Tuesday, 29 September 2015

[Resensi] Menguak Rahasia Tragedi Tambora




Judul               : Tambora : Ketika Bumi Meledak 1815
Penulis             : Agus Sumbogo
Penerbit           : Exchange
Cetakan           : Cetakan 1 Juli 2015
Tebal               :  347 halaman
Harga              : Rp. 65.000
ISBN               : 978-602-72024-8-1

Tambora ..., sebagian orang pasti tidak asing dengan kata ini. Sebuah nama gunung yang terletak di Nusa Tenggara Barat. Dimana Tambora memiliki sejara panjang yang selalu diingat dengan kedasyatannya. Karena efek fenomena alam itu tidak hanya mempengaruhi Negara Indonesia tapi penjuru dunia. melenyapkan tiga Kesultanan yaitu Kesultana Tambora, Kesultanan Sanggar dan kesultanan Pekat. Bahkan Pasukan kavaleri Napoleon dari Prancis pun menjadi takluk atas Inggris dan Prusia. Musim dunia berubah. Di Amerika Utara banyak petani yang ingin bunuh diri karena gagal panen. Sebagian penduduk dunia mengalamai krisis sosial dan paceklik panjang. Dan di Eropa musim salju berlangsung berkepanjangan sehingga mereka menyebut masa itu the year without summer.

Novel ini berkisah tentang penemuan Lesly, seorang mahasiswa arkelog dari Universitas Rhode Island—Amerika, yang akan membawa mereka ke Indonesia. Semua bermula dari rasa penasaran yang dimiliki Lesly pada kesibukan ayahnya, Profesor Thomas yang selalu mengurung diri di  museum pribadinya. Setiap ayahnya di sana Lesly melihat keanehan yang terjadi.  Lesly pun diam-diam menyusup dan seperti dugaannya di sana dia menemukan benda yang sangat hebat. Benda yang mungkin memilki nilai jual tinggi juga nilah sejarah yang tidak ada tandingannya. Benda itu adalah kopiah emas dan tenggkorak kepala manusia.

Ajaibnya benda itu ketika dia memasangkan kopiah emas pada tengkorang kepala manusia, ternyata menimbukkan efek yang luar biasa. Sebuah cahaya putih kekuning-kuningan, berputar-putra dan membesar.  Dan dalam pusaran cahaya itu muncul samar-sama sosok wajah misterius yang menatao Lesly  dan berbicara, “Kembalikan barang itu kepada yang berhak! Kembalikan!” (halaman 18) “Nanti kamu akan mendapat imbalan. Sebuah rahasia nanti akan kamu ketahui. Rahasia di balik meletusnya Tambora yang sudah terpendam selama hampir dua ratus tahun lamanya.” (halaman 27)

Tahun 2004 Lesly tahu ayahnya  pernah ikut ekspedisi penggalian tiga kesultanan yang terkubur oleh abu dan Lahar Tambora. Namun, proyek itu berhenti di tengah jalan. Siapa sangka dari ekspedisi itu ayahnya menyimpan benda langka. Lesly yakin, tengkorang kepala manusia dan kopiah emas itu ada hubungannya  dengan letusan Tambora 1815 silam. Bersama seorang teman yang bernama Jeff, Lesly pun meminta izin pada profesor Thomas untuk mengembalikan peninggalan itu.  Yang ternyata bertepatan dengan peringata dua abad meletusnya Tambora tanggal 10 dan 11 April 2015.

Perjalanan pun dimulai. Pada langkah awal mereka pergi ke Bali untuk bertemu Pak Made, sahabat Profesor Thomas. Di sana Lesly dan Jeff selain bisa menikmati keindahan Bali juga bertemu dengan dengan Wayan dan Uma yang akan mendampingi mereka untuk menyelesaikan misi pengembalian peninggalan itu.  Atau bisa dibilang sebagai misi penggalian misteri begitulah yang dikatakan Lesly. (halaman 55)

Setelah istirahat beberapa hari di Bali, Lesly, Jeff, Uma dan wayan pun memulai perjalanan mereka. Tapi siapa sangka dalam perjalanan dari Bali, mobil yang mereka naiki mogok, cuaca mendadak gelap dan hujan deras muncul. Mereka pun terjebak tidak bisa melanjutkan jalan. (halaman 83)

