Judul Buku : Jilbab (Love) Story
Penulis : Redy Kuswanto
Penerbit : Orange, Imprint Citra Media Group
Cetakan :1, 2015
Halaman : vi + 184 halaman
ISBN : 978-602-8508-01-8
Pernahkah merasakan dilema hebat yang mengharuskan untuk memilih salah satu dari hal yang sangat kita sukai?
Memilih antara menjaga prinsip dan komitmen berjilbab yang selama ini kita pegang
atau menerima tawaran untuk tenar dalam sekejap mata.
Melody tidak menyangka bahwa dia dinobatkan sebagai juara pertama pada ajang
diva remaja, mengalahkan puluhan pesaing yang pastinya tidak kalah hebat
darinya. (hal. 8) Dari ajang itu, dia mendapat tawaran rekaman secara exclusive
di salah satu stasiun televisi ternama. Siapa sangka, keberuntungan begitu berpihak
padanya. Dia sangat bersyukur dan begitu senang. Namun, kesenangan itu seperti
dihembas begitu saja ketika Produser dan pemilik dua stasion televisi yang
bernama Pak Bob mengajukan persyaratan yang tidak terduga. (hal.15)
Dia tidak menyangka jilbab yang dikenakan akan menghalagi langkahnya untuk
meraih impian. Pak Bob, memintanya untuk melepas Jilbab ketika dia mulai
rekaman. Padahal, proses dia memilih memakai jilbab pun bisa dikatakan penuh
perjuangan. Tapi sekarang, dia malah diharuskan melepas jika tidak ingin
kesempatan emas ini dialihkan pada orang lain. Ini adalah pilihan yang amat
sulit baginya. Menjadi penyanyi dan memulai rekaman memang sudah menjadi mimpinya
sejak kecil. Namun begitu, keputusannya untuk berjilbab juga bukan hanya
sekadar main-main. Melody selalu ingat dengan pesan gurunya, “Berjilbab,
dalam hal menutup aurat, adalah
kewajiban bagi setiap muslimah. Bukan latah mengikuti trend atau mode yang
sedang marak bagi anak-anak muda zaman sekarang.” (hal. 39) Bagaimana dia
harus memilih salah satunya, kalau keduanya itu teramat penting?
Belum menemukan penyelesaian dari masalah pertama itu ..., Melody
dikejutkan dengan kabar dari neneknya, bahwa adiknya yang bernama Zen mengalami
kecelakaan (hal. 47) Sakitnya cukup parah. Banyak biaya yang dibutuhkan untuk
menyembuhkan luka itu. Sedang hadiah dari lomba menjadi diva remaja itu masih
kurang.
Melody sungguh bingung antara memilih atau
menolak tawaran itu. Sedang batas waktu penandatanganan berkas-berkas
tinggal sebentar lagi. Kalau mengingat keadaan adiknya, dia ingin mempertimbangkan kembali tentang tawaran yang
diberikan Pak Bob padanya. Mungkin dengan menandatangi kontrak itu bisa sedikit
membantu biaya adiknya. Tapi sisi lain
dalam dirinya, menolak keras. Bagaimana dengan jilbabnya? Jilbab tidak hanya
sekadar penutup kepala seperti topi yang bisa dilepas kapanpun yang dia
inginkan. Lagipula ketika memutuskan untuk berjilbab, dia berjanji akan berusaha
menjaga hidayah itu.
Namun, saat ini keadaan berbeda. Jika dulu pilihannya adalah antara mimpi
dan jati diri, sekarang dia dihadapkan pada persoalan untuk menyelamatkan nyawa
adiknya. Dia akan melakukan apapun untuk menyelamatkan adiknya. Dia pun
menghubungi Pak Bob. Namun, ketika prodeser itu datang Melody malah tidak
ditemukan di mana-mana. Dia menghilang dan tidak dapat dihubungi.
Novel yang sarat makna, antara lain; hakikat sebuah jilbab, tentang pentingnya
mempertahankan komitmen dan prinsip yang sudah dipilih, pentingnya menjaga niat, karena segala sesuatu akan
tercapai sesuai dengan niat awal yang diinginkan. Karena sebuah niat baik akan membawa pada pintu gerbang lainnya. Dan juga tentang
saling peduli dan tolong menolong antara teman. Ada pula quote manis yang
terselip makna yang tersirat. “Hakikat
Jilbab adalah perlindungan lahir dan batin.” (hal. 21) Diceritakan dengan
gaya bahasa yang asyik dinikmati. Meskipun ada sedikit kesalahan penulisan
tidak menutupi kenikmatan ketika membaca.
No comments:
Post a Comment