Wednesday, 9 May 2018

[Resensi] Kenali Penyebab Penyakit Kanker

Dimuat di Jateng Pos, Minggu 22 April 2018



Judul               : Mana yang Menyebabkan Kanker?
Penulis             : DR. Toshio Akitsu
Penerjemah      : Shela Rewata
Penerbit           : Qanita
Cetakan           : Pertama, November 2017
Tebal               : 160 halaman
ISBN               : 978-602-402-107-7
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumna Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara

Di belahan dunia mana pun, baik di Jepang, Indonesia atau negara lainnya, kanker merupakan salah satu penyakit yang menjadi momok bagi setiap orang. Karena tingkat kematian paling tinggi di dunia disebabkan oleh kanker. Lebih dari 8,2 juta orang meninggal karena kanker dan lebih dari 14 juta jiwa terjangkit kanker dan bahkan bisa bertambah setiap waktu. Di Indonesia sendiri, Badan Kesehatan Dunia memprediksi bahwa di tahun 2030 orang yang mengidap penyakit kanker akan meningkat.   

Buku ini dengan pemaparan yang lugas, aktual dan mudah dipahami mencoba mengenalkan kepada kita, tentang penyebab  kanker—baik yang terjadi karena masalah gen, ataupun karena kebiasaan yang dilakukan masyarakat. Tidak ketinggalan melalui buku ini, penulis mengajak kita untuk mengetahui cara pencegahan dan pengobatannya.

Dimulai dari kebiasaan pola makan yang sering dilakukan masyarakat, yaitu memakan daging berlebihan.  Pada saat mencerna daging, usus bekerja lebih keras, dan hasilnya muncul-lah kemungkinan kanker usus besar. Kita harus tahu bahwa jika kita makan daging terus-menerus, bakteri jahat dalam usus meningkat. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya bakteri jahat bernama klostridium. Bakteri jahat inilah yang menjadi penyebab timbulnya kanker (hal 44). Oleh karena itu untuk menghindari kanker, kita harus mulai mengurangi makan daging secara berlebihan. Atau pilihan lainnya, kita bisa menambah mengkonsumsi yoghurt, agar risiko kanker menurun.

Sebagaimana kita ketahui karsinogen adalah zat kimia penyebab kanker. Di dalam kacang tanah terdapat fungsi aflatoksin yang mengandung zat karsinogen yang kuat. Oleh karena itu penting bagi kita untuk sebisa mungkin tidak mengkonsumi makanan tersebut secara terus-menerus dan kita perlu memperhatikan keseimbangan gizi makanan untuk mengindari kanker.

Tidak kalah penting yang perlu kita perhatikan adalah kebiasaan makan kita yang sering mengkonsumi makanan gorengan atau dibakar. Perlu kita ketahui makanan yang mengandung karbohidrat jika dibakar atau digoreng dengan suhu tinggi lebih dari 120 derajat Celsius akan menghasilkan zat karsinogen. Oleh karena itu kita dihimbau untuk hati-hati dalam mengolah makanan. 

Berkaitan dengan kanker, kita juga harus mengontrol pemakaian garam secara berlebihan.  Mengkonsumi garam berlebihan bisa membuat kita terkena kanker lambung juga semua jenis kanker. Menurut penelitian Pusat Kanker Nasional,  kelompok dengan asupan garam tinggi jelas terlihat memiliki risiko kanker lambung yang lebih tinggi dua kali lipat, daripada kelompok dengan asupan garam rendah. (hal 52).  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah menyebutkan  bahwa anjuran konsumi garam adalah 5 gram per hari.

Kebiasaan lain yang sering dilakukan masyarakat adalah merokok. Inilah salah satu kebiasaan yang memiliki potensi tinggi, sehingga kita bisa terkena kanker—baik bagi perokok aktif atau perokoh pasif, juga keturunannya. Salah satunya bisa didapat dari asap. Asap rokok akan melukai membran mukosa pada selaput lendir, hidung, bibir, lidah, rongga mulut, tekak, pangkal tenggorokan dan lain-lain. Kemudian melalui air liur, di mana air liur yang keluar pada saat merokok, sama dengan air yang masuk pada putung rokok, yaitu banyak mengandung tar. Sedang jika air liur ditelan, tidak diragukan lagi akan meningkatkan kemungkinan terjangkit kanker lambung dan usus besar (hal 71).

Kemudian, kebiasaan menggunakan tabir surya yang konon berguna untuk melindungi wajah. Perlu kita ketahui, krim tabir surya mengandung komponen yang dapat memicu kanker kulit itu sendiri. Karena krim tabir surya ini mengandung titanium oksida—yaitu komponen yang menghasilkan oksigen aktif akibat reaksi sinar ultraviolet. Hal ini senada dengan paparan dari WHO, tentang dampak titanium oksida. Tidak kalah penting, komponen yang terdapat pada kosmetik dan krim tabir surya yang menjadi nano partikel seng pun akan melukai DNA, sehingga ada kekhawatiran menjadi penyebab kanker (hal  76).

Namun jika kita memang sudah terjangkit kanker, maka kita bisa melakukan tiga standar pengobatan; yaitu operasi bedah, terapi radiasi dan terapi kanker (kemoterapi).  Atau kita bisa juga melakukan pengobatan alternatif atau standar medis, sebagai penunjang.  Buku ini sangat patut kita baca sebagai langkah awal pencegahan kanker. Dengan begitu kita bisa lebih berhati-hati dan memulai hidup dengan sehat. Karena sehat itu mahal.

Srobyong, 26 Maret 2018 

No comments:

Post a Comment