Judul :
Misteri Patung Garam
Penulis :
Ruwi Meita
Penerbit :
GagasMedia
Tahun terbit :
Maret, 2015
Cetakan :
Pertama
Halaman :
vi + 278 hlm.
Harga :
Rp. 49.000,-
ISBN :
979-780-786-x
Siapa sangka garam yang biasanya digunakan untuk bumbu dapur penyedap rasa,
sekarang malah dijadikan senjata untuk
membunuh. Masalahnya tidak hanya satu korban yang ditemukan dalam keadaan
menjadi patung. Entah ada motif apa dan kenapa bisa garam yang dipilih sebagai
alat pembunuhan itu.
Novel ini dibuka dengan ditemukannya Wina—seorang pianist dalam keadaan
meninggal dunia (halaman 8). Tubuhnya dilumuri garam—tepatnya mirip sebuah
patung garam. Pembunuhan yang sangat artistik. Lalu ditemukan sebuah kode aneh
bertuliskan IΔIƩ. Entah apa maksud
dari kode itu.
Kiri Lamari adalah seorang inspektur yang diberi
wewenang menangi misteri ini bersama
Isnpektur Saut. Mengingat prestastinya yang dulu telah berhasil memecahkan
misteri pembunuhan segita biru. Saat Kiri Melihat mayat korban, dia melihat
sesuatu mata yang mengingatkan pada ibunya hingga menyulut dendam di hatinya.
Bersama Saut, Kiri mulai menyelidiki kasus itu.
Memecahkan potongan-potongan misteri di balik kematian Wina dan dirasakan
janggal. Saking semangatnya mengungkapkan kasus itu, Kiri sampai lupa bahwa dia
harus menghubungi Kenes—pacarnya begitu tiba di Surabaya.
Kiri memang sangat ambisus soal pekerjaan,
apalagi sejak dia menjadi polisi dia mengerti bahwa ibunya tidaklah meninggal
karena kecelakaan—sebuah masa lalu yang masih menghantuinya. Kiri semakin terjebak dengan pekerjaan ketika kasus pertama belum
terselesaikan kini mayat patung garam kembali ditemukan. (halaman 81) Korban
kali ini bernama Leyla seorang pelukis yang lebih suka menyendiri dalam ruang
studionya. Di sana juga ditemukan kode yang sama dalam pembunuhaan Wina.
IDIS itulah kata yang dimaksud dari kode itu yang disinyalir memiliki hubungan
dengan garam. Kiri harus berterima kassih dengan Kenes yang telah membantunya
menguak kode ini. Tapi, tentu dia tidak akan melibatkan kekasihnya lebih dalam
di kasus ini. Meski Kiri tahu, Kenes memiliki jiwa petualang yang tinggi.
Bahkan mereka akhirnya menjadi pacar karena sama-sama terlibat di kasus
segitiga biru.
Apalagi pembunuh kali ini terlihat sangat berbahaya dan psikopat. Kiri
berambisis harus segera menyelesaikaan kasus ini dengan segera agar tidak ada
lagi korban yang jatuh. Tapi, langkah Kiri masih kalah cepat dengan si
pembunuh. Ketika sedikit cela sudah Kiri temukan, korban ketiga kembali
ditemukan. (halaman 155) Kiri meradang. Misteri ini harus
segera dipecahkan. Dia tidak ingin membiarkan pembunuh psikopat itu terus
berkeliaran. Apalagi dia menyadari bahwa Kenes-lah yang kini menjadi incaran.
Novel detektif mendebarkan. Membuat pembaca ikut menebak-nebak siapa
pembunuh yang sebenarnya. Kisah ditutup dengan twits ending yang membuat
terkejut dan hanya bisa mengernyitkan kening. Memiliki sisi ilmu pengetahuaan
misalnya tentang kegunaan lain dari garam yang ternyata tidak hanya digunakan untuk bumbu dapur. Ada pesan yang tersirat juga di sini, bahwa keluarga adalaah
pondasi utama seorang anak. Apa yang dilakukan orangtua itu mempengaruhi batin
si anak.
Dapatkan buku ini di toko buku online BUKUPEDIA cek infonya di sini Misteri Patung Garam
Aku agak bingung sama nama2 tokohnya...
ReplyDeleteHihi
Kiri, Lamari...
Kudet ih aku
Namanya memang unik Mbak. Detektif Kiri Lamari hehhh
ReplyDeleteHwaaaa. Terus itu kode yang ditemukan, kamsudnyah apah? Hukz. Resensimu bikin pengen baca.
ReplyDeleteItu nanti ada di novel Mbak Kayla. Dari pertama lihat novel ini aku ngiler banget. Hhehh ikut GA g menang-menang jadi langsung beli hehhhh. ^^
ReplyDeleteEhh ini dapet bocorannyaa aja udah bikin mupeng lahhh apalagi udah baca bukunya langsung.. wkwkkwk.. pinjeminn dong mba bukunya..
ReplyDelete*ehhh siapa luu? Hihiii
Hhheh sini, sini baca ke marin. Nunggu sekuel, katanya bakal ada sekuelnya juga :D
Delete