Monday 8 May 2017

[Resensi] Melatih Anak Peduli pada Sesama

Dimuat di Analisa Medan, Rabu 26 April 2017 

Judul               : Sedekah Itu Indah
Penulis             : Safira Rahima
Penerbit           : Lintang
Cetakan           : Pertama, Januari 2016
Tebal               : 112 hlm
ISBN               : 978-602-1614-84-6
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara.

Menanamkan akhlak yang baik kepada anak sejak dini, adalah tugas orangtua sebagai madrasah pertama. Dalam hal ini buku cerita anak merupakan salah satu alternatif yang bisa dijadikan pilihan,  untuk mengenalkan pada sikap-sikap baik tersebut. Karena di samping bisa mengenalkan akhlak yang baik, mengenalkan buku pada anak juga salah satu upaya mengenalkan anak pada tradisi membaca.

Sedekah Itu Indah, buku ini sangat rekomendasi untuk dibaca anak.  Di mana dalam buku ini terdiri dari 14 cerita dengan pesan-pesan yang mendidik dan memotivasi anak.  Sebut saja kisah  yang berjudul “Sedekah Itu Indah” mengisahkan tentang Najwa yang sudah sejak lama ingin sekalai membeli tas baru. Mengingat tas yang dipakaikanya selama ini sudah jelak dan bolong. Demi mewujudkan membeli tas baru, setiap hari Najwa menabung.

Tapi ketika akhirnya dia berhasil mengumpulkan uang dan bersiap untuk membeli tas yang sudah lama diimpikan ..., Nawja dihadapkan pada pilihan. Tetap membeli tas baru atau membantu seorang anak yang mengalami kecelakaan tabrak lari (hal 7).   Najwa Bimbang. Tapi Kakaknya, Frida  terus memohon kepada Najwa dengan mengingatkan tentang fadilah sedekah.

Kisah itu mengajak anak untuk peduli kepada sesama. Bahwa menolong atau sedekah kepada orang adalah baik.  Bahwa bersedekah itu tidak akan mengurangi harta yang kita miliki, tapi semakin menambah rezeki. Namun perlu diingat juga, ketika bersedekah sebaiknya harus ikhlas.

Ada juga kisah berjudul “Pensil Ajaib” mengisahkan tentang Rendi yang tidak mau belajar ketika akan melakukan ujian sekolah. Rendi mempercayai bahwa pensil ajaib yang sudah dia beli akan membantunya mendapat nilai baik tanpa belajar. Begitulah yang dia dengar dari penjualnya. Karena itu ketika Ridho mengajaknya belajar, Rendi tidak peduli dan tetap asyik bermain game. Rendi bahkan menyombongkan kalau nanti nilanya pasti akan lebih tinggi daripada Ridho (hal 24).

Tapi pada suatu hari kebiasaanya main game, diketahui ibunya. Hal itu membuat sang ibu marah dan  menunggui Rendi agar mau belajar.  Pada akhirnya Rendi mau belajar, meski dengan setengah hati. Dia masih percaya kalau pensilnya yang akan membantu untuk mendapat nilai baik. Hanya saja saat akan mengerjakan ujian, pensil itu malah hilang. Rendi kelabakan. Akhirnya dia mengerjakan dengan pensil milik Ridho.

Dalam kisah ini anak diajak peduli kepada temannya, dengan saling menasihati dalam kebaikan. Serta jangan malas belajar jika ingin mendapat nilai yang baik. 

Tidak kalah seru adalah kisah berjudul “Jagoan Sekolah” berkisah tentang Tio anak yang nakal dan suka membuat masalah di sekolah. Dia selalu berbuat jahil kepada teman-temannya. Bahkan kali ini Tio memukul anak baru bernama Rizki.   Melihat itu Nadiah salah satu teman Tio melaporkan kejadian itu. Ternyata Tio tidak menerima sikap Nadia. Dia marah dan membalas perbuatan Nadiah dengan mengambil kotak pensil Nadia dan melemparnya ke selokan (hal 68).  

Tio begitu bersemangat membalasa dendam, sehingga tidak melihat situasi di jalan raya. Dia senang berhasil membuat Nadia menangis. Saat itu-lah sebuah mobil melintas di depannta, membuat  dia kaget dan tidak bisa menghindar.  Kira-kira bagaiman keadaan Tio dan bagaimana tanggapan teman-teman Tio?

Kisah ini selain mengajak anak saling peduli, juga mengingatkan agar anak jangan bersikap sombong dan suka berbuat jahat kepada teman lainnya. Karena sesama teman sebaiknya itu saling menyayangi dan selalu akur.

Selain tiga cerita ini ada juga Terompet Ajaib, Si Gendut, Sang Pemenang, Pengorbanan Anak Shalihah, Mukena Atikah dan banyak lagi. Kisah-kisah ini dipaparkan dengan bahasa yang mudah dimengerti anak. Sesekali serius tapi juga ada unsur lucunya. Jadi anak tidak anak bosa ketika membacanya. Selain itu pendidikan akhlak yang disampaikan juga tidak hanya tentang kepedulian pada sesama, seperti sikap jangan boros, jangan berbuat licik, jangan ceroboh dan banyak lagi.


Srobyong, 19 Maret 2017 

2 comments:

  1. Baca-baca blog ini, produktif sekali ya bikin resensinya. Salut!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulilah Mbak, soalnya sayang buku-buku bagus nggak dikenalik ke banyak orang biar ikutan baca ^_^

      Delete