Sunday 21 December 2014

[Horkom] Dangdutan di Desa



Judul Dangdutan di Desa


Oleh :Kazuhana El Ratna Mida

Malam semakin larut, namun musik hingar bingar yang saat ini terdengar di desa Mlayu, masih terus dimainkan. Ya. maklumlah malam ini ada acara pernikahan si Mila dan Wawan. Mereka sengaja menyelenggarakan tontonan dangdut yang banyak disukai warga. Sekaligus merayakan akan rencana pembuatan pertokoan di desa.

Lagu 'sakitnya di sini' masih mendominasai di sana. Para penonton asyik menikmati pertunjukkan gratis tak setiap hari.

“Wah, ini sudah saatnya kita beraksi, Kun,” ucap Genderuwo pada Kunti yang masih asyik bertenger di atas pohon beringin.

“”Iya, kita harus menganggu manusia yang telah berani merusak rumah kita,” ucap Kunti berapi-api.

Dia menatap rumah tua yang harusnya akan dia tempati bersama teman-temannya. Tapi, Wawan dengan santainya merobohkan rumah itu, katanya akan dibuat pertokoan.

“Ayo, Kun! Cepat turun!” teriak pocong yang juga sudah datang.

Para hantu memang sengaja berkumpul untuk membalas dendam pada ulah manusia yang tak bertanggung jawab.

“Engko sek,[1] ya, Wo. Engko sek, Cong. Aku lagi dandan nih,” Kunti tertawa dengan suara khasnya.

“Hihihihi,”

“Ngapain, pake dandan segala, kelamaan atuh, Kun,” protes Pocong.

“Ye, gue ini, kan hantu gaul. Gue harus selalu modis dan terlihat cantik. Biar terlihat berwibawa gitu,” Kunti menjelaskan sambil menyisir rambutnya.
“Lho, katanya mau ke kampung buat balas dendam? Kok masih pada di sini?” si Lampir muncul mendadak.

“Tuh, lagi nunggu di Kunti dandan,” jelas Genderuwo.

Lampir manggut-manggut, dia juga sudah nampak cantik dengan stylenya. Pocong sampai terpesona.

“Oke, ayo berangkat! Kita tegakkan hak hantu yang kita punya. Ini, kan sudah lama jadi milik kita, kok tiba-tiba dirobohkan seenak jiadatnya,” ucap Kunti.

“Sip, ayo berangkat!” ucap semua dengan semangat.

Betapa mereka kaget ketika, rumah Wawan malah begitu ramai. Kunti berdesak-desakan ingin melihat Wawan yang katanya ada di depan. Dia mau mencekik orang itu dengan tanggannya sendiri.

Pocong, Genderuwo, dan Lampir juga ikut ke sana.

“Lho, ini, kan lagu kesukaan, gue,” ucap Kunti yang mendengar lagu Ayu Ting-Ting yang sedang dinyayikan para biduan, dia lupa dengan rencana yang telah disepakati bersama. Dengan semangat dia bukannya mencekik Wawan, malah beralih ke panggung penyanyi dan ikut menyanyi.

Sik asik sik asik kenal dirimu
Sik asik sik asik dekat denganmu
Terasa dihati berbunga-bunga setiap bertemu

Kunti menyanyi dengan lancar, matanya menatap genit ke arah Genderuwo yang diam-diam dia sukai.

Lalu dengan gaya centilnya dia mengajak Genderuwo ikut berjoget juga.

Lampir dan Pocong melongo. Bagaimana dengan rencana mereka untuk mengancam dan mencekik Wawan?
Walah, gegara ulah Kunti yang emang fans berat Ayu Ting ting, malah membuat rencana mereka terbengkalai.
Tak bisa balas dendam, rumah mereka pun akhirnya dirobohkan juga.

Kunti, kini menangis sambil gulung-gulung di depan rumah. Ah, menyebalkan. Kunti uring-uringan.


Srobyong, 13 Desember 2014.
Ket : Engko sek,[1]= Tunggu dulu

No comments:

Post a Comment