Judul :
Wonder Fall
Penulis :
Elextra Queen
Penerbit : Twigora
Cetakan : Pertama, Juli 2016
Tebal : 328 hlm
ISBN : 978-602-70362-6-0
Hidup menjadi seorang janda muda—28
tahun adalah tantangan bagi Amelie. Karena selama ini rumor jelek sudah menjadi
cap bagi para janda. Bahwa status yang disandang menunjukkan sebagai wanita
tidak baik yang suka menggoda laki-laki baik lajang atau sudah menikah. Itulah yang kemudian membuat Amelie menjaga
jarak dari laki-laki. Mengantisipasi apa yang tidak perlu. Apalagi baginya sat ini yang paling utamanya
adalah fokus pada pekerjaan dan merawat putrinya Elsa. Amelie masih terlalu
trauma dengan sebuah pernikahan.
Memang benar dia menjadi janda
karena suaminya meninggal dalam kecelakaan, hanya saja ada sesuatu yang membuat Amelie merasa enggan
untuk mengungkap sisi gelap pernikahannya yang membuatnya masih berpikir ulang
dengan sebuah ikatan.
Dia bekerja di PT Drisana, sebuah
perusahaan yang memproduksi alat tulis—sebuah perusahaan yang saat ini paling
pesat berkembangannya. Amelie bertugas memeriksa semua laporan dari Bagian
Kasir, salah satu divisi di Departemen keuangan (hal 7). Dan dia sudah nyaman memiliki atasan—Pak
Jonas yang sangat welcome dengan bawahannya. Sampai kemudian Zach Barata
muncul, membuat dunia Amelie jungkir balik.
Pak Jonas menawari Amelie menjadi
asisten Zach yang setelah Bu Rita pensiun, belum juga menemukan asisten yang
cocok. Bahkan ini sudah kali ketiga asistennya ganti. Karena konon katanya Zach
meski memiliki wajah menawan, dia adalah pria yang menakutkan. Dia suka
marah-marah dan acap kali dengan kata-kata yang kasar dan kaku. Itulah yang
membuat orang-orang tidak betah.
Dan sekarang Amelie ditawari menjadi
asisten Zach untuk sementara. Dia tidak mungkin menolak dengan alasan yang
tidak masuk akal sebagaimana gosip yang beredar, apalagi mengaku takut
digosipkan. Hingga akhirnya dia mengangguk setuju. Itu benar-benar tidak
profesional. Benar saja Zach memang sebagaimana
yang dikabarkan para karyawan. Galak, temperamen dan kaku. Sampai sebuah
kejadian mengubah Zach.
Entah dapat dorongan darimana,
Amelie mengungkapkan segala unek-uneknya perihal sikap bosnya itu. “Bapak tidak
ramah. Maaf kalau Bapak tidak suka mendengarnya. Tapi, saya rasa semua orang
akan kesulitan bekerja dengan Bapak kalau begini caranya. Kenapa harus selalu
marah kalau bisa menggunakan bahasa lain
yang nyaman untuk telinga?” (hal 55). “Bapak disiplin dan pekerja keras,
itu kelebihan yang tidak dimiliki semua orang. Tapi, Bapak juga sangat kaku dan
galak. tidak keberatan mendapat teguran. Tapi caranya yang tidak pas.” (hal
57).
Pada fase ini Zach mulai mengagumi
dan menghormati Amelie. Dia mencoba memperbaiki diri. Apalagi setelah
berkali-kali Amelie membantunya dalam mengurus Lio, keponakannya yang sudah
sejak kecil ditinggal kedua orangtuanya.
Tanpa disadar Amelia pun juga memiliki percikan-percikan lain yang sudah
lama tidak bersemayam di dadanya. Apalagi Zach dengan mudah akrab dengan Elsa,
putrinya yang tidak memiliki figur ayah.
Hanya saja masalahnya adalah ibu
mertuanya, meminta Amelie menikah dengan Otto, kembaran dari suaminya—Ryan. Dia
tidak pernah membayangka harus membangun keluarga lagi dengan pria yang
memiliki wajah yang sama dengan suaminya.
Entah apa yang harus dia lakukan, karena ibu mertuanya adalah seorang
yang otoriter yang belum rela melepas menantunya. Belum lagi Zach tiba-tiba
marah dan menjauh dari Amelie.
Novel ini merupukan juara pertama
dari lomba “Sweet And Spicy Romance” 2016 yang diadakan oleh penerbit Twigora. Sebuah novel yang manis dan memikat.
Dipaparkan dengan gaya bahasa yang renyah dan gurih, membuat novel ini sukses
membuat saya terpesona. Sebagai awal debut, novel ini bagus dan unik. Ide
yang digambarkan penulis memang selalu
menjadi buah bibir yang tidak pernah usai.
Untuk kekurangannya adalah ada
beberapa bagian yang terasa masih lompat-lompat dan beberapa kesalahan tulis.
Namun lepas dari kekurangannya, novel ini recomended buat dibaca.
Membaca novel ini saya belajar bahwa kita tidak bisa menilai
seseorang dari luarnya saja. Dan jangan pernah terjebak pada masa lalu. Selain itu
kita diingaktkan perihal adalah bagaimana membangun hubungan yang baik
dengan orang lain. Lalu bagaimana menjaga perkataan. “Bahwa kritik tidak
kehilangan maknanya hanya karena diucapkan dengan bahasa yang enak didengar”
(hal 59).
Srobyong, 29 Januari 2017
sepertinya saya suka nih sama cerita dari novel ini :)
ReplyDeleteCeritanya memang seru Mbak. :)
Delete