Judul Buku :
Insya Allah, Sah!
Penulis :
Achi Tm
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman :
328 hal
Cetakan :
Pertama, April 2015
ISBN :
978-602-03-1465-5
Apa yang terjadi jika dalam sebuah keadaan
kita dituntut untuk memilih ...? Memilih antara mempertahankan cinta atau keyakinan
yang dimiliki.
Silvi adalah seorang desainer juga pemilik
Silviana Sexy Boutique. Dia memiliki pemikiran bahwa cantik itu harus dengan
tampilan seksi. Karena itu dia selalu membuat pakaian seksi, menonjolkan tubuh.
Lagipula banyak yang menyukai desainnya. Kecuali satu sahabatnya, Kiara yang
selalu protes dan menyarankannya untuk sesekali membuat baju muslimah juga. Hal
yang membuat Silvi tertawa lebar. Baju Muslimah itu ketinggalan zaman. Silvi
tidak peduli.
Dan suatu ketika karena keadaan yang tidak menguntungkan, telah membuatnya mengerang keras. Dia terjebak dalam lift bersama Raka,
pria yang menurut Silvi nggak banget. Semua bermula dari pelanggan yang
marah-marah hingga gagal bertemu dengan Dion untuk makan siang dimana
rencananya dia akan dilamar. Hingga kemudian dia terdampar di lift ini. (hal
13) Kejadian itu-lah yang membuat Silvi bernazar sesuatu yang gila, menurut dirinya
sendiri. Tapi setelah kejadian itu kehidupan Silvi berubah. Kesialan demi
kesialan terus menghantuinya.
Tapi Silvi tidak menyadarinya. Saat ini yang
dia fokuskan adalah mengurusi segala persiapan untuk pernikahannya dengan Dion,
orang yang sangat dicintainya itu. Setelah kejadian di lift Dion akhirnya
resmi melamarnya. Membuat Silvi senang bukan main. Akhirnya mimpi yang selama
ini diidamkan menjadi nyata. ( hal. 33) Sayangnya
untuk menyiapkan masalah pernikahan, Dion tidak punya waktu. Dia terlalu sibuk
mengurusi tour yang ditanganinya. Malah menyuruh Raka seorang karyawan yang
dilihat Dion sebagai orang baik dan berdedikasi untuk membantu Silvi. (hal 102)
Lagi pula Dion yakin Raka tidak akan berani macam-macam dengan calon istrinya
itu. Karena Raka adalah seseorang yang selalu menjaga jarak dengan wanita.
Silvi sendiri tidak nyaman dengan orang yang bernama Raka. Menurut Silvi, Raka adalah sosok pria yang sok tahu dan selalu saja ceramah di mana-mana. Kenapa tidak
berdakwa di musala atau masjid saja?
Silvi sungguh sebal. Apalagi ditambah persiapan pernikahannya juga tidak selalu berjalan mulus. Malah dua kali Silvi terkena tipu. Kehilangan
uang sekitar 26 Juta. Tidak hanya itu bahkan rambut panjang yang selama ini
sangat disayanginya harus terbakar. (hal. 226) Silvi sungguh syok. Entah kenapa dia
harus dibericobaan seperti ini. Sampai kemudian dia ingat-tepatnya Raka pernah
mengingatkannya tentang masalah nazar yang memang sengaja Silvi lupakan.
Silvi pun kemudian menerenung dan memutuskan
untuk berjilbab. Setelah dia berjilbab, ternyata persiapan pernikahan perlahan-lahan menemukan
titik terang, seolah dimudahkan oleh-Nya.
Tapi yang menjadi masalah ketika Silvi menunjukkan perubahan pada
kebaikan itu Dion tidak terima. Dion memberikan pelihan; mempertahankan keyakinannya
itu atau mempertahankan cinta dan melanjutkan pernikahan. Entah bagaimana Silvi
menyelesaikan semua masalah ini. Apakah cinta itu akhirnya berlabuh atau malah menjauh
...? Langsung baca saja buku ini.
Novel yang sarat makna diceritakan dengan
bahasa ringan dan asyik dinikmati. Walau ending mudah ditebak, tidak membuat
langsung berhenti ketika membaca. Karena dalam setiap bab akan disuguhi kejutan-kejutan
kecil yang tidak disangka. Cerita ini mengajarkan bahwa sebuah janji yang
dibuat dengan Allah haruslah dilakukan jika tidak ingin mendapat laknatnya. Bahwa
masalah jodoh adalah ketentuannya, bagaimana menjaga hati dan istiqomah pada
keyakinan yang benar. Serta banyak lagi pesan yang bisa diambil dari kisah ini. Recomended dibaca untuk kalangan semua umur. Apalagi yang mau menikah baca buku ini pasti jadi nambah pengetahuan.
*Banyak kalimat-kalimat yang menyindir dan
bagus yang bisa diambli manfaatnya dari buku ini adalah :
-Kalau jodoh nggak akan ke mana. (hal. 29)
-Wine kan... haram. (hal. 30)
-Kalau bangun tidur harusnya minum air putih
dulu supaya sehat, bukan ngopi.” (hal. 43)
-Menang nggak baik pacaran, apalagi lama-lama.
