Judul : Misteri Sosok Wangi
Penulis : Erlita Pratiwi
Penyunting : Yessy Sinabulan
Ilustrator : Indra Bayu
Penerbit : Kiddo
Cetakan : Pertama, Maret 2016
ISBN : 978-602-6208-04-0
Peresensi : Ratnani Latifah, penikmat buku dan
penyuka literasi, Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara
Mengenalkan buku bacaan yang
bermanfaat—bisa menghibur dan memberi banyak pengetahuan untuk anak memang
merupakan salah satu tugas dari para guru dan atau orangtua yang peduli dengan
pendidikan.
Salah satunya, Misteri Sosok Wangi,
merupakan novel Seri Misteri Favorit 13 yang
diterbitkan di Penerbit Kiddo. Dari seri
misteri yang sudah diterbitkan sebelumnya, selain mengajak anak berpetualangan
dengan cerita yang seru, juga mengemas pendidikan budaya yang sangat baik
dikenalkan pada anak. Mengingat anak-anak
pada saaatnya nanti akan menjadi penerus bangsa dan merupakan cikal
bakal yang akan mewarisi budaya di Indonesia. Dengan mengenalkan budaya sejak
dini, maka hal itu bisa menumbuhkan sikap nasionalisme pada anak.
Dalam novel anak ini, penulis
mencoba mengenalkan lebih jauh tentang
Pulau Madura, meliputi; kebiasaan adat yang dimiliki, apa
saja wisata menarik beserta penjelasan lengkapnya, dan makanan khas yang berasal dari sana. Ada juga bagaimana sejarah pembangunan
Jembatan Suramadu. Selain itu penulis juga mengenalkan anak-anak tentang Batik
Gentong, sebuah batik khas Tanjung Bumi, Bangkalan dengan cukup detail (hal.
15) Serta sejarah Mercusuar Sembilangan.
(hal. 49)
Cerita dikemas dengan gaya bahasa
yang mudah dipahami anak dan tidak membosankan. Novel ini dilengkapi ilustrasi
kejadian yang akan menarik minat baca anak. Mengisahkan bagaimana perjuangan Andara dan
Ica dalam memecahkan sosok wangi yang mencuri Batik Gentong yang dimiliki Mbah
Nek. Mereka mencurigai tiga anak buah
Mbah Nek yang kebetulan memiliki parfum
sama dan memang terlihat sangat mencurigakan. Tapi tentu saja Andara dan Ica
tidak bisa gegabah.
Kenapa mengangkat tema misteri?
Karena tema misteri seolah mengajak anak untuk belajar peka pada kejadian yang
terjadi di sekeliling mereka, selalu waspada dan melatih anak menjadi seorang
analisis handal dan kritis. Juga
mengajarkan agar anak mandiri, terbiasa
berusaha mencari penyelesaian ketika mendapat masalah. Sikap-sikap seperti ini patut dimiliki para
cikal bakal penerus bangsa.
Selain memuat pendidikan budaya,
buku ini juga memuat pesan moral tentang bagiamana bersikap sopan pada orang
yang lebih tua, larangan beburuk sangka,
memiliki sikap pemaaf.
Sebuah bacaan yang sangat baik untuk
dikenalkan dan dibaca anak. Buku ini
bisa dijadikan sarana belajar dengan cara yang berbeda namun tetap
menyenangkan. Sekaligus mengajak anak-anak bangsa semakin gemar membaca. Karena
memang belajar bisa melalui media apa saja.
Srobyong, 14 Mei 2016
Ini adalah naskah asli ketika mengirim resensi di Kedaulatan Rakyat. Tapi dari pihak redaksi ada revisi juga judulnya di persempit. Tapi alhamdulillah bisa berkesempatan dimuat lagi di Kedaulatan Rakyat untuk ketiga kalinya, :) karena sempat tak kira ini tak dimuat soalnya masa tunggunya lebih lama dari dua naskah sebelumnya. Untuk resensi pertama bisa dilihat di sini dan yang kedua di sini
Nah untuk versi koran bisa dilihat di sini
Dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat, Sabtu 18 Juni 2016 |
No comments:
Post a Comment