Judul :
Tambora : Ketika Bumi Meledak 1815
Penulis :
Agus Sumbogo
Penerbit :
Exchange
Cetakan :
Cetakan 1 Juli 2015
Tebal : 347 halaman
Harga :
Rp. 65.000
ISBN :
978-602-72024-8-1
Tambora ..., sebagian orang pasti tidak asing dengan kata ini. Sebuah nama
gunung yang terletak di Nusa Tenggara Barat. Dimana Tambora memiliki sejara
panjang yang selalu diingat dengan kedasyatannya. Karena efek fenomena alam itu
tidak hanya mempengaruhi Negara Indonesia tapi penjuru dunia. melenyapkan tiga Kesultanan yaitu Kesultana
Tambora, Kesultanan Sanggar dan kesultanan Pekat. Bahkan Pasukan kavaleri
Napoleon dari Prancis pun menjadi takluk atas Inggris dan Prusia. Musim dunia
berubah. Di Amerika Utara banyak petani yang ingin bunuh diri karena gagal
panen. Sebagian penduduk dunia mengalamai krisis sosial dan paceklik panjang.
Dan di Eropa musim salju berlangsung berkepanjangan sehingga mereka menyebut
masa itu the year without summer.
Novel ini berkisah tentang penemuan Lesly, seorang mahasiswa arkelog dari
Universitas Rhode Island—Amerika, yang akan membawa mereka ke Indonesia. Semua
bermula dari rasa penasaran yang dimiliki Lesly pada kesibukan ayahnya,
Profesor Thomas yang selalu mengurung diri di
museum pribadinya. Setiap ayahnya di sana Lesly melihat keanehan yang
terjadi. Lesly pun diam-diam menyusup
dan seperti dugaannya di sana dia menemukan benda yang sangat hebat. Benda yang
mungkin memilki nilai jual tinggi juga nilah sejarah yang tidak ada
tandingannya. Benda itu adalah kopiah emas dan tenggkorak kepala manusia.
Ajaibnya benda itu ketika dia memasangkan kopiah emas pada tengkorang
kepala manusia, ternyata menimbukkan efek yang luar biasa. Sebuah cahaya putih
kekuning-kuningan, berputar-putra dan membesar.
Dan dalam pusaran cahaya itu muncul samar-sama sosok wajah misterius
yang menatao Lesly dan berbicara, “Kembalikan
barang itu kepada yang berhak! Kembalikan!” (halaman 18) “Nanti kamu
akan mendapat imbalan. Sebuah rahasia nanti akan kamu ketahui. Rahasia di balik
meletusnya Tambora yang sudah terpendam selama hampir dua ratus tahun lamanya.”
(halaman 27)
Tahun 2004 Lesly tahu ayahnya pernah
ikut ekspedisi penggalian tiga kesultanan yang terkubur oleh abu dan Lahar
Tambora. Namun, proyek itu berhenti di tengah jalan. Siapa sangka dari
ekspedisi itu ayahnya menyimpan benda langka. Lesly yakin, tengkorang kepala
manusia dan kopiah emas itu ada hubungannya
dengan letusan Tambora 1815 silam. Bersama seorang teman yang bernama
Jeff, Lesly pun meminta izin pada profesor Thomas untuk mengembalikan
peninggalan itu. Yang ternyata
bertepatan dengan peringata dua abad meletusnya Tambora tanggal 10 dan 11 April
2015.
Perjalanan pun dimulai. Pada langkah awal mereka pergi ke Bali untuk
bertemu Pak Made, sahabat Profesor Thomas. Di sana Lesly dan Jeff selain bisa
menikmati keindahan Bali juga bertemu dengan dengan Wayan dan Uma yang akan
mendampingi mereka untuk menyelesaikan misi pengembalian peninggalan itu. Atau bisa dibilang sebagai misi penggalian
misteri begitulah yang dikatakan Lesly. (halaman 55)
Setelah istirahat beberapa hari di Bali, Lesly, Jeff, Uma dan wayan pun
memulai perjalanan mereka. Tapi siapa sangka dalam perjalanan dari Bali, mobil
yang mereka naiki mogok, cuaca mendadak gelap dan hujan deras muncul. Mereka
pun terjebak tidak bisa melanjutkan jalan. (halaman 83)
Namun sebuah cahaya dan suara dari oraang sakti yang sering Lesly dengar
menuntun mereka pada sebuah pintu gerbang besar berwarna putih tanpa dinding.
