Judul : Jejak-Jejak Misterius
Penulis : Ririn Astutiningrum
Editor : Hariyadi
Ilustrator : Sisca Anggreany
Penerbit : Tiga Adanda, Creative Imprint of
Tiga Serangkai
Cetakan :Pertama Februari, 2016
Halaman : 112 hlm
ISBN : 978-602-366-128-2
Peresensi : Ratnani Latifah, penikmat buku dan
penyuka literasi. Alumni Unisnu Jepara.
Ayat kauniyah adalah ayat yang menunjukkan tentang apa yang
diciptakan Allah yang terjadi di alam. Baik itu melalui peristiwa atau benda. Ayat-ayat Kauniyah perlu dikenalkan anak sejak dini. Karena jika
sudah dikenalkan sejak kecil, akan mengenalkan pada anak tentang segala
keagungan dan apa-apa yang diciptakan Allah.
Hal itu bisa dijadikan pendidikan awal. Pendidikan ketauhid-an.
Mengenalkan pada Tuhan. Dengan mengenalkan kekuasaan Allah sejak dini anak-anak bisa memupuk rasa cinta
pada Allah dan ketaatan. Mengenalkan kekuasaan Tuhan sejak awal akan
membuat pondasi yang kuat bagi tauhid anak.
Melalui buku cerita ini, penulis ingin
mengenalkan ayat-ayat kauniyah agar mudah diterima anak. Mereka bisa bermain
sambil belajar. Buku ini terdiri dari
enam belas cerita anak dengan berbagai peristiwa.
Salah satunya adalah Jejak-Jejak Misterius.
(hal. 5) Menceritakan tentang Irsyad dan Zahra yang sangat penasaran dengan
jejak-jejak aneh yang mereka lihat di rumah nenek. Jejak itu sangat banyak dan
meliuk-liuk tidak beraturan. Mereka
menduga kalau jejak itu milik anak-anak ular. Hal itu tentu saja membuat Irsyad
dan Zahra khawatir dengan sang nenek. Bagaimana kalau neneknya dipatuk ular?
Itulah yang mereka pikiran. Namun ketika mereka menunjukkan tentang jejak-jejak
misterius itu, baik sang nenek, umi dan abinya malah tersenyum saja. Sebenarnya
jejak apa yang dilihat Irsyad dan Zahra?
Dalam
kisah ini penulis menjelaskan tentang ayat kauniyah tentang keagungan
Allah yang bisa menciptakan berbagai jenis hewan. Ada yang dicptakan bisa
berjalan dengan melata atau dengan perut atau bisa juga berjalan dengan kaki.
Selain mengandung ayat kauniyah, cerita ini juga mengajarkan tentang sikap
kasih sayang pada keluarga.
Ada pula kisah Rahasia Kebun Pak Soleh. (hal.
12) Menceritakan tentang Fahri dan teman-temannya yang merasa penasaran dengan
kebun Pak Soleh. Kebun Pak Soleh itu dipagari bambu, sehingga tidak ada seorang
pun yang bisa melihat ke kebun itu. Selain memasang pagar, kebun itu juga
ditempeli tulisan “Dilarang Masuk/Berbahaya”
Keanehan itu malah mengundang rasa ingin tahu
Fahri, Ervan dan Dino. Sehingga mereka memutuskan untuk melihat langsung kebun itu. Setelah waktu Magrib, mereka
benar-benar berkumpul tidak lupa membawa senter. Mereka berjalan memasuki kebun
dengan hati berdebar-debar. Di sana mereka melihat banyak sekali balok-balok
kayu yang ditata rapi. Ada pula batang-batang pohon kelapa pendek yang
digantung di ranting pohon di kebun.
Karena sangat penasaran, Ervan mengambil
sebatang kayu lalu mengorek-ngorek lubang pada salah satu balok kayu. Tiba-tiba
sesuatu muncul dari lubang itu dan membuat mereka lari ketakutan. Mereka
sungguh menyesal telah berani bertindak lancang tanpa minta persetujuan Pak Soleh
dulu. Tapi sebenarnya apa yang muncul dari balok kayu itu?
Kisah ini mengenalkan tentang kekuasan Allah
yang bisa menciptakan binatang yang memiliki banyak manfaat bagi manusia.
Misalnya bisa menjadi obat. Dan mengajarkan agar tidak menjadi anak yang berburuk
sangka pada orang lain.
Tidak kalah menarik adalah kisah Misteri
Hilangnya Papa. (hal. 39) Zelda sebal
sekali karena memiliki adik laki-laki. Padahal dia membayangkan dulu memiliki
adik perempuan yang lucu, imut dan tangisanya tidak keras. Zelda beranggapan bahwa anak laki-laki itu
selalu nakal seperti teman-temannya.
Suatu hari, Pasa Zelda tidak pulang sehingga membuat Zelda sedikti repot.
Dia harus membantu ibunya menjaga adik. Karena ibunya memang sangat sibuk.
Ibunya selain mengerjakan tugas memasak dan membersihkan rumah, ibunya
juga harus mengerjakan tugas papanya yang tidak pulang juga. Zelda baru menyadari kalau tidak apa papa,
dia sangat kerepotan. Tapi sebenarnya kemana perginya Papa Zelda dan Kenapa
Papa Zelda pergi?
Dalam cerita ini menjelaskan tentang ayat
kauniyah, bahwa Allah memiliki kuasa
untuk menciptakan apa yang dikehendaki. Memberi anak laki-laki atau perempuan
adalah kekuasaanya. Selain itu cerita ini mengingatkan agar selalu bersyukur
dengan apa yang diberikan Allah.
Selain tiga kisah ini masih ada tiga belas
kisah lain yang tidak kalah menarik dan memiliki banyak pesan akhlak baik yang
bisa diteladani. Seperti Penyesalan
Charlie Turtle, Berjumpa Peri Naklah, dan Misteri Taing Gaib. Setiap cerita dalam
buku ini memang sangat sarat makna.
Srobyong, 24 April 2016
Dimuat di Tribun Timur Makasar, Minggu 12 Juni 2016 |
Keren sekali saya juga jadi pengen coba nih dan juga tenutnya membacanya karena kan belum terlalu bisa juga untuk membuatnya.
ReplyDeleteSelamat mencoba ^_^
Delete