Saturday, 4 June 2016

[Review] Tips Menjadi Perempuan yang Seimbang dalam Menjalani Hidup


Judul               : Keseimbangan Hidup Perempuan
Penulis             : Irni Fatma Satyawati, S.Psi & Asri Rakhmawati (Achi TM)
Editor              : Herlina P. Dewi
Penerbit           : Stiletto Book
Halaman          :  xiii + 194 hlm
Cetakan           : Pertama, Desember 2012
ISBN               : 978-602-7572-08-9

Perempuan adalah makhluk yang luar biasa.  Mungkin saja perempuan itu terlihat lemah, namun sesungguhnya di balik kelemahan itu,  perempuan memiliki kekutan yang luar biasa. Perempuan lebih tegar  dan bisa melakukan berbagai hal. Misal setelah bekerja seharian di kantor perempuan tetap menjalankan kewajibannya dalam urusan rumah tangga dengan baik.  Perempuan tetap bisa bergaul dan menjadi sosok bahagia.

Buku ini akan mengulas tips bagaimana perempuan hidup seimbang. Baik itu untuk perempuan lanjang atau perempuan yang sudah berumah tangga.  Semua kehidupan kompleks yang dimiliki perempuan akan dipaparkan dengan baik dan seimbang. Baik itu tentang keluarga, karier, kehidupan spiritual, kecantikan, kesehatan, keungan, lingkungan sosial dan me-time.

Pada bab satu akan membahas tentang ‘Happy Family’.   Tentu saja akan ada versi perempuan lajang dan perempuan berkeluarga. Pada bagian perempuan lajang, kita akan diperlihatkan tentang kenyataan kalau perempuan di usia  lebih dari 28 tahun dan belum menikah adalah sebuah aib. (hal. 2) Padahal tentu saja hal itu tidak.

Setiap perempuan memiliki pandangan tersendiri. Bahwa keputusan hidup melajang  itu bukan karena tidak ingin menikah ataupun lebih mencintai kehidupan sendiri, tetapi ada hal yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain ..., bahwa  mungkin saja kita belum menemukan  seseorang yang pantas untuk bersanding dengan kita.  

Lalu bagaimana menghadapi situasi yang kadang memang suka memojokka itu? Nanti akan dikupas dalam buku ini . Apa yang harus dilakukan jika mendapat komentar-komentar miring tentang itu. 
Pada versi perempuan yang sudah menikah, kita akan melihat perempuan sebagai ibu rumah tangga.  Biasanya pada awal pertama akan ada ketakutan-ketaukan tersendiri. Dapatkan kita menjadi seorang ibu rumah tangga yang baik dan berbagai pertanyaan dan ketakutan lainnya. Namun jangan khawatir, ketika membaca ini akan ada ulasan bagaimana menghadapi semua itu.  Tentang sikap yang harus diterapkan saat berperan sebagai rumah tangga. (hal. 20)

Tidak ketinggalan juga tentang kenyataan bahwa ibu rumah tangga itu multiprofesi dan perempuan adalah teladan dalam masyarakat. “Di dalam sebuah negara yang baik, pasti terdapat peremuan yang hebat.” (hal. 33)

Menginjak pada bab berikutnya yaitu tentang ‘Kehidupan Karier’.  Pada versi si lajang, akan dibahas tentang alasan berkarier di luar rumah, Bagaimana cara memilih pekerjaan yang sesuai dan tepat, Etika bekerja dan perlukan sebuah promosi?.  Semua dipaparkan dengan runtut dan renyah.

Sedang pada bagian versi perempuan sudah menikah, penulis akan memaparkan tentang baikkkah jika perempuan sudah menikah tetap berkarier di luar rumah? Atau mungkin ada cara lain yaitu memilih berkarier di rumah? Lalu bagaimana membangun karier di rumah?  Dan apakah ada sisi positif dan negatif dari bekerja di rumah? Semua akan terjawab dalam buku ini.  

Bab ketiga, kita akan membahas ‘Kehidupan Sosial’. Memiliki kehidupan sosial yang baik memang selalu diharapkan semua orang. Meski sibuk bekerja kehidupan sosial harus tetap berjalan dengan baik. Dengan begitu kehidupan akan seimbang. Kita diharapkan luwes bergaul.  Dan tak ada salahnya bagi perempuan yang sudah menikah tetap memiliki kehidupan sosial, yang terpenting itu bisa menjaga batasan-batasan yang harus dipatuhi.

Bab keempat yaitu tentang ‘Keuangan’.  Masih lajang bukan berarti kita bebas menghambur-hamburkan uang. Karena hal itu tentu saja akan merugikan diri sendiri. oleh karena itu penulis memberikan tips bagaimana cara mengelola uang yang baik (hal. 110) Membiasakan menabung dan tidak boleh terlalu boros.

Dan bagi peremuan yang sudah menikah, pengetahuan manajemen keuangan rumah tangga haruslah dikuasai. Tidak lupa tentang komunikasi yang baik. Karena masalah uang kadang biasanya sangat sensitif dan bisa menimbulkan pertengkaran jika tidak ada komunikasi yang baik.

Bab kelima ‘Cantik dan Sehat? Kenapa Tidak?’ Menjadi seorang perempuan, baik lajang atau pun menikah itu, berhak menjadi seorang yang cantik dan sehat.  Itulah kenapa diperlukan pola hidup yang sehat dan  membiasakan berolahraga.

Bab keenam ‘Kehidupan Spiritual’  Selain harus memiliki kehidupan yang sehat, kehidupan spiritual juga perlu. Dalam bab ini tidak dibeda-bedakan antara si lajang dan perempuan yang sudah menikah.  Masalah spiritual dengan Tuhan sudah pasti dimiliki perempuan. Bagaimana mereka berinteraksi dengan Tuhan.

Dan bab terkahir yaitu Me-Time is Free Time. Memiliki waktu untuk diri sendiri, juga berhak dimiliki. Kita bebas melakukan apa yang kita sukai. Misalnya dengan menonton film, membaca atau  traveling.  Dan untuk perempuan yang sudah menikah, akan membaca kisah-kisah dari perempuan yang memang sudan menikah dalam memilih me-time yang disukai.

Buku ini  cukup asyik dibaca. Meski ditulis oleh dua orang, gaya bahasanya bisa dibilang hampir serupa—mirip. Jadi tidak terasa perbedaannya.  Buku ini menegaskan bahwa setiap perempuan itu berhak bahagia dan memiliki hidup yang seimbang. Tips-tips yang sudah dipaparkan bisa menjadi acuan yang cukup baik untuk dipraktikkan.  Meski memang tidak semua. Dan bahwa perempuan itu memang makhluk yang luar biasa. Meski secara gaya bahasanya memang terasa baku, tapi tetap asyik untuk dinikmati.  Jika ingin belajar menyeimbangkan kehidupan, buku ini patut dibaca.

Tambahan lain lain dari buku ini adalah tentang pesan-pesan tersirat  yang bisa dijadikan pembelajaran.  Diantaranya kita diajarkan untuk berpikir positif. Sebagaimana termaktub dalam quote ini “Apapun komentar dan pendapat orang lain tentang kehidupan pribadi Anda, dengarkan saja dan tidak perlu diambil hati. Anggaplah  semua pendapat adalah bentuk perhatian orang lain terhadap kita.” (hal. 3)


Srobyong,  4 Juni 2016 

"Resensi ini diikutsertakan pada campaign #AkuCintaBuku bersama StilettoBook  dan Riawani Elyta."

No comments:

Post a Comment