Monday, 14 May 2018

[Resensi] Menjadi Muslim Gaul dengan Bersikap Santun

Dimuat di Radar Mojokerto, Minggu 29 April 2018 


Judul               : Komik Anak Shaleh, Yuk, Jadi Anak Muslim Gaul
Penulis             : Nagiga Nur Ayati
Ilustrator         : Msfstudio7
Penerbit           : Qibla
Cetakan           : Pertama, April 2017
Tebal               : 124 halaman
ISBN               : 978-602-394-517-7
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam  Nahdlatu Ulama, Jepara

Sekarang ini kita pasti sering mendengar kata ‘gaul’ yang kerap didegungkan anak-anak. Mereka selalu berusaha menjadi sosok gaul melalui kacamata mereka sendiri. Sayangnya pengertian gaul di mata anak seringkali salah.  Mereka berpikir gaul berarti mereka melakukan hal-hal menantang, bersikap sangar, memiliki gadget terbaru atau memakai berbagai pernak-pernik yang mencolok. Padahal jika ditilik dari arti kbbi, gaul merupakan hidup berteman atau bersahabat. Yang artinya dalam berteman harus saling meyayangi dan menghargai. 

Oleh karena itu anak harus diarahkan untuk mengetahui makna gaul yang sebenarnya. Salah satunya dengan membaca buku “Komik Anak Shaleh, Yuk, Jadi Anak Muslim Gaul” karya Nagiga Nur Ayati. Dalam buku ini anak akan dikenalkan cara gaul yang baik sesuai dengan tuntunan akhlak Rasulullah saw. Bahwa gaul yang baik adalah gaul yang mematuhi tata krama, yang membuat kita saling berkasih sayang bukan bermusuhan.

Misal saja tentang anjuran untuk berkata lembut.  Dikisahkan ada seorang anak yang tiba-tiba bersikap tidak sopan. Dia memarahi temannya hanya karena tanpa sengaja menghalangi jalannya. Padahal dia bisa menegur dengan baik-baik.  Bukankah ketika kita dikasari juga tidak mau?

Setiap orang pastinya tidak ingin diperlakukan kasar oleh orang lain. Oleh karena itu kita harus menghindari berkata kasar yang bisa menimbulkan sakit hati. Tunjukkan rasa kasih sayang, melalu perkataan yang lembut. Apalagi berkata lembut ternyata bisa menjaga kita dari api neraka. Rasulullah bersabda, “Jagalah dirimu dari api neraka, walau dengan sedekah separuh biji kurma. Dan jika tidak mendapatkanya, maka cukup dengan kata-kata yang lembut.” (hal  20).

Selanjutnya, menjadi gaul itu dengan bersikap setia kawan. Dikisahkan ada lima anak yang membuat janji untuk bertualang bersama. Dalam perjalanan, ada salah satu anak yang tergiur dengan buah mangga yang ada di kebun, yang mereka lewati. Anak yang tertarik itu mengajak teman-temannya untuk mengambil mangga. Namun teman lainnya mengingatkan bahwa mengambil milik orang lain perbuatan tercela. 

Lalu saat mereka melanjutkan perjalan lagi, salah satu anak terjatuh dan mengalami luka. Mereka pun memutuskan menunda perjalanan. Mereka membawa temannya ke rumah sakit dan menunggu temannya sembuh agar bisa bertualang bersama. itulah yang dinamakan setia kawan.

Setia kawan itu harus dalam wadah kebaikan. Jika teman mengajak mencuri, maka kita harus menolak dengan tegas. Setia kawan yang baik adalah dengan melakukan kebaikan bersama-sama. Karena orang mukmin dengan mukmin yang lain seperti satu bagunan, satu dengan yang lainnya saling mengokohkan (hal 44).

Kisah lainnya  adalah tentang ajakan untuk selalu menepat janji. Di mana dikisahkan ada seorang teman meminjam buku. Dia berjanji akan segera mengembalikan setelah membaca buku tersebut. Namun ternyata dia tidak menepati janji. Ketika pemilik buku meminta bukunya, dia selalu menghindar dan menunda-nunda dengan berbagai asalan.

Padahal ketika kita berjanji, kita harus menepati janji tersebut. Rasulullah pernah menerangkan, bahwa ciri-ciri orang munafik itu ada tiga. Yaitu jika  berbicara dusta, jika berjanji ingkar dan jika dipercaya berkhianat.  Pasti kita semua tidak mau disebut sebagai orang munafik, bukan? Oleh karena itu kita harus selalu menepati janji (hal 48).

Selain itu sikap gaul yang perlu kita miliki adalah selalu berkata jujur, saling menasihati,  menjaga rahasia, rendah hati, ikhlas, saling menolong, berprasangka baik, saling memaafkan, tidak kiri, selalu rukun dan banyak lagi.

Perpaduan gambar yang menarik dengan gaya bahasa yang mudah dicerna,  buku ini sangat rekomended dikenalkan kepada anak. Dengan membaca buku ini akan menumbuhkan sikap bertanggung jawab dan saling meyayangi sesama teman. Di sisi lain anak juga belajar tentang tata krama islami yang memang merupakan fondasi kuat bagi anak yang sangat perlu dikenalkan sejak dini.


Srobyong, 12 November 2017 

No comments:

Post a Comment