Namun sebuah cahaya dan suara dari oraang sakti yang sering Lesly dengar menuntun mereka pada sebuah pintu gerbang besar berwarna putih tanpa dinding. (halaman 85) orang sakti itu menyuruh mereka masuk. Dimulai dari sana letusaan Tambora akan terkuak. Mereka berempat terlempar ke zaman silam yang akan memperlihatkan tentang sejarah masa lalu yang tidak terduga. Tentang penderitaan rakyat Sumbawa,  kekejaman Belanda, dan perang saudara yang terlihat nyata. Belanda melakukan siasat adu domba untuk memecah kekerabatan Kesultana Sanggar, Kesultaan Tambora dan Kesultanan Pekat.  Ada juga proses penyebaran Islam dengan adanya seorang Syekh yang dihormati.

Uma, Lesly, Jeff dan Wayan hanya bisa merasa kasihan dan sedih melihat keadaan itu. namun, sayangnya mereka tidak bisa menolong. Mereka hanya bisa melihat kilasan masa lalu sebab terjadinya ledakan Tambora. Perjalanan masih panjang, mereka terus menyusri setiap  potongan-potongan kejadian untuk menemukan sejarah paling spketakuler. Keberhasilan perjalanan mereka  dalam menguak semua sejarah penting masa lalu di Tambora ..., selengkapnya bisa dibaca di sini.
Novel ini selain berisikan sejarah yang luar biasa, juga banyak memberikan banyak  sekali ilmu. Baik ilmu jiwa juga pengetahuan lainnya. Sebagiamana dipetik melalui sikap tokoh di novel ini. Seperti yang diucapkan Wayan, “Di saat kita mengalami kesulitan dan sudah tidak bisa berharap pada pertolongan manusia, saat itulah kita memerlukan Tuhan.  Kita mohon pertunjuk dengan berdoa sesuaai dengan keyakinan kita masing-masing. Kalau Tuhan berkenan, saat itu-lah kita akan ditolong-Nya. ....” ucapan ini mengajarkan untuk saling menghargai antara umat beragama. Juga rasaa pasrah pada Allah.  (halaman 99) Atau tentang sikap peduli dan tenggang rasa.

Ada juga kutipan ucapan Uma yang bisa dijadikan teladan. Bahwa ilmu sangatlah penting untuk dipelajari di mana pun dan sampai kapanpun. Tapi aku harus terus mencari sebab waktu adalah guru dan alam adalah ilmu, sedang aku adalaah murid (halaman 153)  juga sebuah kata yang disebut orang sakti “ Alam Ayat Allah” yang perlu dikaji. Recomenden untuk dibaca untuk membuka wawasan sejarah, ilmu spiritual. Selain sejarah novel ini dibumbui kisah romantis dan pemandangan indah di Indoneisa.  Selamat membaca.

Srobyong, 22 September 2015.

[Ratnani Latifah, Jepara] 

 [Dimuat di Radar Sampit, Edisi; Minggu, 27 September 2015]

                                






5 comments:

  1. Yeahh jadi.komentator pertama nih mbak...
    Keripik pedasnya. Ada beberapa typo yg bertebaran mbk. Apalagi pas di bagian awal pembuka tadi heee

    Aku kok kurang sreg ya mbak. Yg kata penjuru dunia itu. Kan lebih enak ditambahi. Seluruh pnjuru dunia gitu yq mbak. Heee

    Keripik manisnyaaa
    Selamat ya mbak tantik untuuk dimuat resensinya...
    Cie cie cieee... heee ^_^

    ReplyDelete
  2. Yeahh jadi.komentator pertama nih mbak...
    Keripik pedasnya. Ada beberapa typo yg bertebaran mbk. Apalagi pas di bagian awal pembuka tadi heee

    Aku kok kurang sreg ya mbak. Yg kata penjuru dunia itu. Kan lebih enak ditambahi. Seluruh pnjuru dunia gitu yq mbak. Heee

    Keripik manisnyaaa
    Selamat ya mbak tantik untuuk dimuat resensinya...
    Cie cie cieee... heee ^_^

    ReplyDelete
  3. Terima kasih atas kripik pedas dan manisnya Rohma. Harus lebih giat untuk belajar nih ^_^

    ReplyDelete
  4. Masih belajar Mbak, ayo kirim juga resensi Mbak Kayla ^_^ sampeyan pasti bisa ^_^

    ReplyDelete