Dimuat di Tribun Jateng, Minggu 6 Mei 2018
Judul : Aroma Karsa
Penulis : Dee Lestari
Penerbit : Bentang Pustaka
Cetakan : Pertama, Maret 2018
Tebal : xiv + 710 halaman
ISBN : 978-602-291-463-1
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumni Universitas
Islam Nahdlatu Ulama, Jepara
Siapa yang tidak tertarik ketika mendapat informasi
tentang kehebatan sebuah bunga misterius—puspa karsa—yang konon tiap pemunculannya bisa mengubah tata Nusantara? Semua bermula ketika Janirah meninggalkan
sebuah peti yang berisi lontar kuno. Di mana lontar itu menunjukkan fakta
menarik tentang puspa karsa, yang awalnya Raras pikir hanya ada dalam dongeng,
ternyata bunga itu benar-benar ada dan berada di suatu tempat yang tersembunyi.
Menariknya lagi bunga ini memiliki kegunaaan yang
luar biasa. “Prosi pertama akan mengubah nasibmu. Porsi kedua akan mengubah
nasib keturunanmu. Porsi ketiga akan mengubah dunia sebagaimana keinginanmu.” (hal
9). Hal itulah yang mendorong Raras
ingin membuktikan kebenaran cerita Janirah. Dia ingin memburu dan menemukan
Puspa Karsa.
Maka Raras pun membuat sebuah ekspedisi yang didanai
Kemara—pabrik milik Janirah yang diakuisisi olehnya. Dan dengan tangan dinginnya itu dia berhasil membuat
Kemara—pabrik yang didirikan Jarinah yang sempat diambang pailit, akibat dikelola
oleh Romo—ayah Raras kembali bangkit dan semakin sukses. Ekspedisi tersebut diketuai
Profesor Sudjatmiko. Sayangnya pada ekspedisi ini dia harus menelan
kegagalan. Meski begitu, Raras bukanlah
orang yang mudah menyerah. Dia kembali menyusun rencana baru agar bisa menemukan puspa karsa. Apalagi dalam ekspedisi
pertama, dia menemukan sebuah jalan yang mungkin bisa dia gunakan untuk
menemukan puspa karsa.
Dan perjalanannya dalam upaya menemukan puspa karsa
semakin lengkap ketika dia tanpa sengaja
mengenal Jati Wesi. Pria sederhana yang tinggal di TPA Bantar Gebang. Dia tidak
menyangka kalau Jati memiliki indra penciuman yang sangat tajam, melebihi
kemampuan putrinya—Tanaya Suma. Bahkan
karena kemampuannya itu Jati dijuluki si Hidung Tikus.
Kehidupan Jati yang awalnya penuh perjuangan, karena
harus bekerja dari satu tempat ke tempat yang lain, pun berubah total ketika
dia dibawa Raras ke kediamannya dan bahkan disekolahkan ke Paris. Meski dia
harus membayar kemudahan itu dengan kebencian dari Tanaya Suma, yang merasa
tersaing karena keahliannya dalam meracik parfum juga penciumannya yang tajam.
Namun semakin lama tinggal dengan keluarga
Raras, Jati mulai menemukan misteri
tentang siapa dirinya sendiri dan masa lalu yang tidak pernah dia ketahui. Dan semua terungkap ketika dia ikut andil
dalam ekspedisi perburuan puspa karsa. Ekspedisi yang sejak awal banyak
ditentang, karena memang menyimpan bahaya—mengingat dalam ekspedisi ini, para
anggotanya tidak hanya berhubungan dengan manusia tapi harus menghadapi makhluk dari lingkung lain
yang tidak terlihat dan berbeda.
Namun karena keegoisan Raras, tidak ada siapa pun yang bisa membantah. Dan di sana-lah Jati menemkukan sebuah
kenyataan yang cukup mengejutkan dan tidak pernah dia sangka sebelumnya.
Dee Lestari hadir dengan kisah yang unik—karena
berani mengambil tema aroma, yang saya pikir jarang diangkat penulis. Belum
lagi novel semi fantasi ini dipaparkan
dengan gaya bahasa yang renyah dan gurih. Sehingga kisah ini sukses membuat
saya terpana dan terhibur. Menegangkan
dan membuat penasaran, sejak awal saya membacanya. Rasanya saya tidak ingin berhenti
sebelum mencapai finish.
Dipadukan dengan masalah cinta, yang menjadi bumbu
menarik dalam sebuah kisah, novel ini semakin menarik untuk diikuti. Saya suka
dengan kejutan-kejutan yang ditawarkan Dee dalam mengungkap kelebat misteri
yang sejak awal dia bangun. Mengejutkan
dan tidak terduga.
Kisah ini seperti membuka kenyataan tentang sikap
manusia yang selalu rakus dan ingin menguasai hal-hal yang menguntungkan.
Manusia kerap egois, tidak memedulikan makhluk lain, asal dirinya bisa
sukses. Dari kisah ini juga saya belajar
untuk menjadi pribadi yang lebih
menghargai pendapat orang lain. Selain
itu dari kisah ini kita diingatkan tentang bahaya sikap tamak dan egois—yang
pada akhirnya akan membawa kerugian pada diri sendiri.
No comments:
Post a Comment