[Dimuat di Radar Banyuwangi, Jawa Pos Group, Edisi Minggu 22 November 2015]
Kau tahu, kenapa kami memilih melakukannya? Memukul, menendang, menghujat bahkan mencemoohnya dengan sejuta kata kasar. Ah, kau pasti tidak tahu. Kami sangat yakin. Kau hanya tahu hal-hal istimewa dari sudut pandangmu. Tapi, kau tetap harus tahu, sesungguhnya kami sudah hilangan kepercayaan akan keadilan di sini. Jadi inilah jalan terakhir yang kami pilih. Agar kau tahu. Agar dunia tahu.
~*~
wehhh mantap ini teknik penulisannya mbak.e
ReplyDeletetema cerpennya juga begitu sesuai dengan keadaann negeri ini hhheee
typonya dikit.e mbak.. kayak lahi: lagi, hhhe
mbak yang kta "hilangan" di awal paragraf itu kayak kurang pas ato gimana ya hhhe
menurutku alangkan enaknya kan "kehilangan" gitu hhhee
Makasih masukannya Rohma, aku catat buat perbaikan kedepannya ^^
DeleteOh iya, Mbak. Kalau ngirim ke Radar Banyuwangi, emailnya apa ya, Mbak? Mohon informasinya... n_n
ReplyDeleteOh iya, Mbak. Kalau ngirim ke Radar Banyuwangi, emailnya apa ya, Mbak? Mohon informasinya... n_n
ReplyDeleteKirim saja ke budayaradarbwi@gmail.com Discha
ReplyDelete