Wednesday, 15 June 2016

[Resensi] Mengenalkan Ayat-Ayat Kauniyah pada Anak Lewat Cerita

Judul               : Jejak-Jejak Misterius
Penulis             : Ririn Astutiningrum
Editor              : Hariyadi
Ilustrator         : Sisca Anggreany
Penerbit           : Tiga Adanda, Creative Imprint of Tiga Serangkai
Cetakan           :Pertama Februari, 2016
Halaman          : 112 hlm                  
ISBN               : 978-602-366-128-2
Peresensi         : Ratnani Latifah, penikmat buku dan penyuka literasi. Alumni Unisnu Jepara.
Ayat kauniyah adalah ayat yang menunjukkan tentang apa yang diciptakan Allah yang terjadi di alam. Baik itu melalui peristiwa atau benda. Ayat-ayat Kauniyah perlu dikenalkan anak sejak dini. Karena jika sudah dikenalkan sejak kecil, akan mengenalkan pada anak tentang segala keagungan dan apa-apa yang diciptakan Allah.

Hal itu bisa dijadikan pendidikan awal. Pendidikan ketauhid-an. Mengenalkan pada Tuhan. Dengan mengenalkan kekuasaan Allah  sejak dini anak-anak bisa memupuk rasa cinta pada Allah dan ketaatan. Mengenalkan kekuasaan Tuhan sejak awal akan membuat pondasi yang kuat bagi tauhid anak. 

Melalui buku cerita ini, penulis ingin mengenalkan ayat-ayat kauniyah agar mudah diterima anak. Mereka bisa bermain sambil belajar. Buku ini terdiri dari  enam belas cerita anak dengan berbagai peristiwa.

Salah satunya adalah Jejak-Jejak Misterius. (hal. 5) Menceritakan tentang Irsyad dan Zahra yang sangat penasaran dengan jejak-jejak aneh yang mereka lihat di rumah nenek. Jejak itu sangat banyak dan meliuk-liuk tidak beraturan.  Mereka menduga kalau jejak itu milik anak-anak ular. Hal itu tentu saja membuat Irsyad dan Zahra khawatir dengan sang nenek. Bagaimana kalau neneknya dipatuk ular? Itulah yang mereka pikiran. Namun ketika mereka menunjukkan tentang jejak-jejak misterius itu, baik sang nenek, umi dan abinya malah tersenyum saja. Sebenarnya jejak apa yang dilihat Irsyad dan Zahra?

Dalam  kisah ini penulis menjelaskan tentang ayat kauniyah tentang keagungan Allah yang bisa menciptakan berbagai jenis hewan. Ada yang dicptakan bisa berjalan dengan melata atau dengan perut atau bisa juga berjalan dengan kaki. Selain mengandung ayat kauniyah, cerita ini juga mengajarkan tentang sikap kasih sayang pada keluarga.

Ada pula kisah Rahasia Kebun Pak Soleh. (hal. 12) Menceritakan tentang Fahri dan teman-temannya yang merasa penasaran dengan kebun Pak Soleh. Kebun Pak Soleh itu dipagari bambu, sehingga tidak ada seorang pun yang bisa melihat ke kebun itu. Selain memasang pagar, kebun itu juga ditempeli tulisan “Dilarang Masuk/Berbahaya”

Keanehan itu malah mengundang rasa ingin tahu Fahri, Ervan dan Dino. Sehingga mereka memutuskan untuk melihat langsung  kebun itu. Setelah waktu Magrib, mereka benar-benar berkumpul tidak lupa membawa senter. Mereka berjalan memasuki kebun dengan hati berdebar-debar. Di sana mereka melihat banyak sekali balok-balok kayu yang ditata rapi. Ada pula batang-batang pohon kelapa pendek yang digantung di ranting pohon di kebun.

Karena sangat penasaran, Ervan mengambil sebatang kayu lalu mengorek-ngorek lubang pada salah satu balok kayu.  Tiba-tiba  sesuatu muncul dari lubang itu dan membuat mereka lari ketakutan. Mereka sungguh menyesal telah berani bertindak lancang tanpa minta persetujuan Pak Soleh dulu. Tapi sebenarnya apa yang muncul dari balok kayu itu?

Kisah ini mengenalkan tentang kekuasan Allah yang bisa menciptakan binatang yang memiliki banyak manfaat bagi manusia. Misalnya bisa menjadi obat. Dan mengajarkan agar tidak menjadi anak yang berburuk sangka pada orang lain.

Tidak kalah menarik adalah kisah Misteri Hilangnya Papa. (hal. 39)  Zelda sebal sekali karena memiliki adik laki-laki. Padahal dia membayangkan dulu memiliki adik perempuan yang lucu, imut dan tangisanya tidak keras.  Zelda beranggapan bahwa anak laki-laki itu selalu nakal seperti teman-temannya.

Suatu hari, Pasa Zelda tidak  pulang sehingga membuat Zelda sedikti repot. Dia harus membantu ibunya menjaga adik. Karena ibunya memang  sangat sibuk.  Ibunya selain mengerjakan tugas memasak dan membersihkan rumah, ibunya juga harus mengerjakan tugas papanya yang tidak pulang juga.  Zelda baru menyadari kalau tidak apa papa, dia sangat kerepotan. Tapi sebenarnya kemana perginya Papa Zelda dan Kenapa Papa Zelda pergi?

Dalam cerita ini menjelaskan tentang ayat kauniyah, bahwa Allah  memiliki kuasa untuk menciptakan apa yang dikehendaki. Memberi anak laki-laki atau perempuan adalah kekuasaanya. Selain itu cerita ini mengingatkan agar selalu bersyukur dengan apa yang diberikan Allah.

Selain tiga kisah ini masih ada tiga belas kisah lain yang tidak kalah menarik dan memiliki banyak pesan akhlak baik yang bisa diteladani.  Seperti Penyesalan Charlie Turtle,  Berjumpa Peri Naklah,  dan Misteri Taing Gaib. Setiap cerita dalam buku ini memang sangat sarat makna.


Srobyong, 24 April 2016

Dimuat di Tribun Timur Makasar, Minggu 12 Juni 2016 


2 comments:

  1. Keren sekali saya juga jadi pengen coba nih dan juga tenutnya membacanya karena kan belum terlalu bisa juga untuk membuatnya.

    ReplyDelete