Judul : Harmoni
Penulis : Heruka
Penyunting : Diara Oso
Penerbit : de Teens
Cetakan : Pertama, April 2016
Halaman : 240 hlm
ISBN : 978-602-296-199-4
Peresensi : Ratnani
Latifah,penikmat buku dan penyuka literasai alumni Universitas Islam Nahdlatul
Ulama Jepara.
Setiap orang sudah pasti memiliki
selera bacaan masing-masing sehingga dalam menyikapinya tidak perlu adanya
penghakiman bahkan penghinaan. Sebagaimana diketahui setiap genre tulisan—baik
sastra atau pop—sudah pasti memiliki pasar masing-masing. Perbedaan yang ada
harusnya disikapi dengan saling menghormati.
Novel ini mengisahkan tentang Rafal
yang maniak sastra dan selalu memandang rendah pada penulis atau bahkan
penikmat buku-buku bergenre pop. Rafal
beranggapan bahwa novel berjenis teenlit dan metropop adalah hal yang
menggelikan. Buku-buku tersebut hanya menjual tema cinta dan drama. Sangat lucu
baginya membaca buku yang isinya hanya mennyajikan sekelumit kisah tanpa
hal-hal baru yang bisa membuatnya berpikir.(hal. 33)
Anggapan ini tentu saja membuat
Paras yang notabene seorang penyuka buku dan juga penulis teenlit marah.
Paras beranggapan Rafal itu terlalu berlebihan dalam menghakimi buku-buku pop
dan mendewakan sastra. Itulah awal
ketidakcocokan mereka.
Ketidakcocokan mereka semakin
memanas ketika keduanya dipertemukan dalam Writing Clinic—latihan kepenulisan
yang digalakkan komunitas Gerakan Menulis yang berkerjasama dengan sebuah
penerbit untuk mendorong bibit-bibit penulis muda agar semakin giat berkarya. Kebetulan
Paras menjadi pembicara sebagai salah satu penulis dengan karya best seller dan Rafal sebagai peserta.
Dalam materi singkatnya Paras
memberikan tanggapan mengenai isu sastra dan pop. “Setiap penulis pasti
memiliki gaya yang berbeda. Dan setiap
buku yang ditulisnya pasti memiliki segmen masing-masing. Kita nggak
bisa membandingkan novel teenlit dengan novel-novel genre sastra karena—tentu
saja—keduanya berada di jalur yang berbeda. (hal. 107) Tanggapan ini pun akhirnya
memicu adu argumen antara Paras dan Rafal.
Namun siapa sangka setelah kegiatan
itu Paras dan Rafal malah menjadi dekat—saling berbagi ilmu dalam
kepenulisan. Ternyata sedikit banyak
Rafal menyadari bahwa selama ini dia terlalu kaku dalam menanggapi sesuatu dan
dia ingin berubah. Perlahan kedekatan itu ternyata membuat Paras simpati dengan Rafal namun sebuah kenyataan
bahwa Rafal sudah memiliki seseorang yang disukai tentu saja membuat Paras
sedih. Entah bagaimana kisah mereka berlanjut. Selain pertanyaan itu masih ada beberapa pertanyaan lain yang
membuat novel ini harus dibaca. Misalnya
tentang bagaimana nasib tulisan yang sedang ditulis Rafal dan revisi novel
Paras yang akan diterbitkan.
Sebuah novel yang recomended
untuk dibaca. Dipaparkan dengan bahasa renyah dan mengalir. Beberapa keselahan yang ada tidak mengurangi
keasyikan dalam membaca. Dari novel ini kita bisa belajar arti saling menghormati dan dalam meraih mimpi itu tidak bisa instan.
Srobyong, 17 Agustus 2016
Dimuat di Kedaulatan Rakyat, Sabtu 3 September 2016 |
wah keren nih reviewnya,.. penasaran pengen baca keseluruhan, hehe
ReplyDeletehttp://www.hijabmoderncantik.com/
Terima ksih sudah berkenan mampir ^_^
Delete