Judul : Celia dan Gelas-Gelas di Kepalanya
Penulis : Lugina W.G. dkk.
Penerbit : Diva Press
Cetakan : Pertama, Mei 2016
Halaman :
256 hlm
ISBN : 978-602-391-147-9
Peresensi : Ratnani
Latifah, Penyuka buku dan penikmat literasi. Alumni Univesitas Islam Nahdlatul
Ulama Jepara.
Kumpulan cerpen Celia dan
Gelas-Gelas di Kepalanya merupakan hasil dari event kepenulisan bertema musik, film dan parfum yang diadakan Diva Press. Memang dalam membuat cerpen musik, film dan
parfum sering sekali menjadi sumber ide yang memarik. Karena dalam kehidupan
sehari-hari ketiga hal tersebut selalu menjadi teman yang menyenangkan. Dan dari tema ini 13 penulis yang naskah cerpennya terpilih mengungkapkan
kejadian sehari-hari dengan cara unik yang tidak biasa.
Dibuka dengan cerpen berjudul
“Wajah-Wajah dalam Kaset Pita” karya Gin
Teguh. Mengisahkan pertemuan tokoh aku
dengan Nima. Kesukaan pada grup musik
dan penyanyi yang sama—Semesta di Bawah
Bulan yang dinyayikan grup Selaras Tiga membuat mereka dekat. Bahkan pergantian
hari, mereka selalu mengatur pertemuan untuk saling berbincang. Namun suatu
hari tokoh aku merasa ketakutan mungkin Nima sudah tidak lagi mengenalinya. (hal.
33)
Kisah lainnya adalah “Lelaki yang
Menyatakan Cinta dengan Menjadi Bayangan” karya Evi Sri Rezeki. Membaca
judulnya sudah tergambar keunikan dari cerpen ini. Cukup panjang tapi memikat. Berkisah
tentang lelaki yang memiliki aroma harum kayu gaharu. Memiliki wajah yang cukup
tampan membuatnya banyak disukai kaum hawa. Namun bagi lelaki itu hanya ada
nama Tiffany yang selalu dipuja. Apapun yang diinginkan gadis itu, segala upaya
akan dilakukan agar Tiffany merasa bahagia.
“Aku akan menjadi bayanganmu. Menciptakan
karya untkmu. Bersamamu selamanya.”
Begitulah yang kira-kira pernah lelaki yang memiliki aroma harum kayu
gaharu. Dan sesuai janjinya, ketika
Tiffany pada akhirnya menikah dengan laki-laki lain, lelaki beraroma kayu
gaharu menjadi bayanganan. Memeluk Tiffany hingga membuat gadis itu penuh
sesak. Lalu ruang pesta yang awalya dipenuhi wangi parfum merek Tiffany, mendadak
aroma seluruh ruangan berubah menjadi aroma kayu gaharu.
Takut itulah yang dirasakan Tiffany,
hingga akhirnya dia membersihkan diri agar bau tubuhnya tak lagi seperti aroma
kayu gaharu. Namun ketika sudah berada di bathtub, aroma itu makin menyengat hidung. Yang pada akhirnya
membuat dirinya memotong hidung agar tak lagi mencium bau itu. Hal serupa
ternyata terjadi pada para undangan yang menghadiri pernikahan Tiffany. Entah
apa yang sebenarnya terjadi di sana. (hal. 75)
Ada pula cerpen berjudul “Celia dan
Gelas-Gelas di Kepalanya karya Lugina W.G. Menceritakan tentang Celia yang sangat menyukai film ‘Alice in
Wonderland’ Alice memiliki kucing bernama Dinah dan Alice memiliki kucing
bernama Puffin. Bahkan saking sukanya Alice berkali-kali mencoba memakaikan
mahkota dari kelopak mawar pada Puffin meniru mahkota bungan daisy milik
Dinah.
Namun tiba-tiba, Celia berubah, di
kepala kini dipenuhi gelas-gelas pecah. Dan dia mengira Puffin adalah biang
masalah tersebut. Celia benci melihat pecahan gelas berhamburan akibat ulah
Puffin. Saking marahnya, Celia sekarang malah kerap menyiksa Puffin. Hal ini
tentu saja membuat Maria—ibunya khawatir dan mengganti Puffin dengan boneka.
Terlalu sering mendengar gelas pecah
di kepalanya, lambat lain membuat Celia depresi. Dia marah dan menyalahkan
Puffin. Padahala sejatinya itu
suara-suara itu berasal dari kenyatan lain yang tidak ingin Celia akui.
(hal. 103)
Cerpen-cerpen yang termaktub dalam
buku ini menyajikan cerita-cerita yang sejatinya kerap terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Namun diramu dengan sudut pandang lain hingga terkesan berbeda. Keunggulan dalam buku ini adalah, tentang
bagaimana para penulis yang mampu membuat judul dan mebukaan cerpen yang
memikat. Sehingga pembaca tidak ingin lepas sebelum menamatkan. Kepiawaian
dalam mengeksekusi cerita juga menjadi tambahan poin pada buku ini. Pun dengan kejutan pada ending cerita.
Membaca cerpen-cerpen pilihan ini, pada
salah satu cerpen mengingatkan bahwa hubungan orangtua itu bisa mempengaruhi
psikologi anak. Apakah membuat anak menjadi pribadi yang baik atau sebaliknya.
Sebuah buku yang patut dibaca bagi penikmat cerpen dan ingin belajar membuat
cerpen dengan baik. Beberapa bagian monotn dalam beberapa kisah, tidak
mengurangi keasyikan dalam membaca.
Srobyong, 29 Juni 2016
Dimuat di Kabar Madura, Kamis 8 September 2016 |
Plot Twistnya kayake bagus itu yahh mbakk... hhee
ReplyDeleteIya, aku suka judul dan pembukaan cerpennya keren ^_^
ReplyDeleteSering liat di tobuk dan ragu beli apa nggak.
ReplyDeleteYah, kadang memang gitu Mbak. Wajar, kan belum tahu isinya. Biasanya dilihat dari cover, sinopsis menarik baru mau beli.
DeleteIni keunikan cerpen yang bagus; memikat dengan membahas yang biasa tapi dengan cara yang istimewa. Ah, rasanya perlu juga membeli buku ini.
ReplyDeleteRecent Post: Wishful Wednesday: Ratu Selja dan Gerda
Monggo, Mas. suka pembukaan cerpen dan judul-judulnya yang unik.
DeleteTerima kasih ya apresiasinya :)
ReplyDeleteSama-sama Mbak Evi. ^_^
Delete