Wednesday, 20 July 2016

[Resensi] Menghadapi Kegalauan dengan Cara Cerdas dan Bijak


Judul               : Galau Secukupnya Move On Secepatnya
Penulis             : Ali Abdullah
Editor              : Endang Suryana
Penerbit           : Tinta Medina, Creative Imprint of Tiga Serangkai
Cetakan           : Pertama, Oktober 2015
Halaman          : x + 230 hlm
ISBN               : 978-602-0894-08-9
Peresensi         : Ratnani Latifah, penikmat dan penyuka literasi, alumni Universitas Islam Nadlatul Ulama Jepara

Dalam menjalani kehidupan, sesekali meresakan kegelisahan atau yang saat ini lebih dikenal galau itu sangat wajar.  Hidup memang akan selalu ada masalah yang datang silih berganti. Namun seyogyanya, perasaan gelisah atau galau  itu tidak seharusnya  dibiarkan secara berlebihan. Namun perlu dihadapi dengan cara cerdas dan bijak. Menjadikan permasalahan yang ada itu sebagai renungan, bukan malah menjadi tekanan.
Cobaan yang datang itu sejatinya menunjukkan nikmat. Bahwa setelah ada cobaan pasti akan ada hikmah yang bisa dipetik. Allah memberikan cobaan sesuai dengan kemampuan hamba-Nya.  

Galau sendiri  adalah suatu keadaan  hati yang tertekan, keadaan pikiran yang ruwet dan kacau. (hal. 14) Alasan seseorang merasa galau itu pun  bermacam-macam. Ada yang terjadi karena cinta, sulit mendapat rezeki atau karena berbagai masalah hidup lainnya.  Namun harus disadari bahwa galau berkepanjangan itu pun tidak baik. Karena bisa mengakibatkan hati resah dan pikiran kacau. Merasa depresi hingga mempunyai keinginan untuk bunuh diri. Karena itu kita perlu  cara cerdas dan bijak agar terhindar dari kegalauan.

Dimuat di Singgalang, Minggu 17 Juli 2016

Pertama, memulai dengan membuka jalan keluar. Masalah itu seperti rumah yang memiliki banyak pintu. Jadi ketika satu pintu tidak bisa dibukan untuk keluar, maka kita harus mencari pintu yang lain yang terbuka.  Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.  Lalu Mengingat Allah.  Jika di setiap kesempatan selalu mengingat Allah, maka seberapa pun berat cobaan yang menerpa, maka  bisa segera menyadari bahwa sejatinya setiap cobaan itu sebagai pengingat dan jalan untuk kembali dekat pada Tuhan.  Hanya pada Allah seorang hamba meminta dan bersandar.  Allah selalu bersama orang-orang yang bersabar dan melapangkan hati.

Tidak lupa selalu bertanggung jawab terhadap hidup. Dalam menjalani kehidupan memang akan selalu ada aral melintang yang harus dihadapi. Seperti halnya masalah kegaulan. Manusia hidup tidak mungkin tidak mengamali galau. Tidak  mungkin seseorang akan bahagia selamanya.  Begitulah hidup akan terus berputar. Dari senang menjadi susah dari galau dan berganti move on. Karena setiap hal selalu memiliki pasangan.

Dalam menghadapi kegaulaun kita tidak boleh putus asa, tapi  mengganggap cobaan itu sebagai  rahmat Allah.  Karena rahmat Allah itu menjadi kunci kebahagiaan dan keselamatan manusia. (hal. 141)  Jika kita berani untuk bermimpi maka kita juga harus berani memperjuangkan mimpi tersebut hingga menjadi sebuah kenyataan. Jika kita berani untuk bercita-cita maka kita harus berani mencapainya. (hal. 160) Sama halnya jika kita berani hidup maka kita harus tanggung jawab dengan segala hal yang akan terjadi. Jika kita galau maka harus segera move on.

Kita juga harus mau bersabar.  Dalam menghadapi berbagai masalah selalu bersikap sabar memang selalu dianjurkan. Karena dengan sabar akan membuat diri menjadi tegar dan tidak mudah menyerah.  Orang sabar itu berani, sedangkan orang yang tidak sabar itu penakut dan pengecut. (hal. 179)

Dan selalu berprasangka baik.  Memiliki prasangka yang baik akan membuat jiwa selalu positif dan mudah untuk move on.  Dan keenam adalah selalu bersyukur. Jika dalam setiap masalah mau bersyukur, maka hal itu akan membuat perasaan lebih tenang. Karena sesungguhnya Allah memang telah memberi banyak sekali kebaikan dari pada kesedihan. Bersyukur kepada Allah merupakan sebuah amal yang mengejawantahkan keyakinan akan keberadaan dzat Yang Mahakuas. (hal. 220)

Sebuah buku yang patut dibaca dan diamalkan. Agar ketika galau menyapa bisa menghadapi dengan cara elegan dan tidak terjebak pada kegelisahan yang panjang.  Dipaparkan dengan bahasa yang renyah dan tidak menggurui. Ulasannya sangat lengkap dan sarat makna, hanya saja ada beberapa pengulan dalam penjelasan disetiap bab. Namun lepas dari itu buku ini tetap asyik dinikmati.  

Srobyong, 2016

Dimuat di Singgalang, Minggu 17 Juli 2016


No comments:

Post a Comment