Friday, 1 July 2016

[Cerpen] Perempuan yang Membenci Pagi

Cerpen ini  dimuat di Flores Sastra, 1 Juli 2016 juga menjadi juara pertama dalam lomba menulis cerpen yang diadakan Mbak Ajeng Mahari "EventCerpenAnimus tahun 2015 lalu dengan tema “Danau, Kebencian dan Pengorbanan Cinta” di mana tiga kata itu merupakan  ciri khas dari novel Animus Karya Mbak Ajeng Maharani.

Kazuhana El Ratna Mida*

Saya selalu membenci pagi. Pagi bagi saya adalah sebuah bencana. Saya akan ditinggalkan. Saya akan kesepian. Ah, sungguh pagi membuat saya ingin gila. Saya ingin melenyapkan pagi, agar saya dan dia bisa terus berada di malam hari yang membuat saya bisa tertawa renyah. Memuja kebahagiaan. Yah, saya sangat bahagia jika di dunia ini hanya ada malam yang paling perkasa. Untuk apa ada pagi, jika setiap jam yang dilewati hanyalah akan menguras energi. Bekerja banting tulang. Ah, itu sungguh menyebalkan. Sungguh berbeda dengan malam. Ketika malam datang ..., saya akan dipuja, dimanja dengan tumpah ruah. Malam hari saya adalah ratu yang paling berkuasa. Sedang di pagi hari ..., saya dilupakan, saya benci jika tidak diperhatikan. Padahal jika malam dia selalu merapatkan tubuh  pada saya. Membelai saya, mengajak bercumbu dengan napas memburu.  Baiklah mungkin saya perlu mengambil matahari agar pagi tidak akan datang. Selamanya. Agar dia tetap bersama saya karena pagi sudah tidak akan lagi menganggu.

~*~

           

Cerpen ini bisa juga dibaca di Perempuan yang Membenci Pagi


Masukan untuk memperbaiki menulis lebih baik lagi. 


No comments:

Post a Comment