Dimuat di Jateng Pos, Minggu 22 April 2018
Judul : Mana yang Menyebabkan Kanker?
Penulis : DR. Toshio Akitsu
Penerjemah : Shela Rewata
Penerbit : Qanita
Cetakan : Pertama, November 2017
Tebal : 160 halaman
ISBN : 978-602-402-107-7
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumna Universitas
Islam Nahdlatul Ulama, Jepara
Di belahan dunia mana pun, baik di Jepang, Indonesia
atau negara lainnya, kanker merupakan salah satu penyakit yang menjadi momok
bagi setiap orang. Karena tingkat kematian paling tinggi di dunia disebabkan oleh
kanker. Lebih dari 8,2 juta orang meninggal karena kanker dan lebih dari 14
juta jiwa terjangkit kanker dan bahkan bisa bertambah setiap waktu. Di
Indonesia sendiri, Badan Kesehatan Dunia memprediksi bahwa di tahun 2030 orang
yang mengidap penyakit kanker akan meningkat.
Buku ini dengan pemaparan yang lugas, aktual dan
mudah dipahami mencoba mengenalkan kepada kita, tentang penyebab kanker—baik yang terjadi karena masalah gen,
ataupun karena kebiasaan yang dilakukan masyarakat. Tidak ketinggalan melalui
buku ini, penulis mengajak kita untuk mengetahui cara pencegahan dan
pengobatannya.
Dimulai dari kebiasaan pola makan yang sering
dilakukan masyarakat, yaitu memakan daging berlebihan. Pada saat mencerna daging, usus bekerja lebih
keras, dan hasilnya muncul-lah kemungkinan kanker usus besar. Kita harus tahu
bahwa jika kita makan daging terus-menerus, bakteri jahat dalam usus meningkat.
Hal ini disebabkan oleh meningkatnya bakteri jahat bernama klostridium. Bakteri
jahat inilah yang menjadi penyebab timbulnya kanker (hal 44). Oleh karena itu
untuk menghindari kanker, kita harus mulai mengurangi makan daging secara
berlebihan. Atau pilihan lainnya, kita bisa menambah mengkonsumsi yoghurt, agar
risiko kanker menurun.
Sebagaimana kita ketahui karsinogen adalah zat kimia
penyebab kanker. Di dalam kacang tanah terdapat fungsi aflatoksin yang
mengandung zat karsinogen yang kuat. Oleh karena itu penting bagi kita untuk
sebisa mungkin tidak mengkonsumi makanan tersebut secara terus-menerus dan kita
perlu memperhatikan keseimbangan gizi makanan untuk mengindari kanker.
Tidak kalah penting yang perlu kita perhatikan
adalah kebiasaan makan kita yang sering mengkonsumi makanan gorengan atau
dibakar. Perlu kita ketahui makanan yang mengandung karbohidrat jika dibakar atau
digoreng dengan suhu tinggi lebih dari 120 derajat Celsius akan menghasilkan
zat karsinogen. Oleh karena itu kita dihimbau untuk hati-hati dalam mengolah
makanan.
Berkaitan dengan kanker, kita juga harus mengontrol
pemakaian garam secara berlebihan. Mengkonsumi
garam berlebihan bisa membuat kita terkena kanker lambung juga semua jenis
kanker. Menurut penelitian Pusat Kanker Nasional, kelompok dengan asupan garam tinggi jelas
terlihat memiliki risiko kanker lambung yang lebih tinggi dua kali lipat, daripada
kelompok dengan asupan garam rendah. (hal 52). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah
menyebutkan bahwa anjuran konsumi garam
adalah 5 gram per hari.
Kebiasaan lain yang sering dilakukan masyarakat
adalah merokok. Inilah salah satu kebiasaan yang memiliki potensi tinggi,
sehingga kita bisa terkena kanker—baik bagi perokok aktif atau perokoh pasif,
juga keturunannya. Salah satunya bisa didapat dari asap. Asap rokok akan
melukai membran mukosa pada selaput lendir, hidung, bibir, lidah, rongga mulut,
tekak, pangkal tenggorokan dan lain-lain. Kemudian melalui air liur, di mana
air liur yang keluar pada saat merokok, sama dengan air yang masuk pada putung
rokok, yaitu banyak mengandung tar. Sedang jika air liur ditelan, tidak
diragukan lagi akan meningkatkan kemungkinan terjangkit kanker lambung dan usus
besar (hal 71).
Kemudian, kebiasaan menggunakan tabir surya yang
konon berguna untuk melindungi wajah. Perlu kita ketahui, krim tabir surya
mengandung komponen yang dapat memicu kanker kulit itu sendiri. Karena krim
tabir surya ini mengandung titanium oksida—yaitu komponen yang menghasilkan
oksigen aktif akibat reaksi sinar ultraviolet. Hal ini senada dengan paparan
dari WHO, tentang dampak titanium oksida. Tidak kalah penting, komponen yang
terdapat pada kosmetik dan krim tabir surya yang menjadi nano partikel seng pun
akan melukai DNA, sehingga ada kekhawatiran menjadi penyebab kanker (hal 76).
Namun jika kita memang sudah terjangkit kanker, maka
kita bisa melakukan tiga standar pengobatan; yaitu operasi bedah, terapi
radiasi dan terapi kanker (kemoterapi).
Atau kita bisa juga melakukan pengobatan alternatif atau standar medis,
sebagai penunjang. Buku ini sangat patut
kita baca sebagai langkah awal pencegahan kanker. Dengan begitu kita bisa lebih
berhati-hati dan memulai hidup dengan sehat. Karena sehat itu mahal.
Srobyong, 26 Maret 2018
No comments:
Post a Comment