Dimuat di Koran Kedaulatan Rakyat, Sabtu 14 Januari 2017
Judul : The Geography
of Genius
Penulis : Eric Weiner
Penerbit : Qanita
Cetakan : Pertama, Juni 2016
Tebal : 576 hlm
ISBN :
978-602-402-024-8
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama,
Jepara.
Sebagian orang mengartikan genius
sebagai ciri orang-orang yang cerdas dan memiliki IQ tinggi. Namun menurut Eric pendapat itu terlalu
sempit dan menyesatkan. Pada kenyataannya banyak yang ber-IQ tinggi yang tak
punya banyak prestasi. Sebaliknya banyak orang dengan kecerdasan rata-rata
melakukan hal-hal besar.
Di sini Eric memiliki definisi
favorit mengenai genius—yaitu seseorang dengan kemampuan untuk
menelurukan ide-ide yang baru, mengejutkan dan bernilai (hal 15). Bermula dari
sana, Eric memiliki pemikiran untuk mencoba mengenal makna lain genius dengan
melihat sudut pandang berbeda, bukan dari cara yang lazim.
Hal ini-lah yang pada akhirnya
membawa Eric menjelajahi berbagai negara di mulai dari Athena sampai Silicon
Valley. Mencari tahu hubungan antara lingkungan, budaya, ide-ide kreatif dan
inovatif, dengan makna genius. Kenapa disebut genius? Apakah karena faktor
lingkungan, gen, atau ada alasan lain? Dan kenapa Yunani dan
beberapa negara lain kerap disebut-sebut segara negara peradapan? Selain tiga
pertanyaan ini masih banyak lagi hal yang menarik dan perlu diungkap.
Perjalanan pertama dibuka dengan
keberangkatan Eric ke Athena, Yunani. Bahwa genius itu sederhana. Lalu
dilanjutkan mengenal setiap jengkal Hangzhou, Cina. Yang mana genius itu bukan
hal yang baru di sana. Dari tahun 969 sampai 1276 SM, saat bangsa Eropa masih
sibuk mencabuti kutu dari rambut, Cina sudah sibuk menciptakan, menemukan,
menulis, melukis dan memperbaiki kondisi umat manusia secara umum (hal 122).
Tidak kalah menarik adalah
perjalannya ke Edinburg, Skotlandia. Di sana dianggap genius itu praktis. Bangsa
Scotlandia berkontribusi besar untuk—dan dalam banyak kasus menciptakan—bidang kimia,
geologi, teknik, ekonomi, sosiologi, filsafat,
puisi dan lukisan. (hal 251).
Selain tiga tempat ini, tentu saja
masih banyak tempat-tempat lain yang disambangi Eric demi menemukan kolerasi
antara lingkungan, budaya, ide-ide
inovatif dengan maksud dari genius. Dipaparkan dengan gaya bahasa lugas, cerdas
namun sesekali humoris, membuat buku ini sangat berwarna dalam rasa.
Membaca buku ini selain kita
memahami makna kegeniusan dalam sudut pandang lain, kita jadi mengenal tentang
peradaban negara-negara maju yang memberi banyak inspirasi dengan berbagai
kemajuan zaman yang pada akhirnya kita nikmati saat ini. Orang genius lebih, bukan kurang,
terhubung dengan lingkungan mereka dibanding kita semua. Mereka melihat hal-hal
yang tak terlihat oleh kita (hal 211).
Dan orang genius lebih banyak memiliki semangat juang dari yang lain.
Srobyong, 6 Januari 2016
No comments:
Post a Comment