Tuesday 15 May 2018

[Resensi] Bahaya Bermain Game dan Cara Mengatasinya

Dimuat di Kabar Madura, Rabu 25 April 2018


Judul                : Ayo Kurangi Bermain Game!
Penulis              : Kim Eun-Jung
Ilustrator           : Plug
Penerjemah      : Tim Tulislah.com
Cetakan           : Pertama, November 2017
Tebal                : 48 halaman
ISBN               : 978-602-455-247-3
Peresensi          : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara.

Game adalah permaianan yang menggunakan media elektronik, sebuah hiburan yang berbentuk multimedia dengan tampilan menarik, yang akan membuat kita puas ketika memainkannya.  Saat ini akses bermain game semakin mudah ditemukan. Misalnya melalui ponsel pintar atau leptop.

Memang benar game itu tidak selamanya memiliki dampak buruk bagi anak. Ada kalanya game bisa sebagai sarana edukasi. Namun jika dalam bermain game sudah melebihi kapasitas waktu—dalam bermain game bisa menghasbikan waktu 2-3 jam, maka hal itu pun bisa berbahaya. Jika tidak ada kotrol dalam bermain game, maka hal itu bisa menyebabkan anak menjadi seorang pecandu game.

Pecandu game di sini maskdukan sebuta untuk orang yang tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik karena terlalu sering bermain game. Karena game, seorang pecandu game menjadi tidak teratur makan dan sulit tidur. Walaupun ingin berhenti bermain game, dia tidak bisa. Dia akan marah apabila tidak bisa bermain game (hal 33).

Oleh karena itu penting bagi orangtua untuk mulai mengawasi kadar permainan anak dalam bermain game. Jangan menyepelekan dengan beranggapan bahwa kebiasaan bermain game akan berubah atau sembuh dengan sendirinya. Sebagai orangtua kita harus ikut berperan serta mencoba mengubah kebiasaan buruk anak-anak dalam bermain game yang tidak terkontrol (hal 6).

Buku ini dengan  penyampaian yang mudah dipahami anak—diceritakan lewat sebuah kisah menarik—mengingatkan kepada kita untuk memerhatikan lebih mendalam tentang kebiasaan bermain game yang harus diawasi dan dibatasi, agar dampak yang terjadi tidak merugikan anak.

Di mana diceritakan Bobby ini selalu memikirkan game di mana pun dan kapan pun. Baik di sekolah atau di rumah. Karena kebiasaannya ini dia jadi tidak fokus belajar.  Hal yang pertama dia pikirkan hanya bagaimana caranya agar bisa bermain game sampai puas tanpa dimarahi ibu dan tanpa diganggu siapa pun (hal 8). Pernah dia tidak menyelesaikan pekerjaan rumah—pr karena lebih memilih bermain game. Sayangnya Bobby tidak merasa bersalah dengan sikapnya itu. Bahkan meski keesokan harinya kepalanya pusing karena kebanyakan bermain game, Bobby tetap mengulangi perbuatannya.  Tidak hanya itu, gara-gara kecanduan bermain game, Bobby hampir tertabrak karena tidak memerhatikan jalan. Sayangnya Bobby tetap tidak peduli. Dan masih karena keasyikan bermain game, Bobby terlambat sekolah  (hal 23).

Lalu bagaimana caranya agar anak-anak tidak sampai kecanduan bermain game? Maka di sinilah peran orangtua dalam membantu menjaga dan melatih anak membagi waktu. Kita harus menjelaskan pada anak bahwa pencandu game itu memiliki banyak dampak buruk.  Di mana otak akan malas beraktivitas, leher, pergelangan tangan dan mata akan menjadi sakit dan sering kali kita sulit berkonsentrasi dalam berbagai aktivitas. Selain itu sikap kita jadi  kasar—mudah marah dan cepat lelah (hal 36-37).

Orangtua harus mulai bersikap tegas. Mengajarkan anak bersikap disiplin. Boleh bermain game tapi dengan batasan waktu agar tidak sampai kecanduan. Ajak anak mengisi waktu dengan kegiatan-kegiatan positif. Seperti membantu ibu memasak, mendaki gunung bersama ayah, bermain sepak bola bersama teman-teman dan kegiatan menarik lainnya. 

Srobyong, 30 Desember 2017 

No comments:

Post a Comment