Judul buku :
Promises
Penulis :
Kristi Jo
Desain cover :
Orkha Creative
Penerbit :
Gramedia
Pustaka Utama
Cetakan : Pertama, September 2015
Tebal buku :
232 halaman
ISBN : 978-602-03-2000-7
“Orang boleh berubah, waktu boleh bertambah, tapi
ikatan persahabatan nggak harus putus.” (hal. 93)
Novel ini menceritakan
tentang persahabatan antara Joshua, Lana dan Alex
yang sudah dibina sejak kecil. Mereka bisa dibilang seperti permen karet yang
tidak mungkin bisa dipisahkan. Tapi, setiap pertemuan sudah pasti ada
perpisahan. Lana harus meneruskan pendidikannya ke Melbourne, menyusul kakaknya. Joshua sendiri pindah ke Surabaya. Hanya Alex
tetap tinggal di Jakarta.
Hal ini-lah yang kemudian harus mereka terima
karena sudah pasti mereka tidak bisa bersama lagi. Karena akan berpisah, Lana
mengusulkan untuk membuat sebuah kesepatakan. Menulis sebuah harapan yang
nantinya akan dibuka bersama-sama setelah lima tahun. (hal. 11) Meski pada
awalnya Joshua dan Alex tidak terlalu setuju, mereka pada akhirnya tetap
melakukannya.
Namun setelah lima tahun,
ketika mereka kembali bertemu, semua sudah tidak bisa lagi seperti dulu. Lana
berubah menjadi pendiam dan terkesan menjaga jarak dengan Joshua. Alex tidak
bisa dihubungi dan juga sulit diketahui keberadaannya. Bahkan ketika akhirnya
Alex ditemukan, cowok itu sudah tidak seperti Alex yang dulu. Joshua bingung,
tapi dia tidak mau persahabatan mereka putus begitu saja. Karena itu dia mulai
menyelidiki kenapa kedua sahabatnya telah berubah.
Dan siapa sangka potongan
puzzle yang berusaha Joshua susun, menempatkannya pada posisi yang tidak pernah
duga. Dia baru tahu kalau persahabatan mereka telah
berubah menjadi lingkaran cinta segitiga.
Alex mencinta Lana tapi Lana menyukai dirinya. Tidak hanya itu Joshua
juga mendapati kenyataan kalau Alex telah menjadi pecandu narkoba dan mengidap
AIDS. Sedang Lana sempat mengalami pelecehan seksual hingga membuat gadis itu trauma.
Dan dia pun bertanya-tanya
mungkinkah persahabatanya bisa kembali utuh setelah mengetahui apa yang
sebenarnya telah terjadi?
Sebuah novel yang mengajaran
arti sebuah persahabatan dengan segala intrik dan konflik yang harus
diselesaikan. Bahwa setiap orang memang memiliki masalah dan rahasia
sendiri-sendiri. Namun memiliki masalah bukan akhir dari kehidupan, karena
begitula hidup, bahwa orang tidak akan lepas dari masalah.“Nggak selamanya
hidup cuma diisi dengan hal-hal yang baik dan membuat bahagia. Pasti akan ada
masalah. Dan sudah seharusnya harus diingat, kalau di ada hal yang baik dalam
hidup di balik adanya sebuah masalah. Kalau punya masalah, face it! Cari solusi. Kalau
mampu bertahan menghadapi kesulitan apa pun, yakin saja bahwa hidup akan
kembali pada titik yang baik lagi.” (hal. 161)
Selain itu novel ini juga mengajarkan
untuk saling mendukung dan menguatkan, mengajak agar hidup tidak diisi dengan
terjebak pada masa lalu. “Gue nggak bisa memutar ulang waktu dan berada di
sana supaya lo nggak mengalaminya. Tapi gue di sini sekarang buat lo. Yang kita
jalanin adalah masa depan, Lan. bukan masa lalu.” (hal. 164) “Boleh, kok
kita ngelihat ke belakang, sekadar mengintip. Tapi jangan sampai lo menoleh ke
belakang. Apalagi sampai berputar dan kembali ke sana.” (hal. 177) Sahabat
akan selalu ada dalam suka dan duka. Novel ini mengajarkan semua itu.
Ditulis dengan gaya santai
dan mudah dicerna. Covernya pun menarik.
Hanya ada beberapa kesalahan seperti sempat ditemukan ada campuran
sebuah pov, lalu ketidakkonsistenannya dalam panggilan nama dan di akhir bagian
novel ini terasa lambat. Namun, lepas dari
semua itu novel ini recomended untuk dibaca.
Telat banget tahunya kalau naskah resensi ini dimuat di Singgalang. ^_^
Dimuat di Koran Singgalang, Minggu 14 Agustus 2016 |
wahhhh berguna banget ini,... pengen baca novel ini. keren..
ReplyDeletehttp://www.hijabmoderncantik.com/
Terima kasih sudah mampir ^_^
DeleteYa ampun si Alex.
ReplyDeleteAku juga lagi baca2 romance nih, Mba. Tapi kenapa ya susah baper skr mah. Mungkin karena udah emak-emak kali yah. :D
Hhheh Mbak Anggarani ada-ada aja. xiixii.
DeleteBaca romance apa Mba? hehh kepo.
Novel lini teenlit sebenarnya menarik kalau ide ceritanya bisa dibuat unik. Dan di novel ini saya penasaran keunikan tadi. Mengingat usia bukan anak muda lagi, jadi rasanya ide unik sangat penting agar buku ini bisa jadi pilihan.
ReplyDeleteRecent Post: Buku Roma by Pia Devina
Kalau bisa mengolah keunikana ide, memang bisa membuat kisah lebih keren dan berwarna. Tapi ini masuk Young Adult karena usia tokohnya sudah memasuki perkuliahan bukan SMA lagi.
Delete