Dimuat di Harian Bhirawa, Jumat 28 April 2017
Judul : Air Mata Shakespeare
Penulis : Ida Fitri
Penerbit : LovRinz Publishing
Cetakan : Pertama, November 2016
Tebal :
vi + 153 hal
ISBN : 978-602-6330-71-0
Peresensi : Ratnani Latifah.
Surealisme adalah seni yang memberi
kebebasan dalam berkreativitas hingga kadang berada di luar batas kelogisan
manusia. Dalam kbbi diartikan sebagai aliran dalam seni yang mementinngkan
aspek bahwa sadar manusia dan nonrasional dalam citraan ( di atas atau di luar
realitas atau kenyataan). Sedangkan Mitologi sekumpulan mitos dan legenda yang
berkisah tentang para dewa dan pahlawan. Keduanya ini disatupadaukan oleh
penulis dalam rangkaian cerita yang apik dan memikat.
Dan yang lebih mengejutkan adalah adanya
unsur mistis yang semakin membuat cerita-cerita yang termaktub dalam kumpulan
cerpen ini unik dan berbeda. Penulis asal Aceh ini, memang memiliki keunggulan
sendiri dalam meramu kisah-kisahnya. Kuat dan sangat kaya akan imajinasi. Terdiri dari
19 kisah, kita akan diajak pada petualangan yang mendebarkan dan
menarik.
Sebut saja kisah berjudul “Magena”
cerpen dengan judul singkat dan padat ini sangat menarik. Berkisah tentang
Magena, gadis keturunan Geronimo, kepala
suku Indian dari Chirikahua Apache. Entah kenapa dia sangat membenci Spanyol.
Tapi anehnya ketika dia menatap Alhambra yang penuh dengan simbol-simbol magis
dan tiba di Hausyus Sibb, Magena justru tersenyum sangat indah.
Di sana dia melihat seorang gadis
berkerudung kuning, yang entah kenapa begitu menarik perhatiannya. Padahal
selama ini dia bukanlah orang yang mudah akrab dengan orang baru. Tapi pada
kenyataanya, dia mendekati gadis berkerudung itu (hal 12). Gadis bernama Aisha
seolah menyihir Magena untuk mengikuti setiap jengkal langkahnya.
Sampai kemudian percakapannya dengan
Aisha menyadarkan Magena, siapa sejatinya gadis berkerudung itu. Takut dan
marah itulah yang pada akhirnya menggelayuti benak Magena. Cepat dia berbalik
dan menyusul Mike, suaminya. Namun, ketika sampai Magena melihat sesuatu yang
tidak terduga. Dan seketika dia mengingat perkataan Aisha. “Aku sedih setiap seseorang meninggalkan
orang yang mencintainya.” (hal 14).
Ada pula kisah “Lambe” tokoh dalam
kisah ini entah kenapa begitu terobsesi dengan bibir. Setiap kali dia melihat
bibir indah dia ingin mengambil dan memilikinya. Dia tidak segan-segan melakukan tindak bengis
demi bisa mengambil bibir itu dan memasukannya dalam tas cangklong miliknya. Dan hal itu terus saja terjadi lagi dan lagi.
Hingga tak terhitung lagi berapa bibir yang telah dalam dia ambil demi kesanangannya. Tapi yang mengejutkan
adalah akhir dari cerpen ini yang mengejutkan dan menghentak.
Tidak kalah menarik adalah cerpen
berjudul “Maop”. Berkisah tentang sosok gadis Mirah yang selalu diingatkan Nek Tu, agar tidak mengikuti jejak sang ibu. Yang
bagi Mirah sendiri dia tidak terlalu kenap dengan ibunya. Di sisi lain di
tempat tinggal Mirah, tersebar rumor tentang sosok hitam dengan tubuh tinggi besar yang
menakutkan. Konon sosok itu diberi nama Maop.
Rumor jelek tentang Maop itu pun cepat tersebar, termasuk bagi Mirah.
Karena itu Mirah juga selalu
berhati-hati agar tidak sampai mendapat masalah dengan Maop. Tapi harapan
tinggallah harapan, setelah dia tidak mengindahkan nasihat Nek Tu, Mirah bertemu
dengan sosok yang selama ini dia hindari.
Pertemuan itu pun berujung pada kejutan yang tidak pernah terduga (hal
42).
Ada juga kisah berjudul “Rawa Linge”.
Jeumpa sudah diperingatkan oleh Maknya tadi untuk tidak pergi terlalu jauh.
Namun Jeumpa memiliki pemikiran lain.
Dia sudah sampai ke Bener Meriah, rasanya rugi jika tidak menemukan
apa-apa. Tapi jantung Jeumpa langsung
mau copot ketika melihat makhluk bermulut guritta—badannya ditumbui bulu.
Perawakannya menyerupai tikus tanah Amerika Utara. Dan pada detik itu juga,
Jeumpa menyesali keputusannya mendekati Rawa Lingge (hal 93).
Selain yang sudah dipaparkan tentu
saja masih banyak cerpen-cerpan lain yang menarik. Seperti White House, Hujan Batu di Samalangga,
Bidadari Berbulu Hitam dan banyak lagi. Semua dipaparkan dengan gaya bahasa
yang renyah,menarik dan memikat. Setiap
cerita juga unik dengan pemilihan judul—sehingga langsung membuat pembaca
tertarik untuk membaca. Tidak ketinggalan adalah kepiawaian penulis dan mengeksekusi
cerita hingga twist ending yang memukau.
Meski pada beberapa cerpen masih ada beberapa kesalahan tulis dan ending
yang bisa tertebak, namu lepas dari itu kumpulan cerpen ini tetap asyik
dinikmati dengan pesan-pesan tersirat yang menarik.
Srobyong, 10 April 2017
No comments:
Post a Comment