Thursday 26 January 2017

[Resensi] Membangun Bisnis Sambil Berwisata


Judul               : Laris Manis Bisnis Wisata Halal
Penulis            : Cheriatna
Tebal               : 80 hlm

Bagi yang memiliki hobi jalan-jalan,  buku bisnis ini akan sangat cocok untuk dibaca. Selain bisa mengakses info perjalanan seru wisata halal, buku ini pun memikat dengan memaparkan bagaimana memanfaatkan hobi untuk membangun bisnis. Jadi sekali mendayung dua tiga pulau akan terlampaui.

Pria kelahiran 1974 ini memulai bisnis wisata pada tahun 2010 dengan nama "Cheria Travel". Semasa kecil dia memiliki kekaguman pada pesawat terbang yang sering melintas di atasnya. Dia berandai-andai, pasti menyenangkan jika bisa naik pesawat. Karena begitu kagum, keinginannya naik pesawat sampai terbawa mimpi. Beruntung mimpi itu akhirnya menjadi kenyataan. Pada 1988 dia mendapat kesempatan untuk menimba ilmu di Jepang selama 8 tahun dalam program Noogyou Kenshuu (halaman 5).

Inilah jalan atau cikal bakal yang membuat Cheriatna memiliki rasa penasaran pada pesona keindahan dunia yang penuh warna.  Beruntung dia berkesempatan jalan-jalan gratis dan mengenal negara-negara lain seperti Singapore, Malaysia dan China. Hingga ketika dia membuka jalan bisnis travel, semakin banyak pengalaman dan negara-negara indah yang sempat ditapaki.

Ketika terjun dalam dunia bisnis travel,  penulis menyadari ada potensi besar yang sangat disayangkan untuk dilewatkan.  Tercatat di Indonesia minat warga untuk berpariwisata ke luar negeri itu sekitar  8 juta orang.  Inilah data yang dipaparkan penulis.  Bahwa ada lima negara Asia paling favorit yang paling sering dikunjungi. Yaitu  Singapura yang mencapai 31%, lalu disusul dengan  Malaysia mencapai 25%. Kemudian berikutnya adalah China sebesar 13%, selanjutnya Arab Saudi ( biasanya untuk umroh ) mencapai 7,5% dan Thailand mencapai 5,9% (halaman 6).  Dan disinyalir setiap tahun angka ini akan semakin bertambah.

Selain memahami minat besar dalam pariwisata, penulis juga menyadari bahwa mayoritas  penduduk Indonesia adalah muslim. Sehingga mungkin akan lebih menyenangkan jika dalam berpariwisata—yang memang dalam kunjungannya tidak melulu ke negara muslim tapi juga negara non muslim—ada fasilitas halal—dalam artian memudahkan dalam segala aspek yang diperlukan.   Seperti mudah menemukan makanan halal, tempat ibadah, adanya jam shalat, dan banyak lagi.  

Dipaparkan pula bahwa tren  wisata halal tidak hanya berkembang pesat di Indonesia, namun juga di luar negeri. Seperti Korea, Jepang  bahkan Eropa.  Di sini penulis menunjukkan data-data yang akurat tentang semakin berkembangnya wisata halal.   Dan ternyata wisata halal ini tidak hanya diminati oleh  wisatawan muslim saja, namun juga diminati wisatawan non muslim dengan berbagai aspek alasan. 

(Contoh makanan halal di Korea. Sumber gambar :  Laris Manis Bisnis Wisata Halal)


(Contoh masjid  di Jepang. Sumber gambar : Laris Manis Bisnis Wisata Halal)


Dalam mengembangkan bisnisnya, selain memahami pasar, penulis juga pintar dalam memanfaatkan media sosial untuk menjaring konsumen. Seperti memanfaatkan facebook, google play, tulisan di blog atau google adwords dan banyak media lain yang saat ini mulai merangkak banyak digunakan.

