Wednesday, 15 June 2016

[Resensi] Kala Atheis Mencari CintaNya

Judul               : Cahaya Cinta dari ‘Arsy
Penulis             : Yannah Akhras
Penerbit           : Tinta Medina, Imprint of  Tiga Serangkai
Cetakan           : Pertama, Mei 2016
ISBN               : 978-602-0894-26-3
Peresensi         : Ratnani Latifah, penikmat buku dan penyuka literasi, Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara.

Atheis adalah golongan orang-orang yang tidak mengakui keberadaan Tuhan. Alasan seseorang memilih atheis biasanya bermula dari pengalaman tidak baik atau pahit dengan Tuhan. Sehingga berpaling dan membuang kepercayaan akan keberadaan Tuhan  adalah cara yang terbaik. Untuk apa mempercayai Tuhan jika di saat sengsara Tuhan tidak pernah mengulurkan tangan?

Membaca novel ini akan mengajak untuk mensyukuri setiap jengkal iman yang kita miliki. Mengajarkan agar dalam menghadapi setiap masalah dengan lapang dada dan tidak mudah putus asa. Dan sejatinya Tuhan memiliki cara dalam menunjukkan cinta kasihnya pada seorang hamba-Nya.

Kisah dimulai dari kejadian nahas yang menimpa keluarga Gaby yang kemudian  membuat gadis yang dulunya taat pada agama memilih menjadi atheis. Baginya memilih beragama  atau tidak adalah pilihan. Melihat perkembangan sikap Gaby, seorang ustadz bernama Fariz dengan niat melakukan dakwah mencoba melamar Gaby. Sayangnya lamaran itu ditolak mentah-mentah.  Gadis itu bahkan kemudian meninggalkan rumah. Namun pada akhirnya pernikahan tetap digelar karena itu merupakan permintaan terakhir dari ayah Gaby sebelum meninggal.

Dalam pelariannya Gaby mengalami berbagai kejadian yang tidak terduga. Hampir diperkosa Bang Dodi—sahabat atheisnya. Bertemu dengan Rara yang dia kira pelacur hingga perasaan takut, bergetar bahkan menangis ketika mendengar Adzan. (hal. 71) Inilah yang kemudian membawa Gaby untuk mencari cahaya cinta yang selama  ini diam-diam dia harapkan. Dan pada perjalanan itu kemudian membawa Gaby ke Jepara. Di sanalah dia bertemu sebuah keluarga kecil yang mengajarinya tentang arti kehidupan dan perihal agama.

Namun di saat sedikit secercah cahaya menyapa hatinya, sebuah kejadian tidak terduga kembali merenggut kepercayaan itu. Gaby marah, mencerca, batinnya terluka. Kenapa kemalangan selalu menyertainya, di mana Tuhan setiap kali dia terjatuh?  Di sinilah keimanan Gaby kembali jadi taruhannya. Tetap menjadi atheis atau kembali pada jalan Tuhan. Dan akankah dia menerima pernikahannya dengan Fariz? Tidak hanya dua pertanyaan ini yang sangat menarik untuk ditelurusi dalam setiap bab novel ini.

Novel religi yang patut dibaca  karena memuat banyak sekali pesan yang menginspirasi. Salah satunya, mengajarkan untuk selalu berpikir positif.  Dipaparkan dengan gaya bahasa yang renyah dan ringan.  Serta memakai sudut pandang yang unik serta alur cerita yang menghipnotis. 


Srobyong, 5 Juni 2016 

Ini adalah naskah asli sebelum diedit sama redaktur Kedaulatan Rakyat.  Versi pemuatan bisa dilihat di gambar ini. 

Dimuat di Koran Kedaulatan Rakyat, Sabtu 11 Juni 2016


2 comments:

  1. Sangat bagus novel ini kak, aku berharap semoga aja novel ini diangkat menjadi film akan lebih seru jalan ceritanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkenan mampir, Mbak. Iya semoga saja. ^_^

      Delete