Sunday 21 December 2014

[Cerpen] The Way I Love U



Judul :The Way I Love U


Oleh :Kazuhana El Ratna Mida

“Dia ada selalu menemani dalam suka duka. Bersama dia membuatku tenang, dan bahagia. Dia yang selalu teristimewa hingga aku tak mau berpisah dengannya. Aku hanya ingin dia.” Ucap Karin di depan meja riasnya.

****
Karin tersenyum manis melihat Aldian yang sudah berdiri didepan rumahnya. Cowok ini selalu tepat waktu, membuat Karin senang.

Karena itu dia tidak mau sampai kehilangan dia. Dia—Aldian yang harus jadi miliknya, selamanya!

“Yuk, ah keburu kita telat masuk kuliah,” ucap Aldian menyuruh Karin segera membonceng di sepedanya.

Sepasang kekasih ini selalu mesrah, dan membuat banyak orang iri dengan mereka. Salah satunya Lyda. Dia benci dengan kemesraan mereka.

“Ckckck, kalian ini setiap hari makin mesrah, saja,” ucap Lina kagum.

“Bikin, anak-anak kampus iri, apalagi, tuh yang di sana,” Lina menunjuk Lyda yang saat ini menatap mereka. Hal semacam ini sudah tersebar di seluruh warga kampus sini.

Karin hanya tersenyum dan merangkul pundak Aldian dengan mesrah. Hal itu tentu semakin membuta Lyda bak kebakaraan jenggot.

“Dia, belagu banget! Lihat saja, aku akan membuat kalian berpisah,” ucap Lyda berapi-api.

****
Aldian duduk di café dekat kampus, dia terlihat mesrah dengan seseorang, namun yang pasti dia bukan Karin. Ups. Ldya, bagaiamana bisa?

Ternyata diam-diam mereka sudah menjalin hubungan tanpa sepengetahuan, Karin. Ya, tepatnya dua bulan lalu. Mereka menjalin hubungan tanpa diketahui siapa pun.

“Sampai kapan kita, kayak gini, Al? Aku capek. Dia selalu terlihat menang,” rajuk Lyda.

“Kapan, kamu putus sama dia? Kamu bilang akan segera tapi, dari kemarin masih saja bersamanya, aku cemburu tahu!” marah Lyda.

“Kamu, kalau cemburu jadi makin cantik, “ Aldian terkekeh.

“Serius, Al. Kamu sebenarnya lebih milih aku apa dia?” Lyda sudah tak sabar.

“Tentu saja, aku memilih kamu, Sayang. besok aku akan putusin, Karin,” janji Aldian. Lyda tersenyum senang.

*****
Karin seperti kejatuhan tangga ketika mendengar kata putus dari Aldian yang begitu tiba-tiba. Tak ada angin atau badai mendadak minta putus seketika. Apa yang sebenanryan terjadi?

“Al, serius, deh. Kenapa kamu jadi aneh, sih. Kita ngak bertengkar, malah makin dekat, tapi …,” ucapan Karin menggantung.

Tiba-tiba Lyda muncul dan langsung merangkul lengan Aldian dengan mesrah. Dia tertawa sinis melihat Karin yang diputuskan di taman siang ini karena permintaannya.

“Fine! Kalau begitu,” Karin meninggalkan taman dengan gundukan marah melewati dua sejoli yang telah menyakitinya.

Jrep!

Sebuah pisau kecil yang selalu Karin bawa kini, telah bersimbah darah. Darah dari mantan kekasihnya yang tak mungkin dia bagi dengan wanita lainnya. Jika Aldian tak mau lagi dengannya maka kematian adalah akhir cerita dari kehidupannya.

Karina tertawa senang melihat Lyda yang menangis sesenggukan. Makanya jangan berani melawan Karin yang mampu menghalalkan segala cara untuk cinta menurut pandangannya. Dia tersenyum menyeringai, puas telah membalas sakit hatinya.

Sby, 16/12/14

No comments:

Post a Comment