mbak ceritanya (y) siipp
ReplyDeleteYang nulis juga kesentil nih, hehh. Makasih rohma sudah mampir ^_^
DeleteBagus cerpennya. Kekinian banget soal gadget hehe. Jd kena tampar.
ReplyDeleteWah ada Mbak Leyla, terima kasih sudah mampir. Iya nih gadeget selain banyak manfaat madharatnya juga banyak termasuk yang nulis ini yang masih suka lena :( kena tampar sendiri
Delete