Bukankah ini sebuah jalan yang memikat? Karena ketika  berani mengambil langkah seperti ini, bukan tidak mungkin membuka jalan bagi diri sendiri  untuk memuskan dahaga menyambangi berbagai tempat wisata.   Bagaimana tidak?   Di sana kita bisa  menjadi pemandu wisata yang otomatis bisa ikut jalan-jalan. Atau  melalui fee hasil penjualan tour yang bisa digunakan untuk perjalanan sendiri. Hal ini sebagaimana yang sudah dirasakan salah satu kenalan penulis. 

(Keliling dunia dengan bisnis travel : Sumber gambar : Laris Manis Bisnis Wisata Halal)


Ditambah lagi dari bisnis ini bisa jadi jalan untuk muhasabah diri, menjadi jalan perenungan dan rasa syukur kepada Allah.  Tahu, tidak  traveling adalah salah satu perintah yang disarankan untuk dilakukan bagi seorang muslim. Rasulullah, perawi hadist dan sahabat Rasul sering melakukan perjalanan demi mendapatkan sebuah ilmu atau pencerahan. Traveling ini dapat menjadi media belajar, melapangkan hati, dan mengenal betapa maha dahsyatnya kebesaran Allah di hamparan bumi.  “Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya.” (QS.Al-Mulk:15) (halaman 21).

Bisa dibilang Cheria Travel  sudah memiliki nama baik yang tidak diragukan lagi dalam sisi kualitas dan kuantitas. Hal ini bisa kita lihat jelas dan testimoni yang diberikan para wisatawan. 

(Salah satu testimoni wisatawan yang memakai jasa Cheria Travel. Sumber gambar : Laris Manis Bisnis Wisata Halal)


Begitu pula dengan prestasi yang selama ini sudah diraih Cheria Travel. Di antaranya  : 

(Salah satu prestasi Cheria Travel. Sumber gambar : Laris Manis Bisnis Wisata Halal)


Terarik untuk mencoba berwisata melalui Cheria Travel? Atau malah ingin mencoba membuka bisnis yang sama?  Di sini selain kita akan mendapat info perihal wisata, kita juga diajak mengenal bagaimana memulai bisnis  keren ini. Misalnya, apa saja yang diperlukan agar bisnis bisa berjalan lancar? Bagaimana memulainya dan banyak lagi. Insya Allah tidak menyesal karena banyak ilmu yang dipaparkan bisa diambil pembelajaran. 

6 negara ini adalah negara yang bisa menjadi pilihan untuk  wisata halal. Sumber gambar : Laris Manis Bisnis Wisata Halal.




Tertarik dan ingin mencoba?

Dipaparkan dengan gaya bahasa yang lugas dan mudah dipahami, membuat membaca buku ini asyik untuk dinikmati. Ditambah lagi dalam buku ini juga dilampirkan bukti-bukti outentik yang menambah kelebihan.  Apalagi yang lampiran gambar negara yang pernah disambangi dan contoh makanan halal, semakin membuat terpikat untuk mencoba melakukan traveling dan mencoba bisnisnya juga. 


Lebih lengkapnya bisa buka. Hanya saja, saya  di sini saya masih menemukan sedikit salah tulis. Di mana banyak tanda baca yang tidak berada pada tepatnya. 

  • mau ke mana?, asyik = mau ke mana? Asyik (halaman 5).
  • kitapun = kita pun (halaman 5). 
  • pernghargaan  dunia  , tapi = penghargaan dunia, tapi (halaman 20). 
  • rezeki-Nya....."= rezeki-Nya .... (tanda baca kelebihan) (halaman 21). 
  • buat sistem , beriklan = buat sistem, beriklan (halaman 22).
  • Kok bisa?, iya. = Kok bisa, ya? (halaman 22). 


Dan beberapa bagian ada tulisan yang masih terasa loncat-loncat. Dan saya pribadi buku ini kurang panjang biar lebih puas mengenal bagaimana cara bisnis yang baik.  Namun lepas dari kekurangannya buku ini tetap asyik untuk dibaca. 


Srobyong, 26 Januari 2017 

Tulisan  ini diikutkan dalam lomba resensi Buku Laris Manis Bisnis Wisata Halal

No comments:

Post a Comment