Dimuat di Kabar Madura, Rabu 25 April 2018
Judul : Ayo Kurangi Bermain Game!
Penulis : Kim Eun-Jung
Ilustrator : Plug
Penerjemah : Tim Tulislah.com
Cetakan : Pertama, November 2017
Tebal : 48 halaman
ISBN : 978-602-455-247-3
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumni Universitas
Islam Nahdlatul Ulama, Jepara.
Game adalah permaianan yang menggunakan media
elektronik, sebuah hiburan yang berbentuk multimedia dengan tampilan menarik,
yang akan membuat kita puas ketika memainkannya. Saat ini akses bermain game semakin mudah
ditemukan. Misalnya melalui ponsel pintar atau leptop.
Memang benar game itu tidak selamanya memiliki
dampak buruk bagi anak. Ada kalanya game bisa sebagai sarana edukasi. Namun
jika dalam bermain game sudah melebihi kapasitas waktu—dalam bermain game bisa
menghasbikan waktu 2-3 jam, maka hal itu pun bisa berbahaya. Jika tidak ada
kotrol dalam bermain game, maka hal itu bisa menyebabkan anak menjadi seorang
pecandu game.
Pecandu game di sini maskdukan sebuta untuk orang
yang tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik karena terlalu
sering bermain game. Karena game, seorang pecandu game menjadi tidak teratur
makan dan sulit tidur. Walaupun ingin berhenti bermain game, dia tidak bisa.
Dia akan marah apabila tidak bisa bermain game (hal 33).
Oleh karena itu penting bagi orangtua untuk mulai
mengawasi kadar permainan anak dalam bermain game. Jangan menyepelekan dengan
beranggapan bahwa kebiasaan bermain game akan berubah atau sembuh dengan
sendirinya. Sebagai orangtua kita harus ikut berperan serta mencoba mengubah
kebiasaan buruk anak-anak dalam bermain game yang tidak terkontrol (hal 6).
Buku ini dengan
penyampaian yang mudah dipahami anak—diceritakan lewat sebuah kisah
menarik—mengingatkan kepada kita untuk memerhatikan lebih mendalam tentang
kebiasaan bermain game yang harus diawasi dan dibatasi, agar dampak yang
terjadi tidak merugikan anak.
Di mana diceritakan Bobby ini selalu memikirkan game
di mana pun dan kapan pun. Baik di sekolah atau di rumah. Karena kebiasaannya
ini dia jadi tidak fokus belajar. Hal
yang pertama dia pikirkan hanya bagaimana caranya agar bisa bermain game sampai
puas tanpa dimarahi ibu dan tanpa diganggu siapa pun (hal 8). Pernah dia tidak
menyelesaikan pekerjaan rumah—pr karena lebih memilih bermain game. Sayangnya
Bobby tidak merasa bersalah dengan sikapnya itu. Bahkan meski keesokan harinya
kepalanya pusing karena kebanyakan bermain game, Bobby tetap mengulangi
perbuatannya. Tidak hanya itu, gara-gara
kecanduan bermain game, Bobby hampir tertabrak karena tidak memerhatikan jalan.
Sayangnya Bobby tetap tidak peduli. Dan masih karena keasyikan bermain game,
Bobby terlambat sekolah (hal 23).
Lalu bagaimana caranya agar anak-anak tidak sampai
kecanduan bermain game? Maka di sinilah peran orangtua dalam membantu menjaga
dan melatih anak membagi waktu. Kita harus menjelaskan pada anak bahwa pencandu
game itu memiliki banyak dampak buruk.
Di mana otak akan malas beraktivitas, leher, pergelangan tangan dan mata
akan menjadi sakit dan sering kali kita sulit berkonsentrasi dalam berbagai
aktivitas. Selain itu sikap kita jadi
kasar—mudah marah dan cepat lelah (hal 36-37).
Orangtua harus mulai bersikap tegas. Mengajarkan
anak bersikap disiplin. Boleh bermain game tapi dengan batasan waktu agar tidak
sampai kecanduan. Ajak anak mengisi waktu dengan kegiatan-kegiatan positif.
Seperti membantu ibu memasak, mendaki gunung bersama ayah, bermain sepak bola
bersama teman-teman dan kegiatan menarik lainnya.
Srobyong, 30 Desember 2017
No comments:
Post a Comment