Alhamdulilalh, resensi ini menjadi pemenang dalam lomba resensi buku karya "Redy Kuswanto" |
Judul : Cinta dan Dendam yang tak Akan
Membawamu ke Mana-Mana
Penulis : Redy Kuswanto
Penyunting : Dwi Suwiknyo
Penerbit : Trust Media Publishing
Cetakan : 1, Maret 2016
Halaman : vi + 254 hal
ISBN :978-602-73678-6-9
Peresensi : Ratnani Latifah, penikmat buku dan
literasi, alumni Unsinu Jepara.
“Kalau kamu ingin bahagia, cobalah
terlebih dahulu membersihkan hati dan pikiran, hilangkan segala prasangka
buruk, kebencian, amarah, dan segala hal buruk lainnya. Lalu dekatkanlah diri
pada Allah. Bersyukurlah dengan apa yang kamu miliki.” (hal. 230)
Dendam memang tidak pernah akan
memberi manfaat. Dia hanya akan menimbulkan percikan api kebencian yang terus
berkobar dan tidak akan pernah selesai. Ketika hati diperbudak dendam,
maka dengan sendirinya hati mengajak pikiran
untuk terus melakukan keburukan tanpa pernah merasa puas.
Novel merupakan lanjutan dari jilbab
(love) story yang sudah terbit 2015, karya Redy Kuswanto—juara satu lomba
menulis novel yang diadakan Penerbit Tiga Serangkai dengan tema “Seberapa
Indonesiakah Dirimu?’
Menceritakan tentang Keyzia yang
harus kembali menelan kepahitan dalam usahanya menekuni karir musik yang sangat
diimpikannya. Setelah masa kontraknya
dengan manajemen The Singers berakhir, dia nyaris tak lagi memiliki job
menyanyi. (hal. 7) Yang ada malah pembatalan-pembatana job yang diterima
dan digantikan Melody. Tentu saja hal itu sangat membuatnya marah.
Lagi-lagi dia kalah pamor dengan
Melody, gadis yang selalu dianggapnya cupu dan tidak pantas mendapat
kesuksesan. Gadis itu semakin meroket dengan karirnya dan sudah memiliki dua
album yang sangat diminati remaja. Sedang dia, single pertama tidak
memiliki respon yang baik. Tentu saja hal itu, membuat Keyzia semakin benci dan tidak terima. Dia merasa,
kegalan yang diterimanya adalah karena ulah Melody. Dia harus melakukan sesuatu agar Melody tidak lagi
menganggu jalan karirnya.
Saat itulah, tanpa sengaja, Keyzia
mendengar berita tentang cincin pengasih yang dikenakan Melody. Katanya cincin itu dianggap sebagai keberuntungan
yang menjadi kunci kesuksesan gadis itu. Keyzia pun bertekad untuk
menghancurkan karir Melody. Mengungkap kebenaran cincin bertua itu dan mengambil cincin itu jika
perlu.
Dari pihak Melody ketika diminta
konfirmasi tentang gosip miring yang
tengah hangat, gadis berjilbab itu hanya memilih diam. Dia yakin semua ini
adalah ujian Allah dan dia akan sabar menjalani semua itu. lagipula sudah hukum
alam, semakin tinggi pohon, semakin kencang
angin yang meniupnya. (hal. 76)
Obesesi Keyzia yang sangat ingin
menghancurkan Melody, membuatnya bertemu dengan Ragiel. Cowok yang telah
membuatnya terpesona hingga menyingirkan nama Inu yang selama ini menjadi
incarannya. Meski kedekatannya dengan Ragiel ditentang teman-temannya, dia
tidak peduli. Keyzia memang sangat keras kepala. Apa yang dia mau harus bisa
diwujudkannya. Seperti menjatuhkan Melody, agar gadis itu sedih. Dan dia memang berhasil mengambil cincin itu.
berkat seseorang yang selama ini dibayarnya.
Keyzi sangat yakin setelah ini
kesuksesan yang dulu dimiliki Melody pasti akan jadi miliknya. Tapi siapa
sangka, apa yang diharapan Keyzia tidaklah sesuai dengan penantiannya selama
ini. Bukan kesuksesan yang diterima, dia malah mengetahui masalalu ibunya.
Tabir yang selama ini tidak pernah dia ketahui akhirnya terkuak. Sebuah rahasia
yang menyakitkan dan mengguncang jiwanya.
Syok dan tidak terima itulah yang
dirasakan Keyzia. Dia tidak lagi merasa bahagia meski sudah berhasil memiliki
cincin bertuah milik Melody. Pikirannya kacau apalagi setelah mengetahui
kebenaran di balik masa lalu ibunya. Dia
ingin bunuh diri. (hal. 219)
Sebuah novel yang dipaparkan dengan
bahas renyah dan asyik dinikmati serta tidak menggurui. Penjabaran setting terasa
nyata hingga terlarut dalam cerita.
Tokoh-tokohnya pun memiliki karakter yang kuat. Novel dengan tema sederhana ini juga sangat
sarat makna. Mengajarkan tentang arti kebahagiaan melalui syukur, berpikir positif
dan menghilangkan dendam.
Kekurangan dari novel ini adalah
masih ditemukan beberapa kesalahan kepenulisan di beberapa kalimat. Namun lepas dari semua itu, buku ini sangat
recomended untuk dibaca dan diambil pesan-pesannya yang tersirat. Dari dua quote ini; “Cobalah belajar
selalu berprasangka dan berbuat baik pada sesama.” (hal. 135) “Kunci
bahagia itu sebenarnya gampang. Salah satunya
adalah dengan bersyukur. Sesungguhnya kalau kita mau bersyukur, niscaya Allah akan
menambah nikmat kepada kita.” (hal. 214)
Srobyong,
23 Maret 2016
Resensi ini juga pernah tersiar di Pesantren Penulis bisa di cek di sini Pesantren Penulis
Aku baru tahu novel ini, mbak. Banyak yang bisa dipelajari dalam satu novel dengan menyisipkan quote ya :)
ReplyDeleteIya Mbak banyak belajaran yang bisa diambil dari membaca novel ini. ^_^
Delete