Dimuat di Kabar Madura, Kamis 1 Februari 2018
Judul : Topi Warna-Warni
Penulis : Dian Kristiani
Ilustartor : Alvin Andhi
Penerbit : Kanisius
Cetakan : Pertama, 2017
Tebal : 24 halaman
ISBN : 978-979-21-5173-2
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumni Universitas
Islam Nahdlatu Ulama, Jepara
Budi pekerti berhubungan erat dengan
nilai-nilai moral, akhlak juga perangai
atau watak. Dan sebagaimana kita ketahui, kita harus belajar dan mengenal
tentang permasalahan budi pekerti. Karena budi pekerti yang kita miliki
ini, menunjukkan jati diri kita. Pendidikan budi pekerti sendiri bermakna
sebuah usaha dalam mengenalkan nilai-nilai moral yang baik kepada anak agar
memiliki jiwa luhur dan memiliki akhlak yang baik, baik terhadap diri sendiri,
masyarakaat atau kepada Tuhan.
Oleh karena itu sejak dini, sudah
semestinya kita mengajarkan pendidikan budi pekerti kepada anak. Karena anak adalah aset bangsa dan merupakan
generasi penerus perjuangan di Indonesia. Jika penerus bangsa tidak dibekali
dengan pendidikan moral yang baik, bagaimana mereka bisa berjuang untuk
kemajuan bangsa? Mengingat bahwa negara yang baik adalah negara yang selalu
menjunjung tinggi budi pekerti yang baik. Jika tidak memiliki budi pekerti yang
baik, suatu negara pasti akan runtuh. Hal ini sebagaimana yang termaktub dalam syair
Syauqie Bey yang artinya, “Suatu bangsa dikenal jaya karena akhlaknya, bila
akhlaknya rusak, maka rusaklah bangsa itu.”
Kiai Nadhim Syaikh Ahmad Nawawi bin
Syaikh Abdul Hamid Al-Qasimy, dalam kata pengantarnya ketika menulis kitab “Jawahirul Adab”, memaparkan bahwa
sopan satu—bisa diartikan budi pekerti itu sebagai pembeda antara manusia dan
binatang. Dan adab budi pekerti itu adalah sebagian dari agama, bisa memberi
ketenangan dan kententeraman. Dan jika
kita meninggalkan budi pekerti tersebut, maka hal itu berdampak pada kerusakan
pada peraturan di dunia.
Dalam usaha mengenalkan budi pekerti
pada anak, salah satu cara yang menarik adalah melalui kisah-kisah yang seru
dan membuat anak penasaran. Mengingat pada masa anak-anak, merupakan tahap emas. Yaitu mudah menyerap apa yang
diajarkan.
Buku berjudil “Topi Warna-warni”
merupakan salah satu buku yang patut dibaca. Di mana buku ini memang memuat
banyak pembelajaran yang bisa dicontoh anak-anak. Misalnya saja dalam usaha
untuk bersyukur atas karunia yang dimiliki, tidak iri, saling tolong menolong, tidak berpikiran buruk pada orang lain dan
banyak lagi.
Berkisah tentang seekor siput yang
selalu suka dipuji teman-temannya. Setiap hari dia selalu berharap mendapat
pujian karena kecantikan yang dimiliki.
Sayannya usaha yang dia lakukan tidak berhasil. Apalagi sejak kedatangan
seekor jerapah. Hewan-hewan lain lebih suka memuji si jerapah yang tinggi dan
bisa melakukan apa saja (hal 5). Kenyatan ini tentu saja membuat siput sedih, iri
dan marah. Dia merasa telah dilupakan. Dia pun bertekad melakukan sesuatu, agar
teman-temannya kembali memujinya.
Misalnya saja saat kerbau tiba-tiba
sakit, siput dengan semangat pergi menjenguk kerbau. Dia juga sudah menyiapkan
hadiah terbaik. Si siput berharap dengan
memberikan hadiah bagus, maka kerbau akan memujinya. Begitu pula dengan hewan
lainnya. Namun, lagi-lagi siput gagal,
teman-temanya tetap memuji Jerapah yang selalu baik hati, dan selalu
tahu apa yang dibutuhkan hewan lain. (hal 15).
Dilengkapi dengan ilustrasi manis
dan bonus snail board pastinya
akan membuat anak semakin tertarik dengan membaca. Buku ini sangat ringan dibaca anak berusia 6-9
tahun. Selain mengajarkan budi pekerti, buku ini juga bisa dijadikan salah satu
media untuk mengajarkan anak membaca dan bisa dimasukkan dalam gerakan literasi
sekolah yang dicanangkan oleh Anies Baswedan.
Rekomended.
Srobyong, 23 September 2017
No comments:
Post a Comment