Judul
: Altitude 3676 Tahta Mahameru
Penulis :
Azzura Dayana
Penerbit :
Indiva
Cetakan
Pertama : Juli 2013
Cetakana
kedua : Februari 2014
Halaman :
424 halaman
ISBN : 978-602-8277-92-1
Novel ini merupakan novel dewasa terbaik IKAPI-IBF Award 2014. Sebuah
buku yang memiliki keunikan tersendiri dalam pengambilan tema dan gaya bahasa
dalam mengungkapkan cerita.
Menceritakan tentang Faras yang
tanpa sengaja mengenal Ikhsan di Ranu
Pane, saat lelaki itu yang melakukan
pendakian di Gunung Semeru. Perkenalan yang sejatinya tidak dimulai dengan baik. Namun
akhirnya membuat mereka cukup dekat. Dan dari perkenalan itulah, hanya bermodal
sebuah e-mail Faras berani mengambil langkah untuk menapaki jejak Ikhsan yang
dia khawatirkan akan memilih jalan yang salah.
Faras bukan bermaksud berburuk
sangka, tapi Ikhasan pernah berkata padanya bahwa dia akan membalas dendam pada
ayahnya. “Aku datang ke Semeru dengan membawa dendam yang berkobar dalam
dadaku. Kalau saja tidak ada sesuatu yang merintangiku saat itu, aku ayahku sudah berada di tanganku.”
(hal.120)
Alasan itu yang kemudian menuntun Faras untuk mencari
Ikhasan. Dia tidak ingin temannya salah
langkah. Perjalanan Faras kemudian mempertemukannya dengan Mareta. Tanpa sengaja Faras mendengar Mareta menyebut
kata Monster yang kemudian membuat ingatan Faras tertumpu pada Ikhsan.
Faras dan Mareta kemudian pun
menjadi teman seperjalanan. Meski awalnya kikuk lama-lama mereka mulai
mengakrabkan diri. Dari pertemuan mereka
di Borobudur, mereka kemudian melanjutkan langkah ke Makassar. Tentu saja Faras
melakukan itu berdasarkan e-mail yang diterimanya dari Ikhsan, setelah
mengetahui kalau pada e-mail itu Faras melihat foto rumah Tongkonan, Toraja
Sulawesi Selatan. Namun belakangan Faras tahu semua e-mail itu bukan dari
Ikhsan.
Namun sesampainya di tempat tujuan,
Faras tidak menemukan siapa yang dicari. Faras semakin khawatir. Ikhsan pernah
bercerita tentang keluarganya dan karena masalah itulah yang kemudian membuat
Ikhsan meninggalkan Tuhan. Dia tetap beragama tapi untuk kewajiban yang harus
dilakukan, tak lagi pernah dikerjakan. Dan karena itu pula dendam kesumat
mengakar di jiwanya.
Dalam kekalutan itu akhirnya Faras
tahu, bahwa benar Ikhsan pernah di Tanjung Bira tapi sudah satu bulan yang
lalu. (hal.223) Tidak bisa menemukan Ikhsan, Faras akhirnya memutuskan untuk
kembali ke Ranu Pane. Mareta yang
akhirnya mengetahui alasan Faras mendekatinya kini memutuskan untuk ke Ranu Pane. Alasan
kenapa Faras berkenalan dengan Mareta adalah karena Faras curiga Mareta
memiliki hubungan dengan Ikhsan yang ternyata memang begitu adanya. Namun ada pula kenyataan lain tentang hubungan
Mareta dan Ikhsan.
Hanya saja benarkan Faras mencari
jejak Ikhsan hanya karena tentang persahabatan? Ini menjadi pertanyaan besar dalam benak saya. Lalu apakah pada akhirnya Faras
dan Ikhsan bisa bertemu kembali? Novel ini
banyak sekali memberi kejutan-kejutan yang membuat pembaca tidak ingin berhenti
membaca.
Gaya bahasa penulis yang memang
renyah semakin menambah poin asyik novel ini. pemilihan sudut pandang dari
Mareta, Ikhsan dan Faras secara bergantian menjadi benang merah yang cerita
yang luar biasa. Belum lagi alur maju mundur yang membuat kisah semakin
menarik.
Membaca novel ini selain menyelami
kisah cerita yang unik, juga mengantarkan pembaca untuk ikut menikmati keindahan
Ranu Pane dan kota-kota lain yang
menjadi setting cerita. Kita seolah
diajak ikut serta menjelajah juga mendaki gunung.
Keindahan Mahameru |
Danau Ranu Kumbolo |
Tongkonan, Tana Toraja Borobudur Pantai Tanjung Bira |
Ada juga pesan-pesan religi inspiratif yang sangat menggugah. Dari sebagian
yang ada saya suka bagian ini, “Allah saja memaafkan hamba-Nya,
seberapa pun banyak dosa yang diperbuat. Lalu kenapa kita tidak belajar memaafkan dari pencipta kita?”
(hal. 303) Quote ini mengajarkan untuk
memelihara dendam dan menjadi seorang pemaaf.
Hanya pada bagian kutipan-kutipan
tulisan Khalil Gibran, saya agak lola. Maklum bukan penggemar penulis kawakan
itu. Tapi secara keseluruhan novel ini asyik dan segar. Pantaslah mendapat
award. Karena novel ini memiliki
keunggulan dari segi tema, gaya bahasa, pemilihan pov dan alur. Recomended buat dibaca.
Srobyong, 3 Juni 2016
No comments:
Post a Comment