Judul : Mendayung Impian Menuju
Samudera Bahagia
Penulis : Wahyu Wibowo & Ales
Nurdiansyah
Penerbit : Pustaka Senja
Cetakan : Pertama, April 2016
Halaman : xii + 172
ISBN : 978-602-7731-55-4
Peresensi
: Ratnani Latifah, penikmat buku
dan penyuka literasi. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara.
Bisa melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi sudah pasti menjadi impian bagi para siswa tingkat
akhir di SMA atau MA. Menyendang gelar sebagai mahasiswa merupakan kebanggan
tersendiri. Karena dengan menyandang gelar itu, menandakan bahwa mereka telah
memasuki fase baru yang lebih tinggi. Khususnya dalam menuju impian yang
diinginkan.
Namun disadari, untuk mendapat gelar
mahasiswa itu tidak akan mudah jika tidak memiliki keuangan yang cukup.
Mengingat biaya masuk ke perguruan tinggi memang sangat mahal. Tapi apakah hanya karena kekurangan itu kita
harus berhenti bermimpi?
Buku ini mencoba membahas tentang
suka dan duka dalam proses menjadi mahasiswa
serta bagiaman menjemput kebahagiaan. Serta tips dan trik yang bisa dipelajari
agar bisa menjadi mahasiswa, meski kekurangan biaya. Bahwa sejatinya dalam meraih impian, akan
selalu ada jalan bagi mereka yang mau berusaha keras dan tidak mudah menyerah.
Sebagaimana yang dipaparkan dalam
sosok kehidupan Alan. Dia menyadari bahwa untuk mewujudkan mimpinya itu tidak
mudah. Namun dia tidak pernah menyerah. Dengan penuh kejujuran dia mengatakan
tentang ketidakmampuannya dalam membayar uang masuk perkuliahan yang berjumlah
empat juta. Dia ingin diberi keringanan dan berjanji akan membayarnya
kekurangan itu setiap bulan. (hal. 36)
Atau sebagaimana bisa dilihat dari
perjuangan yang dilakukan Farhan. Demi bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi, dia rela makan dengan nasi kecap, demi menghemat uang saku dan tetap
bisa melanjutkan pendidikan, tanpa memberatkan kedua orangtuanya. (hal.
53) Sebuah kenyataan bahwa ketika menjadi mahasiswa tidak pernah luput
dari kata “kekurangan” (hal. 69)
Padahal banyak sebagian masyarakat
menganggap menjadi mahasiswa itu pasti enak dan mengasyikkan. Benar tentu saja,
ada bagian-bagian yang terlihat seperti itu. Tapi tentu saja sebagaimana warna
putih dan hitam, kehidupan mahasiswa pun ada suka dan dukanya.
Inilah tantangan bagi mahasiswa itu
sendiri. Ketika pendidikan yang menjadi poin utama, biasanya mereka akan sigap
dengan segala siatuasi dan kondisi. Semua demi mimpi dan cita-cita. Ketika
masalah uang menjadi penghalang, mereka akan berjuang mencari solusi. Seperti
mencoba menjadi guru private, penulis lepas dan memburu beasiswa. Tak hanya sekadar menjadi mahasiswa saja,
tapi selalu tanggap dengan segala kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih
baik. Salah satunya berani bermimpi besar dan berani unjuk kreativitas.
Sebuah buku yang sangat sarat makna dan memotivasi.
Mengingatkan bahwa selalu ada jalan dalam meraih mimpi. Bahwa yang perlu dicatat, ketika ingin
mencapai mimpi jangan pernah mudah putus asa saat kesulitan datang menghadang.
Karena akan selalu ada jalan bagi mereka yang mau berjuang dan berusaha serta
selalu berpikir positif.
Keunikan buku ini adalah ditulis
secara kolaborasi, tapi memiliki gaya bahasa yang sangat mirip. Dua penulis
buku ini sangat lihai dalam bermain kata.
Serta banyak sekali quote-quote inspiratif juga kisah membangun dari dua
tokoh yang dipaparkan.
Hanya saja masih ditemukan beberapa
typo yang berseliweran dalam buku dan gaya bahasa agak puitis. Memang jika
dibaca para penulis yang menyukai puisi akan sangat mudah memahami dan bisa
menikmati. Tapi mungkin akan sedikit membingungkan jika itu dibaca oleh kalangan
lain yang bukan penikmat puisi. Padahal dalam menulis buku motivasi sebaiknya
memakai kalimat yang aktif dan efektif, mudah dipahami dan tidak berbelit-belit. Sehingga
poin-poin yang ingin disampaikan bisa langsung ditangkap.
Lepas dari itu semua, buku ini
sangatlah patut dibaca untuk semua kalangan agar bisa mengambil banyak
pembelajaran positif yang dimuat dalam buku ini. Tentang bagaimana menjadi pribadi yang selalu
berjuang demi sebuah impian dan meraih kebahagiaan. Bahwa dalam setiap kemuan selalu ada jalan.
Apalagi untuk mereka yang mau berpikir positif dan terus berjuang. Sebagaimana yang tertuang dalam quote ini, “Mencoba
untuk berhenti berusaha sama halnya menanam kemeranaan hidup. Gagal satu, coba
yang lain, begitu seterusnya.” (hal. 137)
Srobyong, 21 Mei 2016
Kebaca juga akhirnya. Ada typo. Tuh keungan. Keuangan mungkin. Hihihi. Congrats! Simple dan mudah dimengerti.
ReplyDeleteWaduh, masih ketinggal typo. :3 Siap buat edit Mbak Kayla. Makasih sudah mampir ^^.
DeleteDan aku salah satu org yg takut gagal sblm mencoba
ReplyDeleteEh, jangan gitu Jiah, Yuk damai dengan diri sendiri dan jangan takut gagal. Coab terus sampai bisa. Semangat. ^_^. Btw makasih, sudah mampir ^_^
Delete