Thursday, 1 February 2018

[Resensi] Menghargai Keluguan dan Kreativitas Anak

Dimuat di Harian Singgalang, Minggu 21 Januari 2018 


Judul               : Kisah Anak Cahaya
Penulis             : Arsanda
Penerbit           : Bhuana Sastra
Cetakan           : Pertama, Juni 2017
Tebal               : 292 halaman
ISBN               : 978-602-394-676-1
Peresensi         : Ratnani Latifah, Alumni Universitas Islam Nahdlatu Ulama, Jepara

Mengambil tema yang tidak biasa, novel ini mengajak kita untuk selalu menghargai keluguan dan kreativitas anak. Bahwa kita orang-orang dewasa, tidak boleh menyepelekan kemauan anak-anak  ketika mereka sudah memiliki harapan dan mimpi yang ingin dicapai.  Kita semestinya mendukung dan memberi arahan, agar mereka semakin berkembang.

Novel ini sendiri menceritakan tentang perjuangan anak-anak kecil—Bima, Bara, Ben, Binta, dan lain-lain yang tinggal di pinggiran Jakarta—tepatnya di Gang Cahaya. Di mana dalam lingkungan mereka ada sebuah tanah kosong yang sering dijadikan lapangan untuk bermain sepak bola, atau sekadar berkumpul.  Namun suatu hari mereka mendengar bahwa tanah itu akan dijual oleh Pak Boim, pemilik tanah tersebut (hal 26).

Kenyataan itu tentu saja membuat anak-anak sangat sedih. Kalau tanah itu dijual, di mana mereka bisa bermain? Sedang di daerah tempat tinggal mereka tidak ada tanah kosong lagi yang bisa dimanfaatkan. Merasa tidak terima dengan keputusan itu, empat sekawan ini kemudian mengumpulkan teman-teman bermain lainnya untuk menyusun rencana. Mereka akan berusaha membeli lapangan yang dipatok harga Pak Boim sebesar dua miliar.  Mereka akan bekerja apa saja agar harapan itu bisa terwujud.

Yang menjadi pertanyaannya apakah usaha mereka akan berhasil? Dan bagaimana cara mereka mencari uang sebesar itu dalam waktu yang relatif singkat?  Belum lagi dalam usaha mereka tiba-tiba Bara ketahuan melakukan pencopetan.  Selain itu tiba-tiba ada banyak sekali respon tidak terduga tentang usaha yang tengah dilakukan Bara bersama teman-temannya.

Saya salut dengan penulis yang berani mengambil ide berbeda, yang cukup jarang ditulis penulis lainnya.  Kisah Anak Cahaya ini, menunjukkan bahwa anak-anak memiliki cara pandang tersendiri dalam menyelesaikan masalah. Mereka meyakini bahwa ketika ada sebuah masalah, tidak ada salahnya mereka berusaha lebih dulu. Siapa satu keadaan bisa diperbaiki. Kalau pun usaha mereka gagal, yang penting mereka sudah pernah berjuang (hal 69).

Novel ini secara tidak langsung, menunjukkan pada kita bahwa anak patut diberi kesempatan untuk mengekspresikan perasaan mereka. Kita harus percaya bahwa kemampuan mereka.  Di sisi lain kita juga bisa mengambil keteladanan tentang sikap jujur, berani, setia kawan, tidak mudah menyerah dan kerjasama yang solid yang ditunjukkan Bara dan kawan-kawan.

Saya pikir novel ini patut dibaca untuk anak-anak juga bagi orang dewasa. Beberapa kekurangan yang nampak dalam novel ini, tidak mengurangi esensi cerita dan pesan yang ingin disampaikan penulis.

Srobyong, 9 Desember 2017

2 comments:

  1. Dari mana saja. Baik di grup online menulis juga belajar sendiri--melalui banyakin baca resensi di blog pun di media, buat referensi

    ReplyDelete