Setan itu selalu menggoda di mana saja. (hal. 45)
-Kalau belum nikah jangan gandeng-gandengan
tangan begitu. Kan, belum muhrim.(hal. 47)
-Insya Allah dalam Islam semua hari baik untuk menikah. (hal. 59)
-Lelaki shaleh untuk perempuan shalelah. Lelaki
baik untuk perempuan baik. (hal. 73)
-Pacaran itu tidak ada dalam agama Islam.
(hal. 86)
-Mbak Silvi harus ditemani oleh muhrimnya. Jadi
kami tidak berduaan saja. Kalau berduan saja yang ketiganya setan.” (hal. 104)
-Shalat tapat waktu itu enak, lho. (hal. 114)
-Perbuatan maksiat itu seperti bom waktu. Dia kadang
diabaikan, tapi sebenarnya sedang mempersiapkan diri untuk meledak. (hal. 119)
-Sebisa mungkin tetaplah menjaga diri dan menjaga
hati. Pelukan sebelum menikah itu kan belum halal. (hal, 120)
-Tadi nggak shalat, ya? Makeup kamu
masih tebal. (hal. 121)
-Allah pasti punya rencana atas setiap kejadian.
(hal. 132)
-Menikah berarti harus patuh sama suami. Memang
berat. Tapi itu salah satu kunci pintu surga bagi istri. (hal. 137)
-Bahwa persiapan pernikahan bukan sekedar
gedung, suvenri, gaun dan lain sebaianya. Tapi juga persiapan batin. Sudah siapkah
kita berperan sebagai istri? Mengikuti perintah suami? Masih adakah ego yang
besar di dada sehingga kita enggan taat pada lelaki yang kita sandangkan gelar
imam keluarga di dadanya? (hal. 138)
-Kebersihan itu sebagian dari iman. (hal. 148)
-Tujuan menikah adalah membentu keluarga
sakina, mawadah, warahmah. (hal. 149)
-Jangan suudzon dengan bilang jelek. Positif,
dong. Lihat dulu baru dinilai. (hal. 150)
-Pernikahan itu sesuatu yang sakral. Mengikuti
sunah Rasul dan disukai Allah. Tapi Allah tidak suka pemborosan,
bermewah-mewahan. Jadi sebaiknya resepsi yang sederhana saja. (hal. 151)
-Uangnya kan bisa lebih bermanfaat untuk hal
lain. Disedekahkan misalnya. (hal. 151)
-Setiap orang pasti akan meninggal. (hal. 167)
-Rambut Silviana indah. Keindahan ini adalah
aurat, permata yang harus dijaga. (hal 167)
-Muslimah harus cerdas. (hal. 177)
-Insya Allah, kalau semua dilakukan karena
Allah, pasti akan berbuah hasil manis dan akan bernilai pahala di sisi Allah.
(hal 185)
-Bersedekah itu bukan mengurangi uang kamu,
tapi menambahkan, melipatgandakan. Karena akan diganti sama Allah. (hal. 195)
-Sebaiknya sedekah itu tidak usah
ditunda-tunda. Kalau mampu, segera sedekah, karena sedekah juga bisa
menghindakan kita dari musibah lho. (hal. 195)
-Hati-hati boros, setan berbisik kapan saja,
lho. (hal. 2014)
-Maka sesungguhnya beserta kesulitan itu ada
kemudahan. Sesungguhnya yang beserta kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau
telah selesai maka tegaklah. Dan kepada Tuhanmu hendaklah engkau berharap.
(hal. 212)
-Jika kita melangkah sehasta kepada Allah,
Allah akan mendekat ribuan hasta. (hal. 212)
-Ingat, lho, disakiti dan terluka oleh lidah
bekasnya lebih dalam dan susah hilangnya dibandingkan luka oleh pedang. (hal.
219)
-Nazar alias janji kepada manusia saja harus
ditepati, apalagi nazar kepada Allah. (hal. 220)
-Menjadi perempuan berhijab bukan berarti kita
nggak care sama perawatan rambut, wajah, dan badan kita. Merawat anggota tubuh
kan salah satu bentuk syukur kita kepada Allah. (hal. 229-230)
-Memulai itu memang sulit, tapi kika dilakukan
karena Allah, insya Allah pasti akan dimudahkan. (hal. 232)
-Jika jatuh cinta, jagalah hati .... Bila tak
kuasa, lamarlah segera. (hal. 282)
-Memakai jilbab itu karena Allah. jadi jangan
dilepaskan hanya gara-gara cinta. (hal. 285)
-Perempuan menangis tidak harus cengeng.
Karena setangguh apa pun perempuan, dia pasti menangis. (hal. 288)
-Cinta sama benci itu beda tipis. (hal. 317)
-Pacaran setelah nikah itu lebih asyik. Kalau
jodoh, mau berpisah di belahan dunia mana pun pasti akan dipertemukan sama
Allah. (318)
Srobyong, 5 November 2015.
No comments:
Post a Comment