(halaman 85) orang sakti itu menyuruh mereka masuk. Dimulai dari sana letusaan
Tambora akan terkuak. Mereka berempat terlempar ke zaman silam yang akan
memperlihatkan tentang sejarah masa lalu yang tidak terduga. Tentang
penderitaan rakyat Sumbawa, kekejaman
Belanda, dan perang saudara yang terlihat nyata. Belanda melakukan siasat adu
domba untuk memecah kekerabatan Kesultana Sanggar, Kesultaan Tambora dan
Kesultanan Pekat. Ada juga proses
penyebaran Islam dengan adanya seorang Syekh yang dihormati.
Uma, Lesly, Jeff dan Wayan hanya bisa merasa kasihan dan sedih melihat
keadaan itu. namun, sayangnya mereka tidak bisa menolong. Mereka hanya bisa
melihat kilasan masa lalu sebab terjadinya ledakan Tambora. Perjalanan masih
panjang, mereka terus menyusri setiap
potongan-potongan kejadian untuk menemukan sejarah paling spketakuler.
Keberhasilan perjalanan mereka dalam
menguak semua sejarah penting masa lalu di Tambora ..., selengkapnya bisa
dibaca di sini.
Novel ini selain berisikan sejarah yang luar biasa, juga banyak memberikan
banyak sekali ilmu. Baik ilmu jiwa juga
pengetahuan lainnya. Sebagiamana dipetik melalui sikap tokoh di novel ini.
Seperti yang diucapkan Wayan, “Di saat kita mengalami kesulitan dan sudah
tidak bisa berharap pada pertolongan manusia, saat itulah kita memerlukan
Tuhan. Kita mohon pertunjuk dengan
berdoa sesuaai dengan keyakinan kita masing-masing. Kalau Tuhan berkenan, saat
itu-lah kita akan ditolong-Nya. ....” ucapan ini mengajarkan untuk saling
menghargai antara umat beragama. Juga rasaa pasrah pada Allah. (halaman 99) Atau tentang sikap peduli dan
tenggang rasa.
Ada juga kutipan ucapan Uma yang bisa dijadikan teladan. Bahwa ilmu
sangatlah penting untuk dipelajari di mana pun dan sampai kapanpun. Tapi aku
harus terus mencari sebab waktu adalah guru dan alam adalah ilmu, sedang aku
adalaah murid (halaman 153) juga
sebuah kata yang disebut orang sakti “ Alam Ayat Allah” yang perlu
dikaji. Recomenden untuk dibaca untuk membuka wawasan sejarah, ilmu spiritual.
Selain sejarah novel ini dibumbui kisah romantis dan pemandangan indah di
Indoneisa. Selamat membaca.
Srobyong, 22 September 2015.
[Ratnani Latifah, Jepara]
[Ratnani Latifah, Jepara]
Yeahh jadi.komentator pertama nih mbak...
ReplyDeleteKeripik pedasnya. Ada beberapa typo yg bertebaran mbk. Apalagi pas di bagian awal pembuka tadi heee
Aku kok kurang sreg ya mbak. Yg kata penjuru dunia itu. Kan lebih enak ditambahi. Seluruh pnjuru dunia gitu yq mbak. Heee
Keripik manisnyaaa
Selamat ya mbak tantik untuuk dimuat resensinya...
Cie cie cieee... heee ^_^
Yeahh jadi.komentator pertama nih mbak...
ReplyDeleteKeripik pedasnya. Ada beberapa typo yg bertebaran mbk. Apalagi pas di bagian awal pembuka tadi heee
Aku kok kurang sreg ya mbak. Yg kata penjuru dunia itu. Kan lebih enak ditambahi. Seluruh pnjuru dunia gitu yq mbak. Heee
Keripik manisnyaaa
Selamat ya mbak tantik untuuk dimuat resensinya...
Cie cie cieee... heee ^_^
Terima kasih atas kripik pedas dan manisnya Rohma. Harus lebih giat untuk belajar nih ^_^
ReplyDeleteTambah keren. Aku iriiii
ReplyDeleteMasih belajar Mbak, ayo kirim juga resensi Mbak Kayla ^_^ sampeyan pasti bisa ^_^
ReplyDelete