Judul :
Keseimbangan Hidup Perempuan
Penulis : Irni Fatma Satyawati, S.Psi &
Asri Rakhmawati (Achi TM)
Editor :
Herlina P. Dewi
Penerbit : Stiletto Book
Halaman :
xiii + 194 hlm
Cetakan : Pertama, Desember 2012
ISBN : 978-602-7572-08-9
Perempuan adalah makhluk yang luar
biasa. Mungkin saja perempuan itu terlihat
lemah, namun sesungguhnya di balik kelemahan itu, perempuan memiliki kekutan yang luar biasa. Perempuan
lebih tegar dan bisa melakukan berbagai
hal. Misal setelah bekerja seharian di kantor perempuan tetap menjalankan
kewajibannya dalam urusan rumah tangga dengan baik. Perempuan tetap bisa bergaul dan menjadi sosok
bahagia.
Buku ini akan mengulas tips bagaimana
perempuan hidup seimbang. Baik itu untuk perempuan lanjang atau perempuan yang
sudah berumah tangga. Semua kehidupan
kompleks yang dimiliki perempuan akan dipaparkan dengan baik dan seimbang. Baik
itu tentang keluarga, karier, kehidupan spiritual, kecantikan, kesehatan,
keungan, lingkungan sosial dan me-time.
Pada bab satu akan membahas tentang ‘Happy
Family’. Tentu saja akan ada versi
perempuan lajang dan perempuan berkeluarga. Pada bagian perempuan lajang, kita
akan diperlihatkan tentang kenyataan kalau perempuan di usia lebih dari 28 tahun dan belum menikah adalah
sebuah aib. (hal. 2) Padahal tentu saja hal itu tidak.
Setiap perempuan memiliki pandangan
tersendiri. Bahwa keputusan hidup melajang
itu bukan karena tidak ingin menikah ataupun lebih mencintai kehidupan
sendiri, tetapi ada hal yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain ...,
bahwa mungkin saja kita belum
menemukan seseorang yang pantas untuk
bersanding dengan kita.
Lalu bagaimana menghadapi situasi
yang kadang memang suka memojokka itu? Nanti akan dikupas dalam buku ini . Apa
yang harus dilakukan jika mendapat komentar-komentar miring tentang itu.
Pada versi perempuan yang sudah
menikah, kita akan melihat perempuan sebagai ibu rumah tangga. Biasanya pada awal pertama akan ada
ketakutan-ketaukan tersendiri. Dapatkan kita menjadi seorang ibu rumah tangga
yang baik dan berbagai pertanyaan dan ketakutan lainnya. Namun jangan khawatir,
ketika membaca ini akan ada ulasan bagaimana menghadapi semua itu. Tentang sikap yang harus diterapkan saat
berperan sebagai rumah tangga. (hal. 20)
Tidak ketinggalan juga tentang
kenyataan bahwa ibu rumah tangga itu multiprofesi dan perempuan adalah teladan
dalam masyarakat. “Di dalam sebuah negara yang baik, pasti terdapat peremuan
yang hebat.” (hal. 33)
Menginjak pada bab berikutnya yaitu
tentang ‘Kehidupan Karier’. Pada versi
si lajang, akan dibahas tentang alasan berkarier di luar rumah, Bagaimana cara
memilih pekerjaan yang sesuai dan tepat, Etika bekerja dan perlukan sebuah
promosi?. Semua dipaparkan dengan runtut
dan renyah.
Sedang pada bagian versi perempuan
sudah menikah, penulis akan memaparkan tentang baikkkah jika perempuan sudah
menikah tetap berkarier di luar rumah? Atau mungkin ada cara lain yaitu memilih
berkarier di rumah? Lalu bagaimana membangun karier di rumah? Dan apakah ada sisi positif dan negatif dari
bekerja di rumah? Semua akan terjawab dalam buku ini.
Bab ketiga, kita akan membahas ‘Kehidupan
Sosial’. Memiliki kehidupan sosial yang baik memang selalu diharapkan semua
orang. Meski sibuk bekerja kehidupan sosial harus tetap berjalan dengan baik. Dengan
begitu kehidupan akan seimbang. Kita diharapkan luwes bergaul. Dan tak ada salahnya bagi perempuan yang
sudah menikah tetap memiliki kehidupan sosial, yang terpenting itu bisa menjaga
batasan-batasan yang harus dipatuhi.
Bab keempat yaitu tentang ‘Keuangan’.
Masih lajang bukan berarti kita bebas
menghambur-hamburkan uang. Karena hal itu tentu saja akan merugikan diri
sendiri. oleh karena itu penulis memberikan tips bagaimana cara mengelola uang
yang baik (hal. 110) Membiasakan menabung dan tidak boleh terlalu boros.
Dan bagi peremuan yang sudah
menikah, pengetahuan manajemen keuangan rumah tangga haruslah dikuasai. Tidak
lupa tentang komunikasi yang baik. Karena masalah uang kadang biasanya sangat
sensitif dan bisa menimbulkan pertengkaran jika tidak ada komunikasi yang baik.
Bab kelima ‘Cantik dan Sehat? Kenapa
Tidak?’ Menjadi seorang perempuan, baik lajang atau pun menikah itu, berhak
menjadi seorang yang cantik dan sehat.
Itulah kenapa diperlukan pola hidup yang sehat dan membiasakan berolahraga.
Bab keenam ‘Kehidupan Spiritual’ Selain harus memiliki kehidupan yang sehat,
kehidupan spiritual juga perlu. Dalam bab ini tidak dibeda-bedakan antara si
lajang dan perempuan yang sudah menikah.
Masalah spiritual dengan Tuhan sudah pasti dimiliki perempuan. Bagaimana
mereka berinteraksi dengan Tuhan.
Dan bab terkahir yaitu Me-Time is
Free Time. Memiliki waktu untuk diri sendiri, juga berhak dimiliki. Kita bebas
melakukan apa yang kita sukai. Misalnya dengan menonton film, membaca atau traveling. Dan untuk perempuan yang sudah menikah, akan
membaca kisah-kisah dari perempuan yang memang sudan menikah dalam memilih
me-time yang disukai.
Buku ini cukup asyik dibaca. Meski
ditulis oleh dua orang, gaya bahasanya bisa dibilang hampir serupa—mirip. Jadi
tidak terasa perbedaannya. Buku ini
menegaskan bahwa setiap perempuan itu berhak bahagia dan memiliki hidup yang
seimbang. Tips-tips yang sudah dipaparkan bisa menjadi acuan yang cukup baik
untuk dipraktikkan. Meski memang tidak
semua. Dan bahwa perempuan itu memang makhluk yang luar biasa. Meski secara
gaya bahasanya memang terasa baku, tapi tetap asyik untuk dinikmati. Jika ingin belajar menyeimbangkan kehidupan,
buku ini patut dibaca.
Tambahan lain lain dari buku ini
adalah tentang pesan-pesan tersirat yang
bisa dijadikan pembelajaran. Diantaranya
kita diajarkan untuk berpikir positif. Sebagaimana termaktub dalam quote ini “Apapun
komentar dan pendapat orang lain tentang kehidupan pribadi Anda, dengarkan saja
dan tidak perlu diambil hati. Anggaplah
semua pendapat adalah bentuk perhatian orang lain terhadap kita.” (hal.
3)
Srobyong, 4 Juni 2016
No comments:
Post a Comment