Wednesday, 23 May 2018

[Resensi] Kisah Para Perempuan Sukses yang Menginspirasi

Dimuat di Koran Jakarta, Selasa 8 Mei 2018 


Judul                : Perempuan Pemimpin 
Penulis              : Betti Alisjahbana
Penerbit            :  Mizan
Cetakan           : Pertama, 1 Januari 2017
Tebal                : 290 halaman
ISBN               : 978-979-433-954-1
Peresensi          : Ratnani Latifah. Alumna Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara

Sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS), 49,75 persen dari penduduk Indonesia pada tahun 2013 adalah perempuan. Dengan terbukanya pendidikan bagi perempuan, kita bisa melihat bahwa perempuan punya kemampuan yang sangat tinggi, tidak kalah dengan pria (hal 8). 

Misalnya saja di ITB (Institut Teknologi Bandung), pada tahun akademik 2015-2016,  meski seleksi masuk sangat ketat, 40,5 persen mahasiswa yang diterima adalah perempuan. Padahal di ITB sebagian besar program pendidikannya adalah sains dan teknologi, bidang yang biasanya lebih dekat dengan laki-laki.  Dalam hal predikat kelulusan, dari 349 sarjana yang lulus dengan predikat cumlaude,  41 persen adalah perempuan.

Saat ini para wanita sudah mulai  berpartisipasi pada  posisi kepemimpinan. Mereka menunjukkan potensi yang dimiliki, yang ternyata kemampuan mereka tidak kalah dari kaum laki-laki.  Delapan dari 34 menteri (33,5 persen) di Kabinet Kerja Jokowi adalah perempuan. Di DPR, dari 560 anggota di periode 2014-2019, 97 orang di antaranya (17,3 persen) adalah perempuan (hal 11). Buku ini dengan paparan yang menarik dan menginspirasi, mengajak kita mengenal dan meneladani semangat juang, para wanita dalam meraih kesuksesan.

Sebut saja Atiek Nur Wahyu. Karena kegigihan dan kualitas kerjanya yang apik dan terus berkembang, dia kini menui kesuksesan. Dia memulai karirnya pada tahun  1989 di stasiun RCTI, dan sekarang dia menjadi CEO Trans Media Gruop. Dalam  prinsip kerjanya dia selalu berusaha memberikan upaya terbaik dari setiap tugasnya. Dia memaparkan, “Untuk selalu bisa menjadi yang terbaik, kita harus bisa mengelola kinerja.”

Masih menurut Atiek, “Dalam membangun tim dan mengelola kinerja, sebagai pemimpin, kita harus membangun komunikasi yang baik antar personal, maupun lintas departemen dan visi, sehingga terbentuk kerja sama tim yang baik pula. Bahwa  kesuksesan dan kegagalan kita sangat ditentukan oleh kemampuan dalam mengerjakan detail-detail pekerjaan.” (hal 14).

Ada pula Intan Abdams Katoppo. Dari tahun 2011-2015, dia pernah menjabat sebagai  Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (Persero). Untuk mencapai kesuksesan itu tentu tidak mudah, Intan harus banyak belajar dari mentor. Dia selalu berusaha untuk open heart, open will, dan open mind.   Melalui buku ini, dia juga berbagi  tiga resep  menjadi sukses. Pertama,  jika kita berhasil, kita tidak boleh meremehkan siapa pun dan apa pun. Kedua, kita harus siap mendengar dan menerima masukan dari orang lain. Terakhir, kita harus tahu kapan saat yang tempat untuk berhenti.

Kemudian Ligwina Poerwo-Hananto. Sejak kecil dia memang sudah memiliki cita-cita menjadi pebisnis.  Dia mendirikan bisnis perencana keuangan dengan badan hukum PT Quantum Magna (QM) Financial, pada 2007. Akan tetapi bisnis yang dia bangun tidak langsung sukses dan berjalan lancar. Banyak tantangan yang harus dia hadapi sebelum tahun 2010. Akan tetapi dia tidak menyerah.
Ligwina terus belajar. Salah satunya dengan mengikuti coaching.  Dari coaching dia belajar tentang pentingnya sikap jujur terhadap diri sendiri. Kita harus mengakui kepintaran orang lain dan berani menerima kritik dan  saran. Hingga akhirnya kondisi perusahannya mulai stabil, bahkan melesat.  Saat ini, QM Financial sudah membuat lebih dari 1.000 rencana keuangan (hal 49).

Selain mereka, masih ada  beberapa wanita sukses yang kisahnya tidak kalah menginspirasi. Seperti Mira Amshorse—Direktur Utama PT Sarinah (Persesor) 2012-2014, Mira Lesmana—Produser Film, Founder Miles Films, Nurhayati Subakat—Founder dan CEO PT Paragon Technology Innovation (Wardah Cosmetics) dan banyak lagi. Di mana mereka ternyata memiliki misi yang sama, yaitu ingin memperjuangkan perubahan positif bagi lingkungan sekitarnya.

Menunjukkan bahwa wanita juga pantas menjadi pemimpin. Meski mereka memiliki kelemahan, wanita juga memiliki kelebihan dalam hal meng-handle para pekerja dengan sikap mengayomi. Karena perempuan memiliki sikap sabar, perhatian serta kepekaan emosi dan empati yang tinggi. Perempuan adalah mahkluk multitasting, piawai berjejaring dan bernegosiasi (hal 79).

Sebuah buku yang menarik untuk dikaji dan dibaca. Dari buku ini saya menyimpulkan, bahwa perempuan memiliki potensi yang sama dengan laki-laki dalam memperoleh kesuksesan.  Serta jika kita ingin menjadi seorang yang sukses, maka kita perlu memiliki misi, mau belajar dari mentor, sabar, membangun jejaring luas, berani keluar dari zona nyaman.

Srobyong, 5 Mei 2018 

2 comments:

  1. Diantara banyak wanita yang mbak review satu orang yang sudah saya kenal yakni Ligwina, pernah suatu saat beliau pembicara di acara kopdar sangat menginspirasi. Saya setuju bahwa perempuan memiliki kemampuan untuk meciptakan karya tapi jangan sampai melalaikan fitrahnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, mantap Pak. Iya Pak meski sibuk berkarya harus tetap tanggung jawab dan tidak melalaikan fitrahnya. Terima kasih sudah mampir di blog saya ^_^

      Delete