Tuesday 13 February 2018

[Resensi] Sosok Berintergitas dalam Memberantas Korupsi

Dimuat di Koran Jakarta, Senin 5 Februari 2018 


Judul               : Novel Baswedan : Biarlah Malaikat yang Menjaga Saya
Penulis             : Zaenuddin HM
Penerbit           : Mizan
Cetakan           : Pertama, November 2017
Tebal               : 272 halaman
ISBN               : 978-602-441-046-9
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumna Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Siapa yang tidak mengenal Novel Baswedan? Dia merupakan salah satu tokoh yang  tengah disoroti, karena usahanya dalam memberantas korupsi di Indonesia. Dia adalah penyidik KPK yang paling berani dalam pemberantaskan korupsi. Banyak kasus korupsi besar yang berhasil dia bongkar. Meski hal itu harus dia bayar mahal. Dia dikriminalisasi—motornya ditabrak, tubuhnya terluka, bahkan pada insiden terakhir Novel hampir buta karena disiram air keras (hal 19).

Namun yang mengesankan, meski nyawa menjadi taruhannya, dia tidak pernah gentar. Dia malah semakin berani dalam membongkar praktik korup di republik ini.  Sikapnya itu semakin menunjukkan betapa dia memiliki integritas tinggi dalam memerangi korupsi di negara ini. Selain itu dalam membabat habis para pelaku korupsi, Novel ini tidak pernah pandang bulu. Jika memang bersalah maka harus ditindak, bahkan jika itu atasannya. Hal inilah yang membuat Novel dianggap sebagai simbol tokoh penegak hukum dan antikorupsi di Indonesia.

Dalam sudut pandangnya, korupsi itu bukan masalah sepele. Korupsi jauh lebih parah daripada perampokan. Oleh karena itu korupsi harus diperangi, karena itu merupakan kewajibannya sebagai salah satu warga yang mencintai bangsa dan negara. Dia tidak mau bangsa dan negara Indonesia dirusak, bahkan diruntuhkan perilaku korupsi. Mengingat akibat korupsi yang terjadi ini mengganggu kepentingan bangsa dan negara, merampas hak-hak seluruh warga negara, merampas hak negara untuk bisa berkembang dan maju. (hal 90).

Beberapa kasus yang pernah Novel ungkap adalah  kasus korupsi atau suap cek pelawat pada pemilihan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia tahun 2004—di mana kasus ini menjerat  mantan Wakil Kepala Polri Komjen (Purn) Adang Daradjatun, Nunun Nurbaeti dan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Miranda S. Goeltom.  Selain itu Novel juga membongkar pratik korupsi ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar. Dia juga membongkar kasus suap atau korupsi Seskemenpora yang melibatkan Muhammad Nazaruddin, Bendahara Partai Demokrat. Tidak ketinggalan adalah kasus korupsi dalam masalah E-KTP dan masih banyak lagi (hal 91-93).

Komitmen  Novel dalam memberantas korupsi, sudah  tidak diragukan lagi. Sebagai penyidik KPK, dia sangat loyal pada tugas-tugas dan tanggung jawabnya. Dia tidak mudah dipengaruhi, baik itu koleganya, bahkan orangtuanya pun tidak bisa mempengaruhinya. Dalam salah satu sumber di KPK memaparkan, “Novel tidak dapat diintervensi oleh siapa pun dengan berbagai ancaman yang ada. Dia sosok penegak hukum sejati.” (hal 112).

Hal ini-lah yang kemudian membuat banyak para pelaku korupsi yang takut bahkan membenci Novel. Di mana demi melemahkan mentalnya, mereka melakukan banyak teror—beberapa kali ditabrak hingga disiram air raksa—terhadap Novel.  Akan tetapi, teror itu sama sekali tidak pernah menyurutnya semangat Novel dalam upayanya memerangi korupsi di negeri ini.  Sebaliknya dia malah semakin tertantang dan semangat untuk berjuang mengalahkan korupsi.

Dia pernah berkata, “Selama kita berbuat benar, tidak ada alasan untuk takut.” Karena dalam prinsipnya hanya Allah yang patut ditakuti. Mengingat segala sesuatu di atas dunia ini adalah atas kehendak Allah.  Masih menurut apa yang di katakan Novel yang dimuat di Tempo, dia berkata, “Benar itu tidak mengurangi  umur, takut juga tidak menambah umur. Jadi,  kita tidak boleh menyerah. Jangan memilih takut karena Anda akan menjadi orang tidak berguna.” (hal 170).

Buku ini  dipaparkan dengan bahasa yang lugas dan aktual, yang membuat kita tidak kesulitan mencerna kisahnya. Sebuah buku yang sangat patut kita apresiasi. Sepak terjang Novel dalam memberantas korupsi tentu sangat patut kita teladani. Kita harus mendukung upaya yang dilakukan dalam menegakkan hukum yang adil di negeri ini.  Selain itu, dari buku ini sudah sepatutnya kita meneladani sikap Novel yang tidak pernah menyerah dalam berbagai situasi yang sulit.  Selalu ada Allah tempat bersandar dan malaikat yang selalu melindungi kita. Sebuah buku yang mencerahkan dan memotivasi.

Srobyong, 2 Februari 2018 

No comments:

Post